BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap manusia lahir ke dunia
dengan membawa potensi masing-masing yang dapat di kembangkan melalui proses
belajar maupun pendidikan. Oleh karena itu manusia lahir sebagai makhluk
individu, memiliki perbedaan yang khas dengan dengan manusia lain. (Sapriya,
2006).
Selanjutnya hidup bermasyarakat
ditandai saling gotong-royong da tolong-menolong di antara sesama
warganya.kedua tindakan tersebut amat penting bagi tercapainya tujuan bersama,
yakni keamanan, kenyamanan, dan kesahteraan. Gotong-royong dan tolong-menolong
hanya mungkin tercapai kalau terjalin tenggang rasa di antara sesama warga (Guru, 2003).
Aris tolteles berpendapat
bahwa manusia merupakan perjumlahan daripada beberapa kemampuan tertentu yang
masing-masing bekerja tersendiri serperti kemampuan-kemampuan vegetative yaitu
makan dan berkembangbiak, kemampuan sensitive, yaitu kemampuan bergerak
mengamat-amati, bernafsu dan berperasaan, dan kemapuan intelektif, yaitu
berkemampuan berkecerdasan. (Udin S. Winataputra, Materi dan
Pembelajaran PKn SD, 2007).
Berangkat dari uraian di atas, kajian makalah
ini mengungkapkan manusia sebagai makhluk individu, makhluk sosial dan
masyarakat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang telah
penyusun kemukakan diatas, maka penyusun mengidentifikasikan beberapa
pertanyaan, ialah sebagai berikut :
1. Apa
pengertian dari individu, sosial dan
masyarakat ?
2. Apakah
individu sebagai insan Tuhan Yang Maha Esa ?
3. Bagaimana
interaksi individu dan masyarakat ?
4. Apa
yang dimaksud dengan interaksi sosial dan sosialisasi ?
5. Apa
saja aspek-aspek perubahan sosial ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam pembuatan
makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
Sebagai
bentuk tanggung jawab dalam memenuhi tugas Mata Kuliah Dasar Teknologi Informasi dan Komunikasi
2.
Mengetahui
pengertian individu, individu sebagai makhluk social dan masyarakat
3.
Mengetahui
pengertian individu sebagai insan Tuhan Yang Maha Esa
4.
Mengetahui
interaksi individu dan masyarakat
5.
Mengetahui
pengertian interaksi sscial dan sosialisasi
6.
Mengetahui
aspek-aspek perubahan sosial
D. Prosedur Pemecahan Masalah
Makalah ini
mengungkapkan tentang manusia sebagai makhluk individu, makhluk sosial dan
masyarakat yang sejatinya sebagai manusia untuk dapat berinteraksi dengan baik
sesama individu dan sebagai insan Tuhan. Oleh
karena itu, metode yang digunakan dalam makalah ini adalah metode deskriptif
yakni metode yang mempunyai tujuan pemecahan masalah yang sedang berlangsung. (Sapriya,
2006)
E. Sistematika Penulisan
Makalah
ini terdiri dari tiga bab, diawali bab I pendahuluan dan diakhiri dengan bab
III kesimpulan.
Bab I Pendahuluan meliputi: latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penulisan, prosedur pemecahan masalah, dan sistematika
penulisan.
Bab II Pembahasan berisikan mengenai manusia sebagai
makhluk individu, makhluk sosial dan masyarakat.
Bab III Penutup merupakan bab terakhir berisikan :
kesimpulan.
BAB II MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU, MAKHLUK SOSIAL dan MASYARKAT
A. Pengertian Individu, sosial dan Masyarakat
1. Pengertian Individu
Setiap manusia lahir ke dunia
dengan membawa potensi masing-masing yang dapat di kembangkan melalui proses
belajar maupun pendidikan. Oleh karena itu manusia lahir sebagai makhluk
individu, memiliki perbedaan yang khas dengan dengan manusia lain, hal ini
sesuai dengan Pendapat Allport mengatakan bahwa individu berasal dari kata
“individe” yang berarti tak dapat dibagi-bagi, maksudnya bahwa manusia
merupakan satu kesatuan jiwa dan raga yang tak dapat dipisah satu sama lain.
Seorang manusia dikatakan sebagai suatu individu apabila adanya keterpaduan
antara jiwa dan raganya. Kegiatan fisik yang dilakukan manusia merupakan
kegiatan manifestasi dari kegiatan psikisnya. Contohnya : seseorang melakukan
kegiatan menulis merupakan perintah dari jiwa/psikisnya untuk menyuruh fisik
(dalam hal ini tangannya) untuk menulis sesuatu dengan pulpen pada kertas.
Tanpa adanya keterpaduan dari kedua aspek tersebut maka manusia tidak dapat
melakukan sesuatu secara sempurna.
Pada saat seorang anak lahir ke dunia
ini, sampai usia kanak-kanak awal (sampai umur 5 tahun) ia mulai mengenal siapa
dirinya. Melalui proses sosialisasi yang dimulai dari lingkungan keluarganya ia
mulia mengenal “aku”. Proses ini terus tumbuh dan berkembang sampai seorang
terbentuk keperibadiannya secara untuh. (Sapriya,
2006)
Individu berasal dari kata in dan divided. Dalam Bahasa Inggris in
salah satunya mengandung pengertian tidak,
sedangkan dengan divided artinya
terbagi. Jadi individu artinya tidak terbagi, atau suatu kesatuan yang tidak
dapat dibagi-bagi melainkan sebagai kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai
manusia perorangan sehingga sering digunakan sebagai sebutan “orang-seorang”
atau “manusia perorangan. Individu merupakan kesatuan aspek jasmani dan rohani.
Dengan kemampuan rohaninya individu dapat berhubungan dan berfikir serta dengan
pikirannya itu mengendalikan dan memimpin sesanggupan akali dan kesanggupan
budi untuk mengatasi segala masalah dan kenyataan yang dialaminya. (Ridwan
Effendi, 2006).
Pada dasarnya, setiap individu
memiliki ciri-ciri dan karakteristik yang berbeda. Perbedaan-perbedaan tersebut
semakin terlihat sejalan dengan perkembangan individu. Kata perbedaan dalam
istilah perbedaan individual menurut Landgren ( 1980:578) merupakan suatu
variasi yan terjadi, baik pada aspek fisik maupun psikologis. (Mulyani
Sumantri, 2007)
Individu bukan berarti manusia
sebagai suatu keseluruhan yang tak dapat dibagi melainkan sebagai suatu
keseluruhan yang terbatas yaitu sebagai manusia perorangan. (Abu, 2003)
2. Pengertian individu sebagai makhluk sosial
Manusia adalah makhluk individu
yang tidak dapat melepaskan diri dari hubungan dengan sesama manusia lain
didalam menjalani kehidupannya. Berbeda dengan makhluk lainnya, seperti hewan
misalnya, tanpa manusia lainnya, maunsia akan mati. Sejak dilahirkan, manusia
merupakan individu yang membutuhkan individu lainnya untuk dapat bertahan dan
melangsungkan kehidupannya. Seorang bayi yang baru dilahirkan, membutuhkan
seorang ibu yang dapat memberinya, melatih belajar, bermain dan sebagainya.
Selain itu, berbeda dengan hewan yang mempunyai kelengkapan fisik untuk dapat
bertahan sendiri, sedangkan manusia tidak. Seperti yang dijelaskan diatas
manusia sejak dilahirkan telah membutuhkan manusia lainnya untuk dapat bertahan
sehingga jika ia hidup sendiri akan mengalami gangguan kejiwaan. (Udin S.
Winataputra, MATERI DAN PEMBELAJARAN IPS SD, 2008).
3. Pengertian Masyarakat
Kata masyarakat merupakan terjemahan
dari kata (community atau komunitas). Secara definitif dapat di definisikan
sebagai kelompok manusia (individu) yang terdiri dari sejumlah keluarga yang bertempat
tinggal di suatu tempat (wilayah) tertentu baik di desa maupun di perkotaan
yang telah terjadi interaksi sosial agar anggotanya atau adanya hubungan sosial
(social relationship) yang memiliki norma dan nilai tertentu yan harus dipatuhi
oleh semua anggotanya dan memiliki tujuan tertentu pula. Sedangkan Selo
Soemardjan (1962) mengemukakan bahwa: “Masyarakat adalah suatu wilayah
kehidupan sosial yang ditandai oleh suatu derajat hubungan tertentu. (Sapriya,
2006).
(Soekamto, 2007) Masyarakat merupakan manusia yang hidup
bersama dan secara teoritis adalah dua orang yang hidup bersama.
Masyarakat adalah sekumpulan
manusia yang saling bertinteraksi. Suatu kesatuan masyarakat dapat memiliki prasarana
yang dapat memungkinkan para warganya beriteraksi. (Koentjaraningrat.,
2005)
Masyarakat terdiri atas berbagai
orang, dengan ragam Pandangan,sikap,nilai dan kepentinangan. Apabila
masing-masing orang mementingkan urusannya sendiri, hidup bermasyarakat akan
kacau. Hidup bermasyarakat akan lancar apabila terbina kerukunan di antara
sesama warganya. Demi terciptanya kerukunan itu, harus ada sikap saling
menghargai di antara sesama warga.
Selanjutnya hidup bermasyarakat ditandai
saling gotong-royong da tolong-menolong di antara sesama warganya.kedua
tindakan tersebut amat penting bagi tercapainya tujuan bersama, yakni keamanan,
kenyamanan, dan kesahteraan. Gotong-royong dan tolong-menolong hanya mungkin
tercapai kalau terjalin tenggang rasa di antara sesama warga. (Guru, 2003).
Dalam dunia masyarakat, manusia
diupayakan mengoptimalkan seluruh potensi dan kemampuan bermasyarakat untuk
dapat mengaktualisasikan dirinya semaksimal mungkin. Agar mempunyai hak untuk
menentukan nasibnya sendiri, hak untuk diterima sebagai warga masyarakat, serta
hak untuk mewujudkan kemampuannya. Disamping mempunyai hak, manusia juga
mempunyai kewajiban untuk memberikan konstribusi nyata bagi kemajuan
masyarakat. (Ihat Hatimah, 2008)
Adapun unsur-unsur dari masyarakat,
Mac Iver dan Page mengemukakan sebagai berikut: “(1) seperasaan, (2)
sepenanggungan, dan (3) saling memerlukan”. Di samping ada beberapa tipe
masyarakat setempat menurut davis (1960:313) sebagai berikut: (1) jumlah
penduduk, (2) luas, kekayaan dan kepadatan penduduk, (3) memiliki fungsi khusus
dari masyarakat setempat terhadap seluruh organisasi masyarakat yang
bersangkutan. Tipe tersebut digunakan untuk membedakan jenis-jenis masyarakat
yang sederhana dan modern, masyarakat pedesaan dan perkotaan. Pada masyarakat
modern sering dibedakan antara masyarakat pedesaan dan perkotaan dalam bentuk
“rural community” dan “urban community”.
Dalam kehidupan masyarakat
pedesaan, hubungan yang terjalin antara anggota masyarakat lebih harmonis,
mendalam dengan sistem berkehidupan berkelompok. Pekerjaan utama masyarakat
biasanya terkonsentrasi pada sector pertanian. Dalam mengolah pertanian
cara-cara yang digunakan masih (sangat) tradisional dan tidak efesien yang
lazim disebut sebagai “subsistence
farming”. Pada umumnya golongan-golongan orang-orang tua dijadikan sebagai
penasehat dalam kehidupan, sehingga peranan mereka begitu penting. Masalah yang
timbul kemudian adalah sulitnya mereka mengadakan perubahan-perubahan. Hal ini
disebabkan Pandangan-pandangan mereka yang didasarkan pada tradisi yang kuat.
Karena itu, sulit sekali untuk merubah pola pikir, sikap maupun tingkah laku
penduduknya. Kelangkaan alat komunikasi turut mempengaruhi terhadap proses
perubahan-perubahan yang diharapkan. Salah satu arus komunikasi yang berkembang
adalah desas-desus yang bersifat negatif. Pada masyarakat perkotaan (urban
community) tekanan pengertian terletak pada sifat-sifat serta ciri-ciri
kehidupan yang berbeda dengan masyarakat pedesaan antara lain perbedaan dalam
menilai keperluan hidup. (Sapriya, 2006).
Selanjutnya Koentjoraningrat (
1999:32-33) menyebutkan ada 6 tipe masyarakat indonesia, yaitu sebagai berikut
:
1. Tipe
masyarakat yang berkebunyang amat sederhana dengan keladi dan ubi jalar sebagai
tanaman pokoknya dalam kombinasi dengan berburu atau meramu.
2. Tipe
masyarakat pedesaan berdasarkan bercocok tanam di lading atau di sawah dengan
padi sebagai tanaman pokok. System dasar kemasyarakatannya berupa “Komunitas
petani” dengan diferensiasi dan stratifikasi sosial yang sedang dan merasakan
diri bagian bawah dari suatu kebudayaan yang lebih besar, dengan suatu bagian
atas yang dianggap lebih halus dan beradab didalam masyarakat kota.
3. Tipe
masyarakat pedesaan berdasarkan bercocok tanam di ladang atau di sawah dengan
padi sebagai tanaman pokok. Sistem dasar kemasyarakatanya berupa desa komunitas
petani dengan diferensiasi dan stratifikasi sosial yang sedang.
4. Tipe
masyarakat pedesaan berdasarkan bercocok tanam di ladang atau di sawah dengan
padi sebagai tanaman pokok. Sistem dasar kemasyarakatanya berupa desa komunitas
petani dengan diferensiasi dan stratifikasi sosial yang agak kompleks.
5. Tipe
masyarakat perkotaan yang mempunyai ciri-ciri pusat pemerintahan dengan sector
perdangan dan industri yang lemah.
6. Tipe
masyarakat metropolitanyang mulai mengembangkan suatu sektor perdangan dan
industri yang agak berarti, tetapi yang masih didominasi oleh aktivitas
kehidupan pemerintah. (Udin S. Winataputra, Materi dan
Pembelajaran PKn SD, 2007).
B. Individu Sebagai Insan Tuhan Yang Maha Esa
Individu berasal dari kata in-dividere artinya tidak dapat
dibagi-bagikan atau sebagai sebutan bagi manusia yang berdiri sendiri, manusia
perseorangan. Namun, individu yang dimaksud adalah insan (manusia). Aris
tolteles berpendapat bahwa manusia merupakan perjumlahan daripada beberapa
kemampuan tertentu yang masing-masing bekerja tersendiri serperti
kemampuan-kemampuan vegetative yaitu makan dan berkembangbiak, kemampuan
sensitive, yaitu kemampuan bergerak mengamat-amati, bernafsu dan berperasaan,
dan kemapuan intelektif, yaitu berkemampuan berkecerdasan.
Jika manusia dibelah maka
akan menjadi 2 bagian, yaitu satu bagian belahan fisik (kongkret) atau disebut
juga raga atau jasmani, dan satu bagian lagi belahan non fisik (abstrak) atau
disebut jiwa atau rohani. Jasamani membutuhkan sandang, pangan dan papan.
Sedangkan rohani membutuhkan sesuatu yang tidak dibutuhkan oleh jasmani,
seperti keamanan dari rasa takut, perlindungan dari rasa ketidak adilan, dan
kepercayaan atau keyakinan. (Udin S. Winataputra, Materi dan
Pembelajaran PKn SD, 2007).
C. Interaksi Individu dan Masyarakat
Dalam melangsungkan kehidupannya
dan untuk memenuhi kebutuhan yang sangat kompleks, manusia harus melakukan
interaksi atau saling berhubungan antara yang satu dengan yang lainnya.
Berbicara tentang interksi, maka perlu ditelaah dulu apa sebenarnya arti interaksi
itu. Menurut ahli ilmu psikologi sosial bahwa interaksi sosial adalah saling
berhubungan antar dua manusia atau lebih, dimana manusia yang satu terhadap
yang lain saling mempengaruhi.
Masyarakat dalam aspeknya yang
dinamis, terdiri dari individu-individu dan kelompok-kelompok yang berada dalam
interaksi.
Jenis yang paling umum dari proses
sosial adalah interaksi sosial. Dengan interaksi sosial dimaksudkn bahwa adanya
pengaruh timbal balik antra individu
dengan kelompok dalam upaya memecahkan masalah-masalah yang dihadapi
dalam hidup sehari-hari secara bersama-sama. Dengan kata lain bahwa setiap
interaksi dua arah akan menstimulir yang lain untuk mengubah tingkah laku dari
orang-orang yang sedang berinteraksi
Interaksi sosial yang terjadi
antara individu dan masyarakat adalah :
1. Interaksi
yang melibatkan sejumlah orang, misalnya; individu dengan individu, individu
dengan grup dan grup dengan grup
2. Adanya
tingkat keintiman, misalnya ada yang bersifat primer, ada yang bersifat
sekunder, ada yang bersifat gemein schaft
dan ada yang bersifat gesel schaft
dan dan sebagainya.
3. Adanya
proses sosial. Dalam hal ini terdapat beberapa bentuk proses social, ada yang
berbentuk positif dan ada pula yang berbentuk negative. Yang posistif dinamakan
integrasi atau assosiatif process, yaitu proses yang menyatukan. Sedangkan yang
negative adalah dinamakan disintegrative atau disassosiatif process, yaitu
proses yang memisahkan. Termasuk dalam proses yang menyatukan (integrasi) ialah
; coopratioan (koperasi), consensus (kerjasama) dan assimilation (asimilasi).
Termasuk dalam proses yang memisahkan (disintregasi) adalah.; conflick (
konflik sama dengan persengketaan, competisi ( kompetisi sama dengan
persaingan. Kondisi yang Nampak dalam bentuk intregasi adalah ; (1) keseluruhan
anggota kelompok berkemauan untuk tetap pada kelompoknya, seolah-olah satu sama
lain saling terkait, sedangkan disintregasi adalah Keadaan sebaliknya. Istilah
lain yang sering digunakan dalam hal ini adalah organis dan disorganis. Organis
apabila tiap anggota dalam suatu kelompok berpungsi terhadap keseluruhan
kelompok, sedangkan disorganis apabila satu sama lain tidak terjadi hubungan
lagi . (Sapriya, 2006)
D. Interaksi Sosial Dan Sosialisasi
1. Interaksi Sosial
kata interaksi berasal dari
kata inter dan action. Interaksi
social adalah hubungan timbale balik saling mempengaruhi antara individu,
kelompok social, dan masyarakat.
Interaksi adalah proses
dimana orang-orang berkomunikasi saling pengaruh mempengaruhi dalam pikiran dan
tindakan. Seperti kita ketahui, bahwa manusia dalam kehidupan sehari-hari
tidaklah lepas dari hubungannsatu dengan yang lain.
Interaksi sosial antara
individu terjadi manakala dua orang bertemu, interaksi dimulai pada saat itu
mereka saling menegur, berjabat tangan, saling berbicara atau bahkan mungkin
berkelahi. Aktivitas-aktivtas semacam itu merupakan bentuk-bentuk dari
interaksi social.
Interaksi antara
kelompok-kelompok manusia terjadi antara kelompok tersebut sebagai kesatuan dan biasanya tidak menyangkut
pribadi anggota-anggotanya. Interaksi sosial antara kelompok-kelompok terjadi
antara kelompok lazim juga terjadi di dalam masyarakat. Interaksi tersebut
terjadi lebih menyolok, apabila terjadi pertentangan antara
kepentingan-kepentingan kelompok. Interaksi social terjadi dengan didasari oleh
faktor-faktor : imitasi, sugesti, identifikasi dan simpati.
Imitasi adalah suatu proses
peniruan atau meniru. Banyak prilaku kita sebenarnya diawali dengan meniru.
Pada usia kanak-kanak dan dewasa kita melakukan peniruan. Seperti meniru
potongan model baju, celana, model rambut, dan hal lain-lain. Dalam proses
peniruan biasanya lebih terjadi dan mudah berubah, artinya proses peniruan
serimgkali tidqak bertahan lama, karena ada model baru, maka berubah lagi pada
model tersebut.
Sugesti adalah satu proses
dimana seorang individu menerima suatu cara penglihatan atau pedoman-pedoman
tingkah laku dari orang lain tanpa dikritik terlebih dahulu. Yang dimaksud
dengan sugesti disini adalah penagruh psychis, baik yang datang dari dirinya
sendiri maupun dari orang lain, yang pada umumnya diterima tanpa adanya daya
kritik.
Identifikasi dalam psikologi
berarti dorongan untuk menjadi identik (sama) dengan orang lain, baik secara
lahirah maupun batiniah. Di sini dapat diketahui, bahwa hubungan social yang
berlangsung pada identifikasi adalah lebih mendalam daripada hubungan yang
berlangsung atas proses-proses sugesti maupun imitasi.
Simpati adalah perasaan
tertariknya orang yang satu terhadap orang yang lain. Simpati timbul tidak atas
dasar logis rasional, melainkan berdasarkan penilaian perasaan seperti juga
pada proses identifikasi. Bahkan orang dapat tiba-tiba merasa tertarik pada
orang lain dengan sendirinya karena keseluruhan cara-cara tingkah laku menarik
baginya. (Ridwan Effendi, 2006).
2. Sosialisasi
Berger mendefinisikan
sosialisasi sebagai “a process by which a
child learms to be a participant member of society” yaitu suatu proses
dimana seorang anak belajar menjadi seorang amggota yang berpatisipasi dalam
masyarakat.
Menurut mead setiap anggota
baru masyarakat harus mempelajari peranan-peranan yang ada dalam masyarakat
yaitu proses yang dinamakannya pengambilan peranan (role taking). Dalam proses ini seseorang belajar untuk mengetahui peranan yang harus
dijalankannya serta peranan yang harus dijalankan orang lain. Melalui
penguasaan peranan yang ada dalam masyarakat ini seseorang dapat bertinteraksi
dengan orang lain.
Siapa yang menjalankan proses
sosialisasi? Dalam sosiologi kit berbicara mengenai agen-agen sosialisasi (agen socialization) atau pihak-pihak
yang melaksanakan sosialisasi.
Pada awal kehidupan manusia
biasanya agen sosialisasi atas orangtua dan saudara kandung. Pada masyarakat
yang mengenal sistem keluarga luas (extended family) agen sosialisasi bisa
berjumlah lebih banyak dan dapat mencakup pula nenek, paman, bibi dan
sebagainya. Apabila pesan-pesan yang disampaikan oleh agen-agen sosialisasi
dalam masyarakat sepadan dan tidak salin bertentangan melainkan saling
mendukung maka proses sosialisasi diharapkan dapat berjalan dengan baik. Namun
dalam masyarakat yang didalamnya terdapat agen sosialisasi dengan pesan yang
bertentangan dijumpai kecenderungan bahwa warga masyarakat yang menjalani
proses sosialisasi sering mengalami konflik pribadi karena diombang-ambingkan
oleh agen sosialisasi yang berlebihan. Seorang anak sering harus memilih antara
menaati orang tua atau mengikuti teman (misalnya dalam hal merorok, keluar
malam tanpa izin orang tua, atau penyalah gunaan narkotika), dan pilihan apapun
yang diambilnya akan mempertentangkannya dengan salah satu agen sosialisasi.
Konflik pribadi pun akan terjadi manakala seseorang disosialisasi karena
mempelajari peranan baru, dan aturan dalam proses sosialisasi ini bertentangan
dengan sosialisasi yang pernah dialaminya. (Ridwan Effendi, 2006).
E. Aspek-aspek Perubahan Sosial
Dalam Pandangan orang awam, sering
terjadi kerancuan antara istilah perubahan social dengan perubahan budaya. Hal
ini disebabkan adanya kenayataan bahwa setiap terjadi proses perubahan budaya
mengakibatkan struktur dan fungsi masyarakatnya akan berubah juga sehingga kita
sering mengatakan dengan istilah perubahan social budaya. Namun demikian, para
ahli ilmu social termasuk antropologi secara tegas membedakan pengertian
perubahan budaya dengan perubahan social. Pada perubahan budaya, hal yang
berubah itu adalah unsur-unsur budayanya, seperti pengetahuan, kepercayaan,
kesenian, moral, hukum, adat-istiadat dan setiap kemampuan serta kebiasaan manusia
sebagai masyarakat. Sedangkan pada perubahan social hal yang berubah adalah
struktur dan system social yang mengatur pola kehidupan masyarakat.
Terdapat beberapa aspek yang
menyebabkan terjadinya perubahan social di Indonesia, diantaranya adalah demokratisasi,
globalisasi, dan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Secara rinci,
uraian tentang hal tersebut akan dipaparkan di bawah ini.
A.
Demokratisasi
Gelombang
reformasi total yang melanda kehidupan bermasyarakat dan berbangsa indonesia
dewasa ini telah menimbulkan berbagai perubahan yang mendasar segala aspek
kehidupan manusia yang meliputi bidang politik, ekonomi, hukum, kebudayaan dan
pendidikan. Dalam system pemerintahan telah terjadi perubahan penyelenggaraan
yang bersfat sentralistik yag menghilangkan inisiatif atau prakarsa,
kreativitas, keseragaman baik pribadi maupun masyarakat, kini kita memerlukan
pradigma baru yang mampu menghidupkan dan medorong serta mengaktualisasikan dan
meningkatkan partisipasi masyarakat.
Kehidupan
baru tersebut adalah kehidupan yang memberikan peluang kepada setiap orang,
kelompok, organisasi, masyarakat untuk berpendapat, mengambil bagian secara
aktif sesuasi dengan kapasitasnya masing-masing namun tidak menyimpang dari
aturan-aturan yang berlaku dan falsafah hidup bangsa Indonesia. Proses
perubahan seperti itu adalah “ demokratisasi”.
B.
Globalisasi
Memasuki
abad XXI manusia di hadapkan pada berbagai tantangan yang ditandai oleh
pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, kompleksitas dan masalah
kesejahteraan material dan spiritual, serta perubahan social yang semakin
cepat. Kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi telah mengantarkan manusia
memasuki gerbang kehidupan masyarakat global. Globalisasi terjadi dalam
berbagai bidang kehidupan, sperti politik, ekonomi, budaya, dan tekhnologi.
C.
Perkembangan ilmu
pengetahuan dan tekhnologi
Hidup
manusia sangat dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Temuan-temuan baru hasil riset secara langsung atau tidak merupakan kenyataan
yang tidak bisa dipungkiri bahwa peradaban manusia salah satunya sangat
bergantung pada ilmu dan teknologi. Teknologi banyak menghasilkan perangkat,
seperti alat transportasi, telekomunikasi, computer, dan peralatan perang.
Berkat kemajuan yang sangat cepat dan lebih mudah dalam kedua bidang ini
pemenuhan kebutuhan manusia dapat dilakukan secara lebih cepat dan lebih mudah
disamping penciptaan di berbagai bidang kehidupan, seperti kesehatan,
pemukiman, pendidikan dan sebagainya. Kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan
teknologi tersebut dapat mengubah cara berpikir, cara bekerja dan cara hidup
manusia. (Dinn Wayudin, 2008)
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan
kajian teoritis dan kajian permasalahan diatas, dapat diambil kesimpulan yaitu
sebagai berikut :
Individu berasal dari kata in dan divided. Dalam Bahasa Inggris in
salah satunya mengandung pengertian tidak,
sedangkan dengan divided artinya
terbagi. Jadi individu artinya tidak terbagi, atau suatu kesatuan yang tidak
dapat dibagi-bagi melainkan sebagai kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai
manusia perorangan sehingga sering digunakan sebagai sebutan “orang-seorang”
atau “manusia perorangan. Individu merupakan kesatuan aspek jasmani dan rohani.
Dengan kemampuan rohaninya individu dapat berhubungan dan berfikir serta dengan
pikirannya itu mengendalikan dan memimpin sesanggupan akali dan kesanggupan
budi untuk mengatasi segala masalah dan kenyataan yang dialaminya.
Manusia adalah makhluk individu
yang tidak dapat melepaskan diri dari hubungan dengan sesama manusia lain
didalam menjalani kehidupannya.
Masyarakat adalah sekumpulan
manusia yang saling bertinteraksi. Suatu kesatuan masyarakat dapat memiliki
prasarana yang dapat memungkinkan para warganya beriteraksi.
Individu berasal dari kata in-dividere artinya tidak dapat
dibagi-bagikan atau sebagai sebutan bagi manusia yang berdiri sendiri, manusia
perseorangan. Namun, individu yang dimaksud adalah insan (manusia).
Interaksi yang
melibatkan sejumlah orang, misalnya; individu dengan individu, individu dengan
grup dan grup dengan grup.
Interaksi adalah proses
dimana orang-orang berkomunikasi saling pengaruh mempengaruhi dalam pikiran dan
tindakan. Seperti kita ketahui, bahwa manusia dalam kehidupan sehari-hari
tidaklah lepas dari hubungannsatu dengan yang lain. (Ridwan Effendi, 2006).
Berger mendefinisikan
sosialisasi sebagai “a process by which a
child learms to be a participant member of society” yaitu suatu proses
dimana seorang anak belajar menjadi seorang amggota yang berpatisipasi dalam
masyarakat.
Terdapat beberapa aspek yang
menyebabkan terjadinya perubahan social di Indonesia, diantaranya adalah
demokratisasi, globalisasi, dan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi.
Daftar Pustaka
Abu, A. (2003). Ilmu Sosial
Dasar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Dinn
Wayudin, d. (2008). Pengantar Pendidikan. Jakarta : UNIVERSITAS
TERBUKA.
Guru, T.
A. (2003). PPKn. Jakarta: Erlangga.
Ihat
Hatimah, d. (2008). Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan. Jakarta:
UNIVERSITAS TERBUKA.
Koentjaraningrat.
(2005). Pengantar Antropologi I. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Mulyani
Sumantri, d. (2007). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: UNIVERSITAS
TERBUKA.
Ridwan
Effendi, d. (2006). PENDIDIKAN LINGKUNGAN SOSIAL BUDAYA DAN TEKNOLOGI.
Bandung : UPI PRESS.
Sapriya,
d. (2006). KONSEP DASAR IPS. Bandung: UPI PRESS.
Soekamto,
S. (2007). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Nusa.
Udin S.
Winataputra, d. (2008). MATERI DAN PEMBELAJARAN IPS SD. Jakarta:
UNIVERSITAS TERBUKA.
Udin S.
Winataputra, d. (2007). Materi dan Pembelajaran PKn SD. Jakarta:
UNIVERSITAS TERBUKA.
0 Response to "CONTOH MAKALAH SOSIOLOGI MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU, MAKHLUK SOSIAL dan MASYARAKAT"
Posting Komentar