1.1 LATAR BELAKANG
Neoplasma jinak ini berasal dari otot
uterus dan jaringan ikat yang menumpangnya, sehingga dalam kepustakaan dikenal
juga dengan istilah Fibromioma, Leiomioma, ataupun Fibroid.
Berdasarkan otopsi, Novak menemukan 27% wanita berumur
25 tahun mempunyai sarang mioma, dan pada wanita berkulit hitam lebih banyak.
Mioma uteri belum pernah (dilaporkan) terjadi sebelum menarche. Setelah
menopause hanya kira-kira 10% mioma yang masih tumbuh. Di Indonesia mioma uteri
ditemukan 2,39-11,7% pada semua penderita ginekologiyang dirawat.
Percobaan Lipschutz yang memberikan estrogen kepada
kelinci percobaan dan ternyata menimbulkan tumor Fibromatosa baik pada
permukaan maupun pada tempat lain pada abdomen. Efek Fibromatosa ini dapat
dicegah dengan Preparat progesterone atau testosterone.
Tumor ini merupakan jenis tumor uterus yang paling
sering, disangka bahwa 20% dari wanita berumur 35 tahun menderita mioma uteri,
walaupun tidak disertai gejala-gejala.
Lokasi mioma uteri ada 2, yaitu Cervical (lebih jarang,
tetapi bila mencapai ukuran besar dapat menekan kandung kencing, menyebabkan
gsnggusn miksi. Juga secara teknik operasinya lebih sukar), dan Corporal.
1.2 TUJUAN
A.
Tujuan Umum
Agar mahasiswa dapat melaksanakan asuhan kebidanan pada
ibu dengan Myoma Uteri.
B.
Tujuan Khusus
Diharapakan mahasiswa mampu dan dapat :
1.
Melakukan pengkajian data pada
ibu dengan mioma uteri.
2.
Membuat Analisa/diagnosa
masalah pada ibu dengan mioma uteri.
3.
Mengidentifikasi masalah dengan
diagnosa potensial pada ibu dengan mioma uteri.
4.
Menentukan tindakan segera pada
ibu dengan mioma uteri.
5.
Menentukan rencana tindakan
pada ibu dengan mioma uteri.
6.
Mengimplementasika rencana yang
telah disusun.
7.
Mengevaluasi dari tindakan yang
telah dilakukan pada ibu dengan mioma uteri.
1.3 RUANG LINGKUP
Asuhan Kebidanan ini dilaksanakan
sesuai dengan program dan pendidikan tempat praktik di Rumkital Dr. Ramelan Surabaya.
1.4 METODE PENULISAN
a.
Studi pustaka dengan
mempelajari Ilmu Kebidanan Fisiologis dan Patologis serta Manajemen Asuhan
Kebidanan.
b.
Studi kasus data yang ada pada
klien, yaitu data subyektif maupun data obtektif.
c.
Pemecaha masalah dengan
menggunakan manajemen 7 langkah.
1.5 SISTEMATIKA PENULISAN
Halaman judul
Lembar pengesahan
Kata pengantar
Daftar isi
BAB I : 1.1 PENDAHULUAN
1.2 TUJUAN
1.3 RUANG
LINGKUP
1.4 METODE
PENULISAN
1.5
SISTEMATIKA PENULISAN
BAB II : LANDASAN TEORI
BAB III : TINJAUAN KASUS
BAB IV : PENUTUP
Daftar Pustaka
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian
Mioma uteri adalah
neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang
menumpangnya.
(Prawirohardjo,S.
Ilmu Kandungan. 1999: 338)
Mioma uteri sering juga disebut Fibroid walaupun
asalnya dari jaringan otot, dapat bersifat tunggal atau ganda, dan mencapai
ukuran besar.
(Buku Ginekologi FK
Universitas Padjakaran Bandung:
154)
2.2 Etiologi
Etiologi
belum jelas tetapi asalnya disangka dari sel-sel otot yang belum matang.
Disangka bahwa estrogen mempunyai peran penting, tetapi dengan teori ini sukar
diterangkan apa sebabnya, pada seorang wanita estrogen dapat menyebabkan mioma,
sedang pada wanita lain tidak. Padahal seperti yang kita ketahui estrogen
dihasilkan oleh semua wanita, juga pada beberapa wanita mioma dapat terjadi
ovulasi yang menghasilkan progesterone yang sifatnya antiestrogenetic.
Percobaan penyuntikan estrogen dapat menimbulkan mioma uteri, tetapi sifatnya
agak berbeda dengan mioma biasa.
2.3 Gejala klinis
1.
Tumor/Massa di perut bagian
bawah.
2.
Perdarahn abnormal.
3.
Rasa nyeri.
4.
Gejala dan penekanan pada
kandung kencing akan menyebabkan poliuri, pada urethra menyebabkan retensio
urine, dll.
5.
Gejala sekunder :
-
Anemia.
-
Lemah.
-
Pusing-pusing.
-
Sesak napas.
-
Fibroid Heart, sejenis
degenerasi Myocard yang dulu disangka berhubungan dengan adanya myoma uteri.
-
Erythrocytosis pada myoma yang
besar.
2.4 Macam-macam Mioma
Uteri
Tumbuhnya tepat dibawah
endometrium, paling sering menyebabkan perdarahan yang banyak, sehingga
memerlukan Hysterektomi walaupun ukurannya kecil. Adanya mioma submucosum dapat
dirasakan sebagai suatu “ Curet Bump” (benjolan waktu kuret). Kemungkinan
terjadi degenerasi, juga lebih besar pada jenis ini. Sering mempunyai tangkai
yang panjang sehingga menonjolmelalui servik atau vagina, disebut juga sebagai
mioma submucosa bertangkai yang dapat menimbulkan “ Myomgeburt “ ( dilahirkan
melalui servik), sering mengalami nekrose atau ulcerasi.
Terletak pada miometrium, kalau
besar atau multiple dapat menyebabkan pembesaran uterus dan berbenjol-benjol.
3.
Mioma Subserosum
Letaknya dibawah tunica serosa,
kadang-kadang vena yang ada di permukaan pecah dan menyebabkan perdarahan
intraabdominal. Kadang-kadang mioma subserosum timbul diantara dua ligamentum
latum, merupakan mioma intraligamenter yang dapat menekan ureter dan A.
Illiaca. Ada
kalanya tumor ini mendapat vascularisasi yang lebih banyak dari omentum
sehingga lambat laun terlepas dari uterus, disebut sebagai parasitic Myoma.
Mioma subserosum yang bertangkai dapat mengalami torsi.
2.5 Diagnosis
Seringkali
penderita mengeluh akan rasa berat dan adanya benjolan pada perut bagian bawah.
Pemeriksaan bimanual akan mengungkapkan tumor pada uterus, yang umumnya
terletak di garis tengah ataupun agak ke samping, seringkali teraba
terbenjol-benjol. Mioma subserosum dapat mempunyai tangkai yang barhubungan
dengan uterus.
Mioma
intramural akan menyebabkan kavum uteri menjadi luas, yang ditegakkan dengan
pemeriksaan dengan uterus sonde. Mioma submucosum kadang-kadang dapat teraba
dengan jari yang masuk kedalam kanalis servikali, dan terasa benjolan pada
kavum uteri.
Diagnosis
banding yang perlu kita pikirkan tumor abdomen di bagian bawah atau panggul
ialah mioma subserosum dan kehamilan. Mioma submukosum dibedakan dengan suatu adenomiosis, khoriokarsinoma,
karsinoma korposis uteri atau suatu sarcoma uteri. USG abdominal dan
transvaginal dapat membantu dan menegakkan dugaan klinis.
2.6 Komplikasi
1.
Degenerasi ganas
Mioma uteri yang menjadi
leiomiosarkoma ditemukan hanya 0,32-0,6% dari seluruh mioma, serta merupakan
50-75% dari semua sarcoma uterus. Keganasan umumnya baru ditemukan pada
pemeriksaan histology uterus yang telah diangkat. Kecurigaan akan keganasan
uterus apabila mioma uteri cepat membesar dan apabila terjadi pembesaran sarang
mioma dalam menopause.
2.
Torsi (putaran tangkai)
Sarang mioma yang bertangkai
dapat mengalami torsi, timbul gangguan sirkulasi akut sehingga mengalami
nekrosis. Dengan demikian terjadilah sindrom abdomen akut. Jika torsi terjadi
perlahan-lahan, gangguan akut tidak terjadi. Hal ini hendaknya dibedakan dengan
suatu keadaan dimana terdapat banyak sarang mioma dalam rongga peritoneum.
2.7 Pengobatan
Tidak
semua mioma uteri memerlukan pengobatan bedah, 55% dari semua mioma uteri tidak
membutuhkan suatu pengobatan dalam bentuk apapun, terutama apabila mioma itu
masih kecil dan tidak meninbulkan gangguan atau keluhan.
Dalam
dekade terakhir ada usaha mengobati mioma uteri dengan GnRH agonist (GnRHa).
Pemberian GnRHa (Buseriline Acetat) selama 16 minggu pada mioma uteri
menghasilkan deganerasi hialin di miometrium hingga uterus dalam keseluruhan
nya menjadi kecil.
1.
Pengobatan operatif
Miomektomiadalah pengambilan sarang mioma saja tanpa pengangkatan uterus. Tindakan ini
dapat dikerjakan misalnya pada mioma submukosum pada myom geburt dengan cara
ekstirpasi lewat vagina. Pengambilan sarang mioma subserisum dapay mudah
dilaksanakan apabila tumor bertangkai. Apabila miomektomi ini dikerjakan karena
keinginan memperoleh anak, maka kemungkinan terjadi kehamilan adalah 30-50%.
Perlu
disadari bahwa 25-35% dari penderita tersebut akan masih memerlukan
histerektomi. Histerektomi adalah pengangkatan uterus, yang umumnya merupakan
tindakan terpilih. Histerektomi dapat dilaksanakan per abdominan atau per
vaginam, yang akhir-akhir ini jarang dilakukan karena uterus harus lebih kecil
dari telur angsa dan tidak ada perlekatan dengan daerah sekitarnya. Adanya
prolapsus uteri akan mempermudah prosedur pembedahan. Histerektomi total
umumnya dilakukan dengan alasan mencegah akan timbulnya karsinoma servisis
uteri. Histerektomi supravaginal hanya dilakukan apabila terdapat kesukaran
teknis dalam mengangkat uterus keseluruhannya.
2.
Radioterapi
Tindakan
ini bertujuan agar ovarium tidak berfungsi lagi sehingga penderita mengalami
menopause. Radioterapi ini umumnya hanya dikerjakan kalau terdapat kontra
indikasi untuk tindakan operatif. Akhir-akhir ini kontra indikasi tersebut
semakin berkurang. Radioterapi hendaknya hanya dikerjakan apabila tidak ada
keganasan pada uterus.
2.8 Konsep Asuhan Kebidanan
Asuhan
kebidanan adalah bantuan yang diberikan oleh bidan kepada individu pasien atau
klien yang pelaksanaannya dilakukan dengan cara:
- Bertahap
dan sistematis
- Melalui
suatu proses yang disebut manajemen kebidanan
* Manajemen Kebidanan menurut Varney, 1997
1. Pengertian
¨
Proses
pemecahan masalah
¨
Digunakan
sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan
berdasarkan teori ilmiah
¨
Penemuan-penemuan
keterampilan dalam rangkaian/tahapan
yang logis
¨
Untuk pengambilan suatu keputusan
¨
Yang
berfokus pada klien
2. Langkah-langkah
I. Mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk memulai keadaan klien secara keseluruhan
II. Menginterpretasikan data untuk
mengidentifikasi diagnosa/masalah.
III. Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial dan
mengantisipasi penanganannya
IV. Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, konsultasi,
kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain serta rujukan berdasarkan kondisi
klien.
V. Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dengan tepat dan
rasional berdasarkan keputusan yang dibuat pada langkah-langkah sebelumnya.
VI. Pelaksanaan langsung asuhan secara efisien dan aman.
VII. Mengevaluasi keefektifan asuhan yang dilakukan, mengulang kembali
manajemen proses untuk aspek-aspek
asuhan yang tidak efektif.
Langkah I : Tahap
Pengumpulan Data Dasar
Pada langkah pertama
ini berisi semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang
berkaitan dengan kondisi klien yang terdiri dari data subyektif dan objektif.
Data subyektif adalah yang menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan
data klien melalui anamnesa. Yang termasuk data subjektif antara lain biodata,
riwayat, menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan dan
nifas. Biopsikologi spiritual, pengetahuan klien.
Data obyektif adalahyang menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien. Hasil
laboratorium dan test diagnositif lain yang di rumuskan dalam data fokus. Data
objektif terdiri dari pemeriksaan fisik yang sesuai dengan kebutuhan dan
pemeriksaan tanda-tanda vital. Pemeriksaan khusus (inspeksi, palpasi,
auskultasi, perkusi). Pemeriksaan penunjang (laboratorium catatan baru dan
sebelumnya).
Langkah II : Interpretasi Data Dasar
Pada langkah ini
dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah berdasarkan interpretasi
yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan.
Langkah III :
Mengidentifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial dan Mengantisipasi
Penanganannya
Pada langkah ini kita
mengidentifikasi masalah potensial dan diagnosa potensial berdasarkan diagnosa
atau masalah yang sudah di identifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi,
bila memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan di harapkan dapat waspada dan
bersiap-siap, diagnosa atau masalah potensial ini benar–benar terjadi.
Langkah IV : Menetapkan
kebutuhan terhadap tindakan segera, untuk melakukan konsultasi, kolaborasi
dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan
kondisi klien
Mengidentifikasi
perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan untuk dikonsultasikan atau
ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi
klien
Langkah V : Menyusun
rencana asuhan yang menyeluruh
Pada langkah ini
direncanakan usaha yang ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini
merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah atau diagnosa yang telah
diidentifikasi atau diantisipasi.
Langkah VI : Pelaksanaan
langsung asuhan dengan efisien dan aman
Pada langkah keenam
ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang diuraikan pada langkah kelima di
laksanakan secara efisien dan aman perencanaan ini bisa di lakukan seluruhnya
oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya
walau bidan tidak melakukan sendiri ia tetap memikul tanggung jawab untuk
mengarahkan pelaksanaannya.
Langkah VII : evaluasi
Pada langkah in
dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah di berikan meliputi
pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar tetap terpenuhi sesuai
dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di dalam diagnosa dan masalah
rencana tersebut dianggap efektif jika memang benar dalam pelaksanaannya.
BAB
III
TINJAUN
KASUS
3.1.PENGKAJIAN DATA
A. Data Subyektif
Tanggal :
09-07-2007 Jam : 11.30 WIB Oleh: Purnawati
1. Identitas
Nama : Ny. L
Umur : 43 Tahun
Agama : Katholik
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : PT
Pekerjaan : PC (Wiraswasta)
Penghasilan : -
Alamat : Tambak Arum gang XXX RT 7/RW 9 Surabaya
No. Reg : 00.27.24.62
|
Nama Suami : Tn. H
Umur : 45 tahun
Agama : Katholik
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : PT
Pekerjaan : PC (Wiraswasta)
Penghasilan : -
Alamat : Tambak Arum gang XXX RT 7/RW 9 Surabaya
|
2. Keluhan
Utama
Ibu mengatakan nyeri
pada perut bagian bawah, dan perdarahan banyak saat menstruasi.
3. Riwayat Kebidanan
- Riwayat Menstruasi
* Siklus
: 28 Hari
* Lama : 7
Hari
* Warna : Merah
* Dysmenorhea : Ya (saat menstruasi)
* Flour Albus : Tidak
* Menarche
: 13
tahun
* HPHT : Ibu
mengatakan lupa
-
Riwayat persalinan yang lalu
Suami ke
|
Kehamilan
|
Persalinan
|
Anak
|
Nifas
|
KB
|
||||||||
Ke
|
UK
|
Jns
|
Penol
|
Tmpt
|
Penyu
|
BB
|
PB
|
Sex
|
H/M
|
penyul
|
ASI
|
||
I
|
1
|
9 bln
|
Spt B
|
Bidan
|
Klinik
|
-
|
3050
|
52
|
L
|
H
|
-
|
2 thn
|
Pil dan suntik
±
4 thn
|
I
|
2
|
9 bln
|
Spt B
|
Bidan
|
Klinik
|
-
|
3200
|
51
|
P
|
H
|
-
|
2 thn
|
KB steril
sejak 12 thn yang lalu (1994)
|
4. Perilaku Kesehatan
a.
Riwayat yang pernah atau sedang di derita
Sejak tanggal 4-6-2007
pasien mengeluh nyeri perut terus-terusan seperti diremas, terutama di perut
bagian kanan. Penderita mengeluh perdarahan lebih banyak dari biasanya ± > 5 softek, merah, menggumpal, kadang-kadang merah segar. Nyeri
perut dirasakan ± 2 tahun yang lalu.
b.
Riwayat penyakit keluarga / keturunan
Ibu mengatakan bahwa suami
dan keluarga tidak mempunyai penyakit keturunan, seperti: ASMA, DM, dll.
c.
Perilaku Kesehatan
Ibu mengatakan tidak
minum jamu, alcohol, maupun merokok, dll.
5. Pola kebiasaan
sehari-hari
a. Nutrisi
Ibu
mengatakan makan 3x sehari dengan porsi sedang terdiri dari nasi, sayur dan
lauk, dan buah minum 7-8 gelas sehari.
b. Eliminasi
Ibu
mengatakan BAB ± 1x/2 hari , warna kuning tengguli, konsistensi lunak, dan BAK
± 3x sehari, warna kuning jernih, memancar.
d. Istirahat tidur
Ibu
mengatakan tidur malam ± 8 jam dan tidur siang ± 2 jam.
e. Aktivitas
Ibu
mengatakan biasa mengerjakan pekerjaan rumah seperti menyapu, mengepel,
mencuci, dll.
f.Pola seksual
Ibu
mengatakan melakukan hubungan seksual dengan suami 2x/ minggu.
g.
Pola kebersihan diri
Ibu mengatakan mandi
2x/hari, ganti Celana dalam
B. DATA OBYEKTIF
A. Pemeriksaan Umum
- Kesadaran : composmentis
- KU :
baik
- TB / BB :
167 cm / 53 kg
B. TTV :
Tensi : 130/80 mmHg RR : 22x/menit
Suhu : 36,5
°C Nadi : 80x/menit
C. Pemeriksaan Fisik
1. Rambut : Bersih, tidak rontok.
2. Muka : Tidak sembab, tidak pucat.
3. Mata : Conjungtiva tidak anemis, sklera tidak
icterus.
4. Hidung : Tidak ada polip
5. Telinga : Bersih, tidak ada serumen
6. Mulut : Tidak ada stomatitis, tidak caries
7. Leher : Simetris
8. Dada : Bnetuk simetris
9. Payudara :
- Bentuk
: Simetris
- Areola : Pigmentasi
- Putting susu
: Menonjol
- Keluaran : Tidak ada
- Striae : Tidak ada
8. Perut : Ada
pembesaran dan ada nyeri tekan
9. Vulva :
- Warna : Merah muda
- Luka parut : Tidak ada
- Keluaran : Tidak ada
- Varices : (-)
- Oedema : (-)
10. Anus :
Tidak ada hemoroid, tidak ada varices.
11. Ekstremitas :
Odema : -/-
Varices :
-/-
D. Pemeriksaan Penunjang
-
Hb:9,3 gr %
-
Leukosit : 5300 gr/dl
2.2 ANALISA/DIAGNOSA MASALAH
Ibu dengan Mioma
Uteri
3.3 DIAGNOSA POTENSIAL
Tidak ada
3.4 TINDAKAN SEGERA
Kolaborsi dengan
dokter untuk tindakan operasi
INTERVENSI
Tanggal/Jam
|
Diagnosa
|
Intervensi
|
Rasional
|
09-07-2008
11.30
WIB
|
Ibu
dengan Mioma Uteri
|
· Tujuan :
Diharapkan setelah dilakukan askeb ini,
operasi akan berjalan dengan lancer.
· Kriteria hasil :
Mioma dapat diangkat.
|
|
1. Lakukan pendekatan
terapeutik
|
1. Dengan dilakukan
pendekatan terapeutik diharapkan ibu dapat diajak bekerjasama dengan petugas.
|
||
2.
Persiapan alat, yaitu :
-
Alat-alat yang akan digunakan
untuk tindakan operasi.
-
Persiapan penolong
|
2.Agar tindakan operasi berjalan dengan lancar dan tercapai apa
yang diinginkan klien.
|
||
3. Kolaborasi dengan dokter
anestesi
|
3. Agar tindakan operasi
berjalan dengan lancar dan tercapai apa yang diinginkan klien.
|
||
4. Kolaborasi dengan dokter
untuk tindakan operasi.
|
4. Agar tercapai apa yang
diinginkan klien.
|
||
5. Pindahkan klien
ke ruang ICU
|
5. Agar tercapai kebutuhan dan keinginan klien.
|
||
3.6
IMPLEMENTASI
TGL/JAM |
IMPLEMENTASI
|
09-007-2008
11.35 WIB
|
1.Melakukan pendekatan terapeutik.
2.Persiapan alat, yaitu :
-
Alat-alat yang akan digunakan
untuk tindakan operasi.
-
Persiapan penolong.
3.kolaborasi dengan dokter anestesi.
4.kolaborasi dengan dokter untuk tindakan operasi.
-
Klien di desinfektan dengan
betadine dan pasang catheter
dower.
-
Dilakukan insisi sepanjang 10
cm.
-
Insisi di perdalam sampai
peritoneum.
-
Peritoneum dibuka, tampak
uterus, dilakukan eksplorasi
tampak uterus yang membesar, mioma sebesar
kehamilan
16 minggu, adneksa kanan dan kiri normal,
terdapat kista di
ovarium sebelah kiri.
-
Dilakukan THA-BSO (Total
Abdomen Hysterectomy
Bilateral Salpingo Ovarectomy)
5.Pindahkan klien ke ruang ICU.
|
3.7 EVALUASI
TGL/JAM
|
EVALUASI
|
09-07-2008
14.55 WIB
|
S : Ibu mengatakan tidask ada keluhan.
O : KU : Baik
TTV : - Tensi :
130/80 mmHg - RR
: 24 x/ menit
- Nadi :
84 x/ menit - Suhu
: 36°C
A
: Ibu post Op Mioma Uteri hari ke- 0
P : - Ibu tidak boleh duduk, hanya boleh
miring kiri dan kanan.
-
Memberikan He tentang:
nutrisi pasca operasi, puasa.
-
Observasi TTV, dan Perdarahan setiap 4-6 jam.
-
Diantarkan ke tuang ICU.
|
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 KESIMPULAN
Dari berbagai
masalah penerapan manajemen kebidanan dalam memberikan asuhan kebidanan dapat
diperoleh kesimpulan:
1.
Pengkajian data.
Pada
data subtektif ditemukan ibu dengan nyeri perutdan perdarahan banyak saat
menstruasi. Sejak tanggal 4-6-2007 terasa nyeri perut secara terus-terusan.
Pada data penunjang ditemukan Hb : 9,3 gr%, and leukosit : 5300 gr/dl.
2.
Analisa data / diagnosa /
masalah.
Diagnosa
: Ibu dengan Mioma Uteri.
3.
Diagnosa potensial.
4.
Identifikasi kebutuhan segera.
Kolaborasi dengan dokter bedah dan dokter anastesi untuk tindakan
operasi.
5.
Intervensi.
Lakukan
pendekatan terapeutik, persiapan alat untuk tindakan operasi, persiapan penolong,
masukkan klien ke kamar operasi, kolaborasi dengan dokter untuk tindakan
operasi, bersihkan luka.
6. Implementasi.
Semua
rencana telah terlaksana dengan yang telah ada di intervensi.
7. Evaluasi.
ibu
mengatakan mioma uteri telah diangkat, dan ibu tidak merasakan keluhan lain.
4.2 SARAN
1. Bagi klien
Untuk keberhasilan dalam asuhan kebidanan diperlukan kerjasama yang
baik dengan klien dalam memecahkan masalah klien.
2. Bagi petugas
Meningkatkan
peran bidan dalam fungsinya sebagai pelaksana kebidanan, lebih
3.
Bagi pendidikan
Untuk
memperhatikan penulis dalam penulisan, agar tersusun sebuah tugas atau makalah
yang baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Prawirohardjo, Sarwono. 1999. Ilmu
Kandungan. Yayasan Bina Pustaka. Jakarta.
2.
___________. Buku Ginekologi
FK Universitas Padjajaran Bandung.
ELSTAR-OFFSSET. Bandung.
3.
Prawirohardjo, Sarwono. 2005. Ilmu
Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka. Jakarta.
4.
Manuaba, Ida Bagus Gede. 1998. Ilmu
Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga Berencana. EGC. Jakarta
0 Response to "SKRIPSI KEBIDANAN ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. “L” DENGAN MYOMA UTERI PRE OPERASI DI RUANG NIFAS RSUD dr.SOEWANDHI SURABAYA"
Posting Komentar