I.
Latar Belakang
Dokumentasi keperawatan merupakan
tindakan mencatat setiap data yang didapat oleh perawat dalam sebuah dokumen
yang sisitematis. Proses mencatat tidak hanya menulis data pada format yang
tersedia. Dokumentasi keperawatan menitikberatkan pada proses dan hasil
pencatatan (Potter & Perry, 1997). Hal tersebut berarti bahwa mulai dari
proses mencatat sampai mempertahankan kualitas catatan harus diperhatikan,
karena dokumen keperawatan memegang perannan yang sangat penting.
Kelengkapan dan keakuratan data mejadi
sebuah kebutuhan dalam meningkatkan mutu asuhan keperawatan. Gapko Dawn
(1999, dalam http://www.hhdev.psu.edu/nurs/ojni/dm/52/index.htm).
mengatakan bahwa perawat sangat jarang
untuk menulis segala yang dilakukan dan didapatkan baik dari pengkajian, evaluasi
maupun dan tindakan kolaborasi dengan dokter. Lebih lanjut Gapko Dawn
mengatakan bahwa penyebab rendahnya mutu dokumentasi keperawatan diantaranya
factor staf keperawatan yang malas mencatat, tingginya sensus yang harus
dilakukan, mencatat membutuhkan waktu yang lama.
Pencatatan yang banyak dan
memakan waktu kerja perawat membuat perawat merasa prustasi sehingga banyak
terjadi ketidakakuratan data dalam dokumentasi keperawatan (Cowden &
Johnson, 2003, dalam http://pubmedcentral.nih.gov/fprender.fcgi). Lebih lanjut Cowden &
Johnson menemukan bahwa pencatatan dengan format kertas banyak ditemukan data
yang eror artinya data tersebut tidak valid dan membingungkan. Data demikian
menyebabkan terjadinya kesalahan interpretasi, prosedur dan kualitas pelayanan
kesehatan menjadi kurang baik. Barker KN, Flynn EA, Pepper GA, Bates DW, & Mikeal RL. (2002, dalam http://pubmedcentral.nih.gov/redirect3.cgi?)
menemukan bahwa pencatatan dengan menggunakan kertas terjadi kesalahan
pemberian obat sebesar 19% -28%,
informasi pasien tidak tidak berkesinambungan dan perawat tidak dapat mengukuti
system instruksi secara akurat untuk
mempertahankan kontinyuitas asuhan keperawatan.
Guna mengurangi keselahan seperti di atas, informasi teknologi
sangat dibutuhkan dalam pelayanan kesehatan termasuk pelayanan keperawatan. Word
processing, e-mail system informasi kesehatan pasien sangat dibutuhkan dalam
pelayanan professional khususnya pelayanan keperawatan (Hobbs, 2002, dalam http://pubmedcentral.nih.gov). Dalam makalah ini akan dibahas tentang
aplikasi dokumentasi keperawatan berbasis computer.
II.
Tinjauan Teori
A.
Sistem Komputerisasi dalam
Dokumentasi Keperawatan
Dokumentasi didefinisikan sebagai
segala sesuatu yang tertulis atau tercetak yang dapat diandalkan sebagai
catatan tentang bukti bagi individu yang berwenang (Potter & Perry, 1997).
Dokumentasi yang baik tidak hanya mencerminkan kualitas keperawatan tetapi juga
membuktikan pertanggunggugatan setiap anggota tim keperawatan dalam memberikan
asuhan.
Penggunaan computer dalam dokumentasi
keperawatan diperkenalkan pada akhir tahun
1960-an dan awal tahun 1970-an (Turpin, 2005, dalam http://www.sgna.org/Resources/article3.pdf.). Dalam dokumen keperawatan melalui system
computer meliputi system pembayaran, dischare planning, dan access data dari
profesi lain seperti dokter, farmasi, radiologi dan lainnya. Perkembangan
teknologi mampu meningkatkan kualitas pencatatan melalui computer. Penggunaan perangkat
lunak sebagai media dalam melakukan dokumentasi sangat beragam. Pada intinya perangkat
lunak tersebut menyediakan layanan
berkesinambungan informasi dari berbagai profesi kesehatan yang terintegrasi
dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit. Informasi tersebut dapat dibaca oleh
masing-masing profesi sehingga dapat meningkatkan system kolaborasi antar
profesi.
Dokumentasi
keperawatan melalui computer yaitu pencatatan yang dilakukan oleh perawatan
dengan menggunakan perangkat computer. Perangkat tersebut tentunya sudah
disediakan perangkat lunak yang sesuai dengan kebutuhan. Pemasukan data
dilakukan setiap saat sehingga perkembangan data pasien dapat terekam secarak
kontinyu dan komprehensif. Alpay & Russell (2002
dalam http://pubmedcentral.nih.gov). Program perangkat lunak memungkinkan perawat
untuk dengan cepat memasukan data pengkajian spesifik dan informasi lainnya
secara otomatis.
B.
Efektifitas Komputerisasi dalam
Dokumentasi Keperawatan
Komputerisasi dalam dokumentasi keperawatan banyak memiliki
kelebihan dari pada dengan menggunakan kertas. Dokumentasi keperawatan dengan
menggunakan computer dapat meningkatkan reliabilitas dalam menegakan diagnose
keperawatan. Hal ini sesuai dengan penelitian Delaney, Connie, Herr, Keela, Maas, Meridean, Specht
(2000, dalam http://findarticle.com/p/articles), pada 30 orang perawat di unit pelayanan rehabilitasi, dengan metoda retrospectively
examined clinical records. Ditemukan
bahwa 23 orang yang merumuskan diagnosa keperawatan kerusakan mobilitas fisik.
Diagnosa tersebut dilengkapi dengan data karateristik sebanyak 52% - 100%,
dilengkapi dengan faktor yang berhungan sebanyak 57% - 100%. Hasil ini didukung
oleh penelitian Maria, Ian, Odenbreit & Lavin (2007, dalam http://www.blackswel-synergy.com), pada 12 ruang keperawatan di Rumah Sakit Swiss, dengan metoda pretest-posttest experimental design.
Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa implementasi dari North of America
Nursing Diagnosis Association (NANDA), Nursing Intervention Classification (NIC)
dan Nursing Outcome Classification (NOC) dalam sistem komputerisasi dapat meningkatkan kualitas
asuhan keperawatan yang diberikan. Disamping
hal tersebut juga terjadi peningkatan kualitas dokumen keperawatan yang
berkaitan dengan asuhan keperawatan mulai dari pengkajian, perumusan diagnosa
keperawatan, penentuan kriteria hasil yang tepat dan kritis.
Penerapan sistem
komputer dalam dokumentasi keperawatan di unit gawat darurat juga sangat
efektif dalam meningkatkan mutu asuhan keperawatan. Banet, Jeffe, Williams
& Asaro, 2000, dalam http://www.nursinglibrary.org/Portal/CMSLite/getfile.aspx?ContentID=85635.) penelitian pada perawat di ruang
gawat darurat yang difokuskan pada aliran pekerjaan yang tinggi dan mutu
dokumentasi keperawatan. Hasil dari penelitian tersebut menemukan bahwa penerapan system computer
di ruang gawat darurat dapat meningkatkan kecepatan perawat dalam melakukan
asuhan dan menurunkan kesalahan dalam pendokumentasian.
Jennifer & Jane (2000, dalam http://www.jonajournale.com) menganalisis pengalamannya dalam
melakukan pendokumentasian dengan sisitem komputer. Setelah 2 tahun menerapkan
system computer dalam melakukan pednokumentasian keperawatan didabat bahwa terjadi
peningkatan peningkatan efektifitas dan efisiensi dari dokumentasi, proses
monitoring asuhan dan komunikasi dalam melakukan tindakan kolaborasi.
III.
Pembahasan
Dari uraian teori tentang dokumentasi
keperawatan berbasis computer dapat dipahami bahwa sangat mendukung bagi
peningkatan mutu asuhan keperawatan. Asuhan keperawatan merupakan proses logis
untuk membantu pasien dalam meningkatkan status kesehatannya. Dalam
melaksanakan asuhan kepreawatan, tidak hanya dituntut mampu melaksanakan
berbagai tindakan keperawatan baik mandiri maupun kolaborasi. Selain itu
dibutuhkan sebuah pencatatan atas tindakan yang telah dilakukan oleh seorang
perawat.
Dokumen keperawatan sangat diperlukan
untuk menjalin komunikasi antar perawat dan profesi lainnya, meningkatkan
kontinyuitas asuhan keperawatan sehingga terjamin mutu asuhan keperawatan yang
baik. Selain sebagai alat komunikasi, dokumentasi juga dapat dijadikan alat
perlindungan hukum bagi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Dokumen
tersebut dapat dijadikan bukti di pengadilan bila ada tuntutan dari masyarakat
atas tindakan keperawatan yang telah diberikan.
Sistem komputerisasi sangat mendukung
dan mampu meningkatkan kualitas catatan keperawatan. Catatan keperawatan yang baik
akan berdampak pada mutu asuhan yang diberikan. Telah dijelaskan pada bagian
teori bahwa sistem komputerisasi dalam dokumentasi keperawatan sangat efektif
dan efisien.
Penulis berpendapat bahwa keterandalan
dalam dokumentasi mencerminkan klualitas asuhan keperawatan. Artinya dengan
menggunakan media elektronik, perawat dengan mudah meng-akses informasi penting
tentang klien, mengambil keputusan atas informasi tersebut dengan cepat
sehingga dapat membantu klien dalam meningkatkan status kesehatannya. Sistem
komputerisasi dapat menjawab respon waktu yang diberikan oleh perawat. Selama
ini terkesan bahwa perawat lambat dalam merespon keluhan klien dan keluarganya.
Contoh kecil yang dapat penulis berikan yaitu pertanyaan singkat dari klien
tentang bagaimana kondisi penyakit saya dan bagaimana program penyembuhannya.
Menanggapi pertanyaan klien di atas tentunya perawat langsung dapat meresponnya
dengan paparan yang benar. Namun sistem pencatatan dengan kertas, perawat tidak
dapat langsung merespon pertanyaan tersebut. Sehingga jawaban perawat menjadi
nanti tanyakan saja kepada dokter atau nanti saya baca dulu status pasiennya.
Tanggapan tersebut akan berbeda bila menggunakan sistem computer. Setiap
perawat akan dengan mudah meng-akses informasi tentang pasiennya dan dapat
menjelaskan kondisi kesehatan dan program terapi yang harus dijalani oleh
pasien tersebut.
Hal
yang menjadi poin terpenting bagi penulis dalam system komputerisasi
dokumentasi keperawatan adalah membiasakan perawat untuk selalu memasukan data
terkini pasien setiap hari. Kontinyuitas pemasukan data menjadi sangat penting
dalam memberikan data atau informasi yang terkini. Analisis data terkini
menjadi mudah dan cepat, apa lagi system computer telah dilengkapi dengan
diagnosa keperawatan, NIC dan NOC. Sistem ini memadukan teknik analisis data
dan langsung memberikan alternative criteria hasil dan tindakan keperawatan
yang harus dilakukan pada pasien bersangkutan. Permasalahan yang mungkin timbul
yaitu berkaitan dengan alat dan tenaga perawat sendiri. Pada alat, membutuhkan
biaya tinggi untuk membangun jejaring system komputerisasi yang dapat mencakup
semua aspek pelayanan kesehatan di rumah sakit. Permasalahan tenaga yaitu kemampuan tenaga keperawatan yang
ada. Dibutuhkan keterampilan khusus untuk memasukan data kedalam aplikasi
computer sehingga dapat menghasilkan kualitas dokumen keperawatan yang baik.
Bila data yang dimasukan salah maka yang keluar hanya keputusan yang salah dan
ini akan mempengaruhi asuhan keperawatan pasien. Untuk itu perlu dilakukan
pelatihan bagi tenaga perawat sehingga dapat melakukan pemasukan data dengan
tepat dan menganalisis hasil keluaran komputer berkaitan dengan status pasien.
Penulis berpendapat bahwa aplikasi
komputerisasi dalam dokumentasi kerpawatan dapat memunculkan isu baru bagi
perawat itu sendiri. Isu tersebut diantaranya :
1.
Sikap
Aplikasi komputerisasi dalam
dokumentasi keperawatan tentunya akan memunculkan berbagai sikap dari perawat
sebagai pelaku dokumentasi. Sikap tersebut akan mewarnai keberhasilan aplikasi
tersebut. Sikap perawat demikian mungkin muncul akibat perubahan yang
memerlukan perhatian dan keterampilan khusus untuk mengoperasikan komputer.
2.
Tekanan waktu
Tekanan waktu disini dimaksudkan bahwa
perawat akan mengalami tekanan waktu selama bekerja di ruangan. Tekanan
tersebut muncul sebagai efek dari sikap perawat yang negatif dari aplikasi
komputerisasi tersebut. Ada beberapa perawat yang merasa hal tersebut sungguh
berat dan merasa tertekan menghadapi pekerjaan dokumentasi keperawatan.
3.
Kepercayaan diri
Perasaan percaya diri perawat akan
meningkat saat perawat tersebut berhasil melakukan aplikasi komputerisasi dalam
dokumentasi keperawatan. Perawat akan merasa memiliki kemampuan lebih dari yang
lain, karena penguasaan teknologi dikaitkan dengan tingginya kemampuan sumber
daya manusia.
4.
Pelatihan
Perubahan dalam dokumentasi ke sistem
komputerisasi memelukan keterampilan khusus sehingga diperlukan sebuah
pelatihan untuk dapat mengoperasikannya. Sikap negatif, tekanan waktu dan
kurang percaya diri akan dapat dikurangi dengan melakukan pelatihan secara
berkala dan berkesinambungan tentang informasi teknologi. Pelatihan ini
tentunya harus dibentuk menjadi pelatihan orang dewasa sehingga tidak
memunculkan masalah baru bagi perawat.
IV.
Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat
disimpulkan sebagai berikut
1.
Dokumentasi keperawatan
merupakan sumber informasi yang penting dalam meningkatkan komunikasi antar
perawat dan antar profesi kesehatan.
2.
Penggunaan komputer dalam pendokumentasian
keperawatan merupakan tantangan dan sekaligus keunggulan tersendiri dalam
meningkatkan mutu asuhan keperawatan dan pelayanan kesehatan di rumah sakit
3.
Aplikasi komputer dalam
dokumentasi keperawatan menjamin meningkatnya efktifitas dan efisiensi dalam
melaksanakan asuhan keperawatan
V.
Daftar Pustaka
Alpay & Russell. (2002). Information
Technology Training in Primary Care dalam http://pubmedcentral.nih.gov,
diperoleh tanggal 10
Maret 2008
Banet, Jeffe, Williams & Asaro. (2000). Effects of Implementing Computerized Practitioner Order
Entry and Nursing Documentation on Nursing Workflow in an Emergency Department
dalam http://www.nursinglibrary.org/Portal/CMSLite/getfile.aspx?ContentID=85635.,
diperoleh tanggal 10
Maret 2008
Barker KN, Flynn EA, Pepper GA,
Bates DW, & Mikeal RL. (2002). Medication Errors Observed In 36 Health Care
Facilities, dalam http://pubmedcentral.nih.gov/redirect3.cgi?,
diperoleh tanggal 10
Maret 2008
Cowden
& Johnson. (2003). A Process for Consolidation of Redundant Nursing Documentation Forms dalam http://pubmedcentral.nih.gov/fprender.fcgi, diperoleh tanggal 10 Maret 2008
Delaney, Connie, Herr, Keela, Maas, Meridean, Specht.
(2000). Reliability of
Nursing Diagnoses Documented in A Computerized Nursing Information System, dalam http://findarticle.com/p/articles, diperoleh
tanggal 10 Maret 2008
Gapko
Dawn.
(1999). Improving Nursing Documentation in a
Computer-based Inpatient Hospital Setting,
dalam http://www.hhdev.psu.edu/nurs/ojni/dm/52/index.htm,
diperoleh tanggal 10
Maret 2008
Hobbs. (2002). Measuring
Nurses’ Computer Competency: an Analysis of
Published Instruments dalam http://pubmedcentral.nih.gov,
diperoleh tanggal 10
Maret 2008
Jennifer & Jane.
(2000). Patient-Centered Documentation: An Effective and
Efficient Use of Clinical Information Systems dalam http://www.jonajournale.com, diperoleh
tanggal 10 Maret 2008
Maria, Ian, Odenbreit & Lavin. (2007). Improved Quality of
Nursing Documentation: Results of a Nursing Diagnoses, Interventions, and
Outcomes Implementation Study dalam http://www.blackswel-synergy.com, diperoleh tanggal 10 Maret 2008
Potter & Perry. (1997). Fundamental of Nursing: Concept, Process and
Practice, Philadelphia : Mosby-Year Book Inc.
Turpin. (2005). Transitioning From Paper to Computerized Documentation dalam http://www.sgna.org/Resources/article3.pdf.,
diperoleh tanggal 10
Maret 2008
0 Response to "KUMPULAN MAKALAH KEPERAWATAN TEORITIS DAN ASUHAN KEPERAWATAN"
Posting Komentar