BAGIAN AWAL TUGAS
AKHIR
(Front matter)
Sampai sekarang belum ada penyeragaman formatproposal penelitian. Kesulitan menyusun Format proposal penelitian dalam bentuk
yang seragam ini menurut Widodo (2004: 5), disebabkan masing-masing perguruan
tinggi mempunyai kekhasan sendiri. Bahkan fakultas-fakultas di satu universitas
memilikin format proposal penelitian yang berbeda. Perbedaan itu terutama
disebabkan atau terkait dengan kekhasan masing-masing disiplin ilmu.
Oleh sebab itu, tidak perlu bingung dengan variasi format
penelitian tersebut. Kita dapat memilih salah satu format yang paling sesuai
atau berdekatan dengan format proposal yang terdapat dalam pedoman yang
dikeluarkan oleh perguruan tinggi (Fakultas Teknik Sipil). Contoh dari ketidak
seragaman berbagai penulisan antara lain, seperti uraian berikut ini.
A.
Judul
Tugas Akhir
Judul adalah bagian yang sangat penting dan
mengungkapkan abtraksi tertinggi dari suatu Tugas akhir. Menurut (Day dalam Abdullah, 2004: 17), judul yang
baik adalah yang menggunakan kata-kata sedikit mungkin tetapi cukup menjelaskan
isi Tugas Akhir. Judul tidak boleh terlalu pendek hingga menyebabkan pembaca
bingung. Sebagai contoh, “PengaruhPemakaian Mutu Terhadap Efisiensi Biaya Gedung” adalah judul yang sangat
tidak membantu pembaca. Apakah studi yang dilakukan penulis adalah pengaruh
mutu beton, baja, kayu atau bambu, dan terhadap efisiensi biaya komponen
struktur serta gedung apa, tidak terungkap dengan jelas pada judul tersebut.
Judul tidak perlu
dipikirkan pada fase awal persiapan penelitian, “yang temukan dulu masalahnya. Soal judul, bisa
menyusul”. Oleh sebab itu, sebelum mengajukan proposal penelitian , mahasiswa
diminta lebih dulu mengajukan beberapa “topik” penelitian untuk mendapat
persetujuan dari otorita fakultas.
Ihwal judul,
seperti juga pada kasus format proposal penelitian, tidak ada keseragaman.
Suatu penelitian dengan masalah atau fokus yang sama bias menghasilkan judul
yang berbeda-beda. Misalnya, penelitian tentang pengaruh mutu beton terhadap
efisiensi biaya komponen struktur bangunan gedung (Ardiansyah, 2005), dapat
diformasikan kedalam lima judul, sebagai berikut ini.
a.
Pengaruh
pemakaian mutu beton terhadap efisiensi biaya komponen struktur bangunan
gedung.
b.
Analisis
efisiensi biaya komponen struktur gedung terhadap pengaruh pemakaian mutu
beton.
c.
Peranan
pemakaian mutu beton dalam mencapai efisiensi biaya komponen struktur gedung.
d.
Analisis
efisiensi biaya komponen struktur bangunan gedung ditinjau dari perspektif pemakaian
mutu beton.
e.
Analisis
efisiensi biaya komponen struktur gedung (Studi korelasi antara pemakaian mutu
beton dengan efisien biaya)
Jadi kemungkinan
variasi judul untuk satu fokus yang penelitian bisa bermacam-macam, tergantung
selera yang membuat dan style masing-masing perguruan tinggi. Yang
penting, dalam mengformulasikan judul penelitian, harus tetap konsisten dengan
fokus (isi), selaras dan mengwakili isi penelitian.
Judul harus representasi dari isi. Jadi harus sesuai dengan isi (Widodo, 2004:8).
B.
Latar
Belakang
Jika sudah
menentukan masalah, langkah berikutnya adalah menggali latar belakang dari
masalah yang akan diteliti. Latar belakang bicara soal munculnya masalah. Oleh
karena itu, penyajian latar belakang masalah harus dimulai dari masalah yang
akan diteliti, kemudian disusul sejumlah faktor atau veriabel yang memiliki
probabilitas menyebabkan munculnya masalah. Sebagai introduction atau prolog
pada umumnya diutarakan dahulu mengenai rasional atau alas an mengapa kita
tertarik atau perlu meneliti masalah tersebut. Alasan ini biasanya terkait
dengan fakta empirik atau kajian teoritik (Widodo, 2004: 25).
Untuk lebih
mudahnya ikuti langkah-langkah berikut secara berurutan dalam menyusun atau
menyajikan latar belakang masalah.
a. Uraian mengenai alasan yang mendorong anda
meneliti masalah tertentu. Jika yang Anda teliti misalnya efisiensi biaya
struktur, maka utarakan bahwa efisiensi biaya struktur sangat penting bagi
kelangsungan dan perkembangan pembagunan gedung, terutama dalam mengahadapi
iklim kompetisi yang semakin ketat pada era globalisasi.
b. Paparkan gejala-gejala aktual di lokasi
penelitian yang menunjukkan pemborosan biaya. Perkuat dengan acuan teoritik
yang menunjukkan bahwa gejala-gejala tersebut merupakan bagian dari kinerja
yang buruk atau setidaknya kurang optimal.
c. Sajikan beberapa faktor atau variabel yang
menurut teori potensial mendorong terjadinya pemborosan. Misalnya pengaruh
pemakaian mutu beton. Tunjukkan keterkaitan factor-faktor atau variabel-variabel
tersebut dengan efisiensi biaya struktur.
d. Sebagai penutup, ketengahkan ikhwal
keterlibatan Anda dan perlunya meneliti masalah tersebut (efisiensi biaya
struktur) ditinjau dari perspektif factor-faktor atau variabel-variabel
penyebabnya (pemakaian mutu beton).
Dalam penelitian
yang menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode korelasional, masalah
mengwakili variabel terikat, sedangkan faktor-faktor yang menyebabkannya (predictor) mengawakili variable bebas.
Dalam penelitian kuantitatif, masalah merupakan fokus penelitian (Widodo,
2004:26). Sebagai gambaran, perhatikan contoh penyajian latar belakang masalah
(Ardiansyah, 2005), yang terdapat pada Lampiran.1.
Sebagaimana
disinggung di atas, menurut Atmadilaga (2004:1). Latar Belakang Penelitian,
selaku subjudul mempunyai kerangka, namun komponen-komponenya tidak ditampilkan
sebagai subjudul, melainkan masing-maisng sebagai alenia tersendiri yang
mengandung komponen yang bersangkutan. Adapun komponen-komponennya ialah
sebagai berikut ini.
a.
Tema Sentral Masalah
b. Mekanisme porses Timbulnya Masalah
c. Motivasi yang Mengugah Peneliti
d. Yang Diharapkan dari Penelitian
C.
Identifikasi Masalah/Rumusan Masalah
Mengindentifikasi berarti
mengenal, menemukan atau menampilkan hal yang spesifik yang diangkat dari
materi yang masih mengandung sifat umum. Adapun yang menjadi titik tolaknya
ialah Tema Sentral Masalah yang dikemukaan dalam Latar Belakang Masalah.
Identifikasi di sini dimaksudkan untuk menampilkan acuan-acuan teoritik yang
spesifik yang disimak dari situ sebagai isyarat penetapan tujuan penelitian,
juga untuk perhatian persiapan penelitian. Melalui Identifikasi itu, sudah
terbayang arah pengenalan jumlah variabel dan karakteristiknya, hubungannya
satu sama lain atau secara bergabung dalam menampilkan hubungannya
Kembali ke kasus tema sentral
masalah yang dirumuskan (Ardiansyah, 2005), maka identifikasi masalahnya dalam
bentuk rumusan kalimat Tanya, adalah sebagai berikut ini.
a.
Bagaimana
mengoptimasikan pengaruh peningkatan mutu beton terhadap efisiensi biaya beton
bertulang pada struktur bangunan gedung?
b.
Sampai
seberapa besar pengaruh efisien biaya pada komponen-komponen struktur bangunan
gedung tersebut?
c.
Faktor
apa saja yang mempengaruhi optimalisasi mutu beton terhadap efisiensi biaya
komponen struktur gedung?
Selanjutnya, identifikasi
masalah di atas harus tercermin secara konsisten dalam tujuan penelitian.
Sedangkan menurut Suhardjo (2003:6), rumusan masalah akan timbul sesuai dengan
latar belakang disiplin ilmu penelitian, maupun latar belakang mengapa perlu
diteliti.
D.
Tujuan
Penelitian
Tujuan penelitian mencerminkan langkah
operasionalisasi penelitian sebagaimana diisyaratkan arah ruang lingkup dan
aksentuasinya oleh masing-masing rumusan masalah identifikasi masalah yang yang
bersangkutan. Dengan lain
perkataan makin menuju kepada pemikiran penjabaran teknik persiapan penelitian,
termasuk ketepatgunaan pilihan desain penelitiannya (Atmadilaga, 2004:12).
Tujuan penelitian, dalam konteks penyusunan proposal
penelitian, bukanlah tujuan dalam artian untuk kepentingan apa proposal
tersebut dibuat – misalnya sebagai persyaratan awal penulisan tugas akhir,
melainkan terkait dengan masalah apa yang akan diteliti. Sehingga, tujuan penelitian harus sejalan dan sinkron
dengan masalah penelitian yang sudah ada (Widodo, 2004: 31).
Dengan mengambil contoh
permasalahan di atas, maka dapat diberikan contoh tujuan penelitian sebagai berikut
ini.
a.
Menentukan
pengaruh peningkatan mutu beton terhadap efisiensi biaya komponen struktur
bangunan.
b.
Menentukan
sampai seberapa jauh pengaruh efisiensi biaya terhadap komponen struktur
bagunan ruko.
c.
Menentukan
faktor-faktor yang mempengaruhi optimalisasi pemakaian mutu beton terhadap masing komponen strutur dari tipe
ruko yang ada
E.
Batasan
Penelitian
Dalam penelitian, diperlukan
pembatasan masalah yang akan diteliti. Dengan demikian indicator (penunjuk)
terjadinya hubungan yang berupa variabel (ubahan>>peubah) juga perlu
dibatasi. Tanpa pembatasan akan terjadi ketidakjelasan dan kerancuan hal-hal
yang semestinya diteliti. Pembatasan juga diperlukan untuk menajamkan (focus)
pokok masalah yang diperlukan dan diutamakan untuk manjawab ataupun solusi
permasalahan yang diteliti (Suhardjo, 2003: 4-5).
Contoh pembatasan masalah sehubungan dengan penelitian
tersebut diatas, adalah sebagai berikut ini (Ardiansyah, 2005).
a.
Penelitian
ini dilakukan hanya untuk kawasan kota Pekanbaru dan sekitarnya
b.
Bangunan
yang diteliti adalah tipe struktur bagunan ruko yang umum dengan jumlah yang
cukup besar atau ruko populer(3-8 kaveling, berlantai 3) kota Pekanbaru
c.
Komponen
struktur yang diteliti meliputi ; kolom, balok lantai (floor beam), pelat lantai (slab),
balok sloof (tie beam), dan poor (pile cap)
d.
Mutu
beton yang dipakai dalam penelitian ini adalah K-175 s/d K-400.
F.
Manfaat
penelitian/Kegunaan Penelitian
Selama ini, kata “manfaat” dan “kegunaan” dipakai secara
acak di sejumlah perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta, untuk maksud yang
sama dalam konteks penyusunan proposal penelitian. Keduanya tidak salah, karena memang memiliki
keseragaman makna.
Manfaat penelitian umumnya
dipilah menjadi dua kategori, yakni teoritis/akademik dan praktis/fragmatis.
Manfaat teoritis/akademis terkait dengan kontribusi tertentu dari
penyelengaraan penelitian terhadap perkembangan teori dan ilmu pengetahuan
serta dunia akademik. Sedangkan manfaat praktis bertalian dengan kontribusi
praktis yang diberikan dari penyelenggaraan penelitian terhadap obyek
penelitian, baik individu, kelompok, maupun organisasi. Kontribusi praktis
tersebut harus terkait dengan bidang kajian yang diteliti (Widodo, 2004:33-34).
Dengann demikian, manfaat
penelitian harus sehaluan dan sinkron dengan rumusan masalah dan tujuan
penelitian. Sekedar untuk pegangan, dengan merujuk pada contoh tujuan
penelitian yang awal sebagai mana tersaji di atas dapat diberikan contoh
formulasi manfaat penelitian sebagai berikut ini.
a.
Bagi
Perencana struktur, untuk mengetahui pentingnya pengaruh peningkatan mutu beton
terhadap efisiensi biaya total beton bertulang.
b.
Bagi
masyarakat permukiman di kota Pekanbaru dan sekitarnya, untuk meningkatkan
kesadaran tentang pentingnya pemilihan tipe dan peningkatan mutu beton terhadap
efisiensi biaya struktur bangunan ruko.
c.
Bagi
Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru, untuk memberikan masukan berharga tentang
samapai seberapa besarnya pengaruh peningkatan mutu beton terhadap efisiensi
biaya struktur berbagai tipe bangunan ruko.
|
D.
Hasil dan Pembahasan
Pada
bab ini disajikan: lokasi penelitian, gambaran umum proyek, hasil analisis data,
hasil analisis struktur dan ekonomi, yang analisis-analisisnya bisa dimuat
dalam bab lampiran.
Hasil
penelitian sebaiknya ditampilkan berupa tabel, grafik, diagram batang, dan lain
sebagainya. Sebelum menampilkan hasil penelitian harus ada kalimat pengantar
yang menjelaskan tentang apa yang dianalisis, rumusan apa yang dipergunakan,
analisis dapat dilihat dimana, dan hasil analisis berada dimana. Berikut ini
adalah contoh kalimat pengantar dan hasil penelitian (Ardiansyah, 2005).
Komposisi material-material pembentuk beton cor yang
dipakai untuk analisis harga satuan diambil dari mix desain Laboratorium
Konstruksi Beton Fakultas Teknik Universitas Islam Riau. Data mix desain dapat
dilihat pada Lampiran C1 sampai C7. Semen yang digunakan adalah semen Padang
tipe I, agregat kasar merupakan krikil asal Ujung Batu dan batu pecah asal
Bangkinang. Agregat halus merupakan
pasir asal Danau Bingkuang dan admixture
yang digunakan adalah Pozzolite 100xR-MBT.
Komposisi campuran dari material-material tersebut di atas untuk satu meter
kubik beton cor dapat dilihat dalam Tabel 5.1
Tabel 5.1 Komposisi Campuran untuk 1 m3 Beton
Mutu Beton
|
Semen (Zak)
|
Agg. Halus (m3)
|
Agg. Kasar (m3)
|
Admixture (kg)
|
Keterangan
|
K- 175
|
6.16
|
0.583
|
0.749
|
2.43
|
|
K- 225
|
6.84
|
0.545
|
0.761
|
2.74
|
|
K- 250
|
7.06
|
0.531
|
0.767
|
2.82
|
|
K- 300
|
7.74
|
0.496
|
0.778
|
3.10
|
|
K- 350
|
8.54
|
0.460
|
0.785
|
3.42
|
|
K- 400
|
9.12
|
0.429
|
0.794
|
3.65
|
Sumber : Laboratorium Konstruksi Beton Fakultas Teknik
Universitas Islam Riau
Dari hasil penelitian perlu diberikan
pembahasan, merupakan komentar-komentar yang berkaitan landasan teori terhadap
hasil penelitian, bisa juga merupakan intisari yang dapat ditarik dari hasil
penelitian. Contoh berikut ini adalah, memberikan pembahasan terhadap hasil
penelitian pada tabel 5.27 (Ardiansyah,2005).
Tabel 5.2 Efisiensi
dengan Peningkatan Mutu Beton
Mutu Beton
|
U24
|
U-32
|
U-39
|
|||
Harga satuan/m3
x1000 (Rp)
|
Efisiensi
(Ek)
|
Harga satuan/m3
x1000 (Rp)
|
Efisiensi
(Ek)
|
Harga satuan/m3
x1000 (Rp)
|
Efisiensi
(Ek)
|
|
Kolom tengah lantai 1 (Type A)
|
||||||
K-175
|
4,343.17
|
3,891.81
|
3,979.05
|
0.000%
|
||
K-225
|
3,825.10
|
11.928%
|
3,906.57
|
-0.379%
|
3,993.81
|
-0.371%
|
K-250
|
3,841.90
|
11.541%
|
3,374.25
|
13.299%
|
3,444.04
|
13.446%
|
K-300
|
3,320.18
|
23.554%
|
2,870.55
|
26.241%
|
2,923.98
|
26.516%
|
K-350
|
2,808.57
|
35.334%
|
2,858.47
|
26.552%
|
2,911.91
|
26.819%
|
K-400
|
2,847.81
|
34.430%
|
2,897.71
|
25.543%
|
2,951.15
|
25.833%
|
Kolom tepi
lantai 1 (Type B)
|
||||||
K-175
|
4,876.00
|
4,440.94
|
4,545.62
|
0.000%
|
||
K-225
|
4,357.93
|
10.625%
|
3,906.57
|
12.033%
|
3,427.23
|
24.604%
|
K-250
|
3,841.90
|
21.208%
|
3,374.25
|
24.019%
|
3,444.04
|
24.234%
|
K-300
|
3,320.18
|
31.908%
|
3,385.35
|
23.769%
|
2,923.98
|
35.675%
|
K-350
|
2,808.57
|
42.400%
|
2,858.47
|
35.634%
|
2,911.91
|
35.940%
|
K-400
|
2,847.81
|
41.595%
|
2,897.71
|
34.750%
|
2,951.15
|
35.077%
|
Kolom tepi
lantai 1 (Type C)
|
||||||
K-175
|
2,777.97
|
2,827.87
|
2,881.30
|
|||
K-225
|
2,792.73
|
-0,531%
|
2,842.63
|
-0,522%
|
2,896.07
|
-0.512%
|
K-250
|
2,809.54
|
-1,136%
|
2,859.44
|
-1,116%
|
2,912.87
|
-1,096%
|
K-300
|
2,820.54
|
-1,156%
|
2,870.55
|
-1,509.%
|
2,923.98
|
-1,481.%
|
K-350
|
2,808.57
|
-1,102%
|
2,858.47
|
-1,082%
|
2,911.91
|
-1,062%
|
K-400
|
2,847.81
|
-2,514%
|
2,897.71
|
-2,470%
|
2,951.15
|
-2,424%
|
Berdasarkan Tabel 5.2 terlihat bahwa efisiensi biaya
akibat peningkatan mutu beton pada kolom bernilai positif. Hal ini menandakan
bahwa pada kolom yang merupakan komponen struktur berunsur tekan terjadi
efisiensi biaya.
Harga satuan minimum yaitu Rp. 2.808,57 juta pada mutu
beton K-350 dan mutu tulangan baja U-24 kolom lantai 1 yang rinciannya
adalah sebagai berikut ini.
Berdasarkan Tabel 5.27 terlihat bahwa efisiensi biaya
akibat peningkatan mutu beton pada kolom bernilai positif. Hal ini menandakan
bahwa pada kolom yang merupakan komponen struktur berunsur tekan terjadi
efisiensi biaya.
Harga satuan minimum yaitu Rp. 2.808,57 juta pada mutu
beton K-350 dan mutu tulangan baja U-24 kolom lantai 1 yang rinciannya
adalah sebagai berikut ini.
a)
Efisiensi
biaya maksimum pada kolom tepi lantai 1 sebeasr 42,4% adalah lebih besar
dibandingkan efisiensi biaya maksimum kolom tengah lantai 1 yakni sebesar
35,334%. Kedua-duanya terjadi pada mutu beton
K-350.
b)
Hal
ini terjadi karena biaya beton bertulang K-175
kolom tepi Rp 4.876,00 juta lebih besar dibandingkan dengan biaya kolom tengah
yakni sebesar Rp. 4.343,170 juta
c)
Baik
kolom tepi maupun kolom tengah sama-sama optimum pada biaya beton Rp 2.808.570
juta menyebabkan kolom tepi mempunyai efisiensi yang lebih besar dibandingkan
dengan kolom tengah.
Seharusnya
efisiensi terbesar pada komponen struktur kolom adalah pada luas tulangan
komponen struktur minimum, yaitu pada mutu beton K-400. Tetapi karena pengaruh diameter tulangan yang dipakai dalam
penelitian ini, maka efisiensi terbesar
biaya terjadi pada komponen struktur
kolom pada mutu beton K-350.
Berdasarkan Gambar 5.8, dapat diketahui prediksi hubungan
antara peningkatan mutu beton dengan besarnya efisiensi biaya komponen struktur
beton bertulang dari mutu beton K-175
sampai dengan K-775 untuk berbagai
komponen struktur dalam bentuk persamaan garis regresi. Beberapa hal yang
berkaitan dengan persamaan garis regresi ini dapat dijelaskan antara lain,
sebagai berikut ini.
1.
Persamaan
garis regresi untuk komponen struktur unsur tekan adalah positif, artinya
semakin besar peningkatan mutu beton maka efisiensi biayapun akan semakin
besar. Efisiensi biaya terbesar untuk kolom seharusnya terjadi pada mutu beton K-400, karena pada mutu beton ini luas
tulangan tulangan kolom telah dibatas minimum, yakni 1.230,88 mm2,
dimana luas tulangan minimumnya adalah 1.000 mm2(dapat dilihat pada
Lampiran G.23).
2.
Berbeda
halnya dengan komponen struktur unsur tekan, komponen struktur unsur tarik mempunyai persamaan garis regresi yang
negatif, artinya semakin besar peningkatan mutu beton maka efisensi biaya akan
semakin kecil. Efisiensi biaya komponen struktur unsur tarik pada umumnya
terjadi pada mutu beton yang rendah yaitu mutu beton K-175, karena pada komponen struktur unsur tarik seperti balok dan
pelat, penambahan biaya akibat peningkatan mutu beton selalu lebih besar
dibandingkan pengurangan biaya yang disebabkan oleh pengurangan tulangan
baja.
3.
Efisiensi
biaya pada komponen struktur tarik tidak dipengaruhi oleh tulangan minimum
seperti yang terjadi pada komponen struktur unsur tekan, karena akibat
peningkatan mutu beton secara normal hampir tidak pernah menghasilkan luas
tulangan komponen struktur yang minimum. Hal ini dapat dilihat pada lampiran L.
Seandainya ada mutu beton yang sangat tinggi misalkan K-7.500, akan menghasilkan luas tulangan tarik sebesar 663.33 mm2
yang tidak jauh berbeda dengan tulangan minimumnya yaitu sebesar 583,33 mm2.
DAFTAR PUSTAKA
Daftarpustaka adalah daftar karya tulis yang isinya relevan dan dikutip dalam tugas
akhir, yang disusun berdasarkan abjad nama penulisnya. Menurut Manulang
(2004:59), pedoman penyusunan daftar pustaka adalah sebagai berikut ini.
a.
Daftar pustaka disusun menurut abjad dari nama
pengarang.
b.
Bila nama pengarang tidak ada, maka sebagai gantinya
tulisan nama lembaga, badan, komisi, dan lain sebagainya.
c.
Dalam hal karya tulis tidak menunjukkan nama
penulis, dan tidak ada nama lembaga, maka penulisan dalam Daftar Pustaka
langsung dimulai dengan judul karya tulis.
d.
Apabila terdapat dua karangan atau lebih dari
seseorang, nama pengarang tidak perlu ditulis berulang-ulang, cukup satu kali.
pada karangan kedua dan seterusnya, nama tersebut dapat diganti dengan garis
sepanjang ruang yang diperlukan untuk menulis nama. Contoh penulisannya adalah
sebagai berikut.
Dipohusodo, I., 1996, Manajemen Proyek Dan Konstruksi, Cetakan
Ketujuh, Penerbit Karnisius, Yogyakarta.
-----------------, 1994, Struktur Beton Bertulang, Cetakan
Ketujuh, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
e.
Unsur-unsur yang ditulis dalam satu sumber pada
Daftar Pustaka diurutkan sebagai berikut ini.
1).
Nama penulis, dimulai dengan nama keluarga
2).
Tahun Penerbit
3).
Judul Tulisan
4).
Edisi/Cetakan
5).
Nama Badan Penerbit
6),
Nama Kota Tempat diterbitkan
f.
Pada daftar Pustaka yang disusun secara alfabetis,
penyusunan urutan huruf kedua dan seterusnya dari setiap sumber dengan
sendirinya harus mendapat perhatian.
g.
daftar Pustaka dapat diberi nomor urut dengan angka
arab, dapat pula tidak memakai nomor urut.
h.
Tiap-tiap sumber pustaka ditulis dengan satu spasi
dan jarak antara masing-masing Sumber Pustaka adalah dua spasi.
i.
Cara menulis nama pengarang
1)
Penulisan nama pengarang asing dalam Daftar Pustaka,
nama pengarang asing dimulai dengan nama keluarga, misalnya Dillard Hawkins,
ditulis menjadi Hawkins Dillard.
2)
Untuk nama Tionghoa, karena nama keluarga terletak
di depan, (misalnya nama Tan Tjeng Bie, nama keluarga adalah Tan), maka tetap
ditulis Tan Tjeng Bie.
3)
Untuk nama pengarang Indonesia
a.
yang tidak mempunyai nama keluarga, teknik
penyusunan dapat menguikuti ketentuan seperti pada pengarang asing. Contohnya,
Sentana Kertonegoro ditulis menjadi Kertonegoro, sentana. Contoh lain adalah
Ali Sastromijoyo, menjadi Sastromijoyo, Ali.
b.
Yang mempunyai nama keluarga, misalnya pada suku
Batak, teknik penyusunan sebagai berikut: Firman Sibarani, ditulis menjadi
Sibarani, Firman.
4)
Dalam Daftar Pustaka tidak boleh disebutkan
nama-nama sumber refrensi yang tidak pernah dibaca oleh si penulis tugas akhir.
Bila ia membaca buku, maka yang disebutkan dalam Daftar pustaka adalah buku
yang kedua.
5)
Bahan-bahan yang tidak diterbitkan dan tidak dapat
diperoleh pada perpustakaan misalnya berupa pernyataan lisan seperti keterangan
pribadi, hasil wawancara melalui telepon dan sebagainya tidak perlu dicantumkan
dalam daftar Pustaka, karena pernyataan itu tidak dapat dibuktikan kebenaranya.
6)
Apabila jumlah referensinya cukup banyak, daftar
pustaka dapat dibagi menjadi beberapa bagian. Ada bagian untuk buku-buku,
bagian untuk peberbitan berkala dan bagian untuk dokumen-dokumen khusus.
7)
Dalam hal penulis lebih dari satu, nama penulis
pertama dibalik, nama keluarga ditulis lebih dahulu daripada nama pertama,
sedangkan nama penulis-penulis yang lain ditulis secara alami yaitu nama
pertama diikuti nama keluarga.
FORMAT DAN TRIK-TRIK PENULISAN
A.
Bagian Awal Tugas Akhir (Front
Matter)
Bagian Awal Tugas
Akhir terdiri dari sepuluh (jumlah bagian itu dapat kurang atau lebih,
tergantung peraturan fakultas atau universitas mahasiswa yang bersangkutan). Bagian-bagian
tersebut menurut Manulang (2004:8)
adalah sebagai berikut ini.
ii.
Halaman Judul Tugas Akhir
iii.
Halaman Abstrak Tugs Akhir
iv.
Halaman Persetujuan Tugas Akhir
v.
Halaman Pengesahan Panitia penguji Tugas Akhir
vi.
Halaman Motto
vii.
Halaman Kata Pengantar
viii.
Halaman Daftar Isi
ix.
Halaman Daftar Tabel
x.
Halaman Daftar Gambar
Xi Halaman Daftar Notasi
B.
Halaman Judul Tugas Akhir
Setiap
lembaga pendidikan mempunyai ketentuan tersendiri mengenai halaman judul.
Halaman judul berfungsi untuk memberikan informasi mengenai:
1.
Judul tugas akhir
2.
Alasan penulisan tugas akhir
3.
Identitas Penulis tugas akhir, NIM dan jurusan
4.
Perguruan tinggi tempat penulis tugas akhir kuliah
5.
tahun penulisan tugas akhir
Pengetikan halaman judul harus dilakukan
dengan seksama. walaupun tidak ada lagi orang yang menggunakan mesin tik untuk
penulisan tugas akhir, namun penulisan tugas akhir dengan komputer pun juga
disebut ’mengetik”. Pengetikan judul yang baik memenuhi kaidah sebagai berikut
ini.
1..) Judul harus ditulis di tengah baris, dengan ukuran yang agak besar.
2..) kalau judul terdiri dari lebih dari satu baris, maka judul tersebut
disusun meyerupai sebauh piramida terbalik, sepanjang tidak mengganggu makna
judul.
C.
Halaman Abstrak Tugas Akhir
Abstrak
merupakan ringkasan suatu tugas akhir yang mengandung semua informasi yang
diperlukan pembaca untuk menyimpulkan apa tujuan dari penelitian yang
dilakukan, bagaimana metode/pelaksanaannya, apa hasil-hasil yang diperoleh dan
apa signifikan/nilai manfaat dari penelitian tersebut. Tujuan abstrak pada
dasarnya adalah menyediakan informasi yang cukup agar pembaca dapat mengambil
keputusan apakah dia perlu membaca keseluruhan isi tugas akhir atau tidak
(Abdullah, 2004: 23).
Setelah
halaman judul, halaman berikutnya adalah halaman abstrak, yang berisikan garis
besar isi tugas akhir, yaitu permasalahan, metode, hasil dan saran-saran
penulis terhadap obyek yang diteliti. umumnya abstrak terdiri dari tiga
paragraf atau terdiri dari 200-300 kata. contoh abstrak dapat dilihat pada
Lampiran.2.
D.
Halaman Motto
Seringkali
penulisan tugas akhir ingin mencantumkan motto, yakni semacam semboyan berupa
kalimat pendek yang merupakan pndangan hidup penulis, pada tugas akhir Motto
dapat juga berupa satu atau beberapa ayat Kitab Suci Alquran yang sangat
berperan dalam hidup penulis atau sebuah kalimat berupa kata-kata mutiara
(contoh, dapat dilihat pada Lampiran.3).
E.
Kata Pengantar
Di
amerika serikat, Kata Pengantar dinamakan Acknowleddgement
yang secara harfiah bermakna”pengakuan”. Terjemahan yang tepat untuk istilah
tersebut adalah ”Ucapan terima Kasih’, tetapi di Indonesia terlanjur diganti
dengan istilah ”kata Pengantar”. Isi
Kata Pengantar adalah ucapan terima kasih kepada dosen pembimbing, pemberi
data, dan orang-orang lain yang telah membantu (secara langsung)
pembuatan tugas akhir. Akan tetapi, ada pembimbing tugas akhir yang
mengkehendaki agar ucapan terima kasih juga ditujukan kepada semua dosen dan
pegawai tanpa menyebutkan namanya. sebenarnya, ucapan terima kasih yang
diberikan secara global tersebut mengurangi ”rasa” terima kasih kepada
orang-orang yang betul-betul telah membantu pembuatan tugas akhir. Oleh karena
itu, masalah tersebut diserahkan kepada kebiasaan yang berlaku di lingkungan
masing-masing. apapun pilihannya , ucapan terima kasih tidak harus diberikan
secara berlebihan. Lampiran.4 menunjukkan contoh sebuah Kata Pengantar.
F.
Hal-hal Yang Berkaitan Dengan Cara Penulisan
a. Cara Penulisan Tabel
Ada
beberapa ketentuan-ketentuan dalam menulis tabel dalam tugas akhir, antara lain
sebagai berikut ini.
1)
Nomor dan nama tabel ditulis di sebelah atas dan
rata kiri tabel yang bersangkutan.
2)
Tulisan tabel dan nomor tabel dibuat cetak tebal
(lihat Tabel 5.15......Tabel 5.15), judul tabel diketik seperti biasa.
3)
Apabila nama tabel lebih dari satu baris, maka jarak
baris pertama dengan beris berikutnya dibuat 1 spasi.
4)
Apabila tabel kelewat panjang dan harus disambung
pada halaman berikutnya, maka pada halaman berikutnya cukup dibuat seperti
contoh (Tabel 5.15. Lanjutan)
5)
Contoh penulisan tabel dapat dilihat pada, contoh
Tabel 5.15 (Ardiansyah, 2005).
Tabel 5.15 Kebutuhan Tulangan Kolom Tengah Lantai 1
No
(1)
|
Mutu
Beton
(2)
|
Luas Tulangan
Analisis(mm2)
(3)
|
Luas Tulangan Existing (mm2)
(4)
|
Berat/m3 Beton
Bertulang (Existing)
(kg/m3)
(5)
|
Berat/m3 Beton
Bertulang Analisis
(kg/m3)
((3)/(4))x(5)
|
Mutu
tulangan baja U-24
|
|||||
1
|
K-175
|
2411.52
|
2411.52
|
300.3593
|
300.3593
|
2
|
K-225
|
2009.6
|
2411.52
|
300.3593
|
250.2994
|
3
|
K-250
|
2009.6
|
2411.52
|
300.3593
|
250.2994
|
4
|
K-300
|
1607.68
|
2411.52
|
300.3593
|
200.2395
|
Tabel 5.15 (Lanjutan)
|
|||||
(1)
|
(2)
|
(3)
|
(4)
|
(5)
|
((3)/(4))x(5)
|
5
|
K-350
|
1230.88
|
2411.52
|
300.3593
|
153.3084
|
6
|
K-400
|
1230.88
|
2411.52
|
300.3593
|
153.3084
|
Mutu
tulangan baja U-32
|
|||||
1
|
K-175
|
2009.6
|
2411.52
|
300.3593
|
250.2994
|
2
|
K-225
|
2009.6
|
2411.52
|
300.3593
|
250.2994
|
3
|
K-250
|
1607.68
|
2411.52
|
300.3593
|
200.2395
|
4
|
K-300
|
1230.88
|
2411.52
|
300.3593
|
153.3084
|
5
|
K-350
|
1230.88
|
2411.52
|
300.3593
|
153.3084
|
6
|
K-400
|
1230.88
|
2411.52
|
300.3593
|
153.3084
|
Mutu
tulangan baja U-39
|
|||||
1
|
K-175
|
2009.6
|
2411.52
|
300.3593
|
250.2994
|
2
|
K-225
|
2009.6
|
2411.52
|
300.3593
|
250.2994
|
3
|
K-250
|
1607.68
|
2411.52
|
300.3593
|
200.2395
|
4
|
K-300
|
1230.88
|
2411.52
|
300.3593
|
153.3084
|
5
|
K-350
|
1230.88
|
2411.52
|
300.3593
|
153.3084
|
6
|
K-400
|
1230.88
|
2411.52
|
300.3593
|
153.3084
|
b. Cara Penilisan/Pembuatan Gambar
Ada
beberapa ketentuan-ketentuan dalam membuat gambar dalam tugas akhir, antara
lain sebagai berikut ini.
1)
Nomor dan nama gambar ditulis di sebelah bawah di
tengah-tengah gambar yang bersangkutan.
2)
Tulisan gambar dan nomor gambar dibuat cetak tebal
(lihat Tabel 5.15......Tabel 3.1),
judul gambar diketik seperti biasa.
3)
Apabila nama gambar lebih dari satu baris, maka
jarak baris pertama dengan beris berikutnya dibuat 1 spasi.
4)
Contoh penulisan gambar dapat dilihat pada, contoh
gambar 3.1 (Ardiansyah, 2005).
Referensi
Abdullah. M., 2004, Menembus Jurnal Ilmiah Nasional &
Internasional, Cetakan Pertama, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Ardiansyah. R., 2005, Pengaruh
Pemakaian Mutu Beton dan Baja terhadap Efisiensi Biaya Komponen Struktur
Beton Bertulang untuk Bangunan Gedung Kantor Di Kota Pekanbaru, Tesis
Program Magister Teknik Sipil Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
, 2004, Mutu Beton v Efisiensi Biaya
Struktur Gedung, Riau Pos, hal.35, 4 April 2004, Pekanbaru.
Atmadilaga. D., 2004, Buku Pintar Panduan Penulisan Skripsi, Tesis,
Disertasi, Cetakan Pertama, Pionir Jaya, bandung.
Manulang. M., 2004, Pedoman Teknis menulis Skripsi, Edisi
Pertama, Andi, Yogyakarta.
Purbo. M. M, dan
Hadiwidjoyo, 1993, Menyusun Laporan
Teknik, Cetakan Pertama, ITB, Bandung.
Djuroto. T, dan Bambang
Supridadi, 2005, Menulis Artikel dan
Karya Ilmiah, Cetakan Ketiga, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.
Nasution. S., 2003, Metode Research Penelitian Ilmiah, Edisi
Pertama, cetakan keenam, Bumi Aksara, Jakarta.
Sevilla, C.G., Jesus A.
Ochave, Twilla G. Punsalan, Bella P. Regata, dan Gabriel G. Uriarte, 1993, Pengantar Metode Penelitian, Terjemahan
oleh Alimuddin Tuwu, Cetakan pertama, U.I. Press, Jakarta.
Suharto, Buana Girisuta,
dan Y.I.P Arry Miryanti, 2004, Perekayasaan
Metodologi penelitian, Edisi Pertama, Andi, Yogyakarta.
Suhardjo. D., 2003, Metodologi Penelitian dan Penulisan Laporan
Ilmiah, Edisi Pertama, Cetakan pertama, UII Press, Yogyakarta.
Widodo, 2004, Cerdik
Menyusun Proposal Penelitian Skripsi, Tesis dan Disertasi, Cetakan pertama,
yayasan Kelopak, Jakarta.
0 Response to "TATA CARA PENYUSUNAN TUGAS AKHIR ATAU SKRIPSI LENGKAP SEMUA JURUSAN"
Posting Komentar