CONTOH MAKALAH ANTROPOLOGI PEREMPUAN, SUMBER DAYA EKONOMI DAN MODAL SOSIAL



PENDAHULUAN

Dalam tulisan ini kami selaku penulis akan mencoba melihat bagaimana eksistensi perempuan dalam mencoba memenuhi kebutuhan hidup dan keluarganya di zaman yang serba ‘susah’. Dalam mencoba memenuhi kebutuhan hidup dan keluarganya itu para kaum perempuan ini melakukan berbagai aktivitas yang bergerak disektor informal yang nantinya dari hasil kegiatan atau aktivitas tersebut para perempuan ini dapat sedikit membantu keuangan keluarga mereka. Kaum perempuan yang dimaksudkan disini adalah kaum perempuan yang berasal dari kelompok menengah ke bawah.

Isu perempuan, sumber daya ekonomi, dan modal sosial adalah isu yang penting untuk dapat memotret bagaimana perempuan-perempuan tersebut dapat mengatasi kesulitan finansial keluarga mereka dengan cara aktivitas-aktivitas tersebut dengan membangun jejaring sosial di lingkungan tempat tinggal mereka. Dan dengan hal ini dapat juga diketahui bagaimana peran penting perempuan dari kelompok miskin perkotaan dalam membangun strategi bertahan, mengingat selama ini perempuan hampir selalu dikaitkan dengan peran domestik sebagai isteri dan ibu yang hanya bertugas mengelola rumah tangga. Perempuan bergerak aktif mengatasi keterbatasan ekonomi keluarga mereka dengan membangun modal sosial dengan sesama perempuan dari kalangan di sekitar tempat tinggal mereka yang tujuannya dapat menggalang dana kolektif untuk dapat mencukupi keuangan keluarga mereka.




PEMBAHASAN


Perempuan dan Sumber Daya Ekonomi

Sumber daya ekonomi yang dimaksud penulis disini adalah suatu cara yang dilakukan oleh perempuan tersebut untuk dapat mencukupi kebutuhan finansial keluarganya tadi. Mereka –perempuan tersebut - melakukan berbagai aktivitas yang nantinya selain dapat memenuhi keuangan keluarga mereka, juga dari kegiatan atau aktivitas tersebut dapat membangun jejaring sosial yang terwujud dalam bentuk yang konkrit seperti adanya arisan, koperasi dan warung.

  • Arisan
Jika mendengar kata yang satu ini sudah pasti pikiran lain yang muncul selanjutnya adalah ibu-ibu ataupun kaum perempuan. Perempuan memang identik dengan yang namanya arisan, maka tak heranlah jika arisan ini dijadikan sebagai wadah oleh para perempuan untuk membangun jejaring sosial mereka sesama perempuan dan dengan adanya arisan ini para kaum ibu dapat sedikit terbantu finansial keluarganya. Arisan pada dasarnya menerapkan prinsip yang sama, yakni kegiatan pengumpulan, pengundian, pembagian uang dalam jumlah tertentu dalam waktu tertentu kepada anggota kelompok tertentu.

Di Indonesia, fenomena arisan sering kita lihat baik di perkotaan maupun di pedasaan. Ada perbedaan mendasar antara arisan yang dilaksanakan di perkotaan dengan di pedasaan. Di perkotaan arisan biasanya dilakukan oleh perempuan-perempuan dari kalangan sosial ekonomi menengah ke atas, dimana fungsi sosial dari arisan itu sebagai media sosialisasi sesame perempuan dari kelas sosial ekonomi menengah keatas. Jika arisan yang dilakukan oleh perempuan yang berasal dari ekonomi menengah ke bawah, arisan lebih berfungsi sebagai media untuk mengakses sejumlah dana kolektif.

Ada beberapa jenis arisan yang ada di masyarakat seperti yang tertulis dalam makalah ini, seperti arisan RT/RW/PKK dan arisan lebaran. Arisan RT/RW/PKK biasanya dilaksanakan setiap bulan secara bergilir di rumah salah satu anggotanya. Iuran yang ditetapkan oleh setiap arisan pun berbeda-beda sesuai dengan kesepakatan dan kemufakatan masing-masing anggota sesuai dengan kemampuan financial tiap-tiap anggotanya. Arisan ini dapat berfungsi sebagai media silahturahmi para perempuan dan dapat juga sebagai sebuah media untuk menginformasikan berbagai kegiatan kemasyarakatan seperti Pekan Imunisasi Nasional (PIN) ataupun mengenai Keluarga Berencana (KB). Lain halnya dengan arisan lebaran yang juga dapat diistilahkan dengan tabungan lebaran. Mengapa dinamakan demikian ? dalam arisan lebaran kegiatan yang dilakukan murni kegiatan menabung saja. Ini dikarenakan pada saat menjelang lebaran (hari raya) biasanya ada kebutuhan yang ‘lebih’ untuk menyambut lebaran, seperti baju-baju baru dan segala macam perabotan baru dan makanan yang tidak seperti biasanya.

Arisan lebaran ini biasanya dimulai satu minggu setelah lebaran dan berakhir satu minggu sebelum lebaran tahun berikutnya. Tidak ada proses pengundian disini seperti arisan RT/RW/PKK, yang ada hanya pada awal periode sejumlah pengurus berkumpul untuk menentukan berapa uang yang harus ditabung setiap bulannya sesuai dengan kemampuan anggota dan hasil apa yang akan diperoleh oleh peserta pada hari akhir arisan itu terselenggara. Ada pilihan paket yang ditawarkan untuk para perempuan yang mengikuti arisan ini pada setiap akhir periodenya, yaitu ‘paket ibu’ atau ‘paket anak’. ‘Paket ibu’ adalah paket yang berisi sejumlah bahan-bahan pokok masakan seperti daging sapi, ayam, tepung terigu, gula, telur dsb. Sedangkan paket anak berisi berbagai makanan ringan, kue dan permen-permen.

Para perempuan ini (baca : para ibu) mengetahui betul manfaat dari diadakannya arisan lebaran ini. Mereka tahu bahwa jika hanya mengandalkan penghasilan suaminya saja maka mereka tidak dapat mencukupi kebutuhan hidup mereka apalagi menjelang lebaran, karena biasanya menjelang lebaran harga barang-barang makanan pasti akan melonjak naik diakibatkan banyaknya permintaan pasar akan barang-barang tersebut. Beranjak dari hal inilah maka ibu-ibu tersebut mengadakan arisan lebaran dan mengorganisasikan diri mereka dengan cara menabung bersama-sama dengan ibu-ibu lain disekitar tempat tinggalnya untuk dapat mencukupi kebutuhan keluarga.
  
  • Koperasi
Selain dengan melakukan arisan, ibu-ibu ini juga melaksanakan koperasi yang dilakukan secara bersama. Koperasi yang dijalankan oleh para ibu/perempuan ini juga menggunakan prinsip yang sama yaitu koperasi ini bertujuan untuk tempat menabung dan simpan pinjam. Untuk menjadi anggota dari koperasi ini harus memnuhi syarat yaitu dengan membayar simpanan pokok dan simpanan wajib serta simpanan sukarela. Melalui koperasi, perempuan dapat berkiprah  tanpa harus  banyak terhambat oleh ideologi patriaki yang kurang menguntungkan mereka, sebab, dalam  koperasi tidak mengenal diskriminasi  gender, sosial, politik, ekonomi, adat, budaya, hukum dan agama.
Langkah awal pengembangan koperasi dapat ditempuh dengan memfasilitasi perempuan miskin di satu wilayah untuk berkelompok dan mengembangkan kegiatan simpan pinjam (Credit Union). CREDIT UNION (CU) terdiri dari dua kata, Credo yang berarti Percaya dan Union yang berarti perhimpunan. Secara harfiah dapat diartikan perkumpulan kepercayaan. Dalam bahasa Indonesia, dapat dikatakan sebagai “Usaha Bersama Simpan Pinjam (UBSP)” yaitu sekumpulan orang yang saling percaya dan sepakat untuk bersama-sama menabungkan uangnya di dalam kelompok. Kemudian uang itu dipinjamkan diantara mereka sendiri untuk maksud produktif dan tujuan meningkatkan kesejahteraan. 
 Budaya kebersamaan yang berbangun melalui kelompok arisan merupakan modal sosial bagi perempuan untuk mengembangkan kegiatan ini. Setiap kelompok secara bersama-bersama menyepakati berapa jumlah simpanan-simpanan yang harus mereka lakukan, bagaimana caranya,dll. Dalam hal ini, prinsip dasar yang harus ditekankan adalah, harus diawali dengan menyimpan, bukan meminjam. Aspek ini penting, paling tidak untuk mengubah mental membelanjakan menjadi menabung, ketergantungan menjadi mandiri, serta membangun rasa memiliki dan tanggung jawab terhadap keuangan kelompoknya. Setiap akhir tahun mereka akan melakukan rapat tahunan dan membagikan hasil usaha simpan pinjam atau koperasi.

  • Warung
Membuka warung juga merupakan salah satu kegiatan yang ibu-ibu lakukan untuk mencukupi keuangan keluarga. Jenis barang dagangan yang dijual pun biasanya barang kebutuhan sehari-hari yang bisa dipakai oleh si pemilik warung. Warung dapat membuka akses kelompok masyarakat yang berpenghasilan rendah untuk mempermudah apa yang mereka inginkan dengan harga yang terjangkau, dan mereka bisa membeli dalam jumlah yang sangat kecil, serta dapat membeli secara kredit. Inilah yang tidak didapat dengan berbelanja di supermarket, toko maupun minimarket.

Perempuan dan Modal Sosial
            Konsep “modal sosial” secara sederhana dapat didefinisikan sebagai relasi antar-individu yang membentuk sebuah jejaring yang bisa dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan bersama. Jejaring ini menjadi basis material yang dapat diakumulasi oleh individu yang terlibat di dalamnya untuk mengembangkan potensi masing-masing. (http://wri.or.id/?q=id/penelitian%20politik%20dan%20perempuan/Modal%20Sosial.htm)
            Dalam tulisan ini para perempuan (para ibu) mengorganisasikan diri mereka kedalam arisan, koperasi, dan membuka warung yang dapat dijelaskan dalam kerangka teori modal sosial. Perempuan-perempuan ini mampu memobilisasi uang arisan atau uang koperasi (capital) dengan memanfaatkan jaringan sosial dengan rasa saling percaya (trust) diantara mereka.
            Keterlibatan perempuan dalam modal sosial seperti arisan, koperasi maupun membuka warung adalah karena adanya tanggung jawab domestik yang dipikul oleh seorang perempuan (seorang ibu) dalam mensejahterakan keluarganya. Kemampuan membanguan modal sosial melalui arisan, koperasi dan warung hanya dapat dilakukan oleh perempuan yang termasuk kategori “tidak terlalu miskin” yang mampu menyisihkan sejumlah uang untuk membayar iuran atau simpanan di koperasi dan membeli barang untuk dagangan diwarungnya.



PENUTUP

Kemiskinan yang membelenggu perempuan salah satu penyebabnya adalah tersumbatnya akses terhadap sumberdaya keuangan. Hal inilah yang membuat perempuan mencari cara agar hal tersebut teratasi. Cara yang dipilih oleh para perempuan ini beragam, misalnya dengan mengikuti arisan, koperasi ataupun membuka warung di teras depan rumahnya. Kegiatan ini dilakukan oleh perempuan untuk dapat mencukupi kehidupan rumah tangganya agar dapat tercipta kesejahteraan dalam keluarganya.
            Dengan melakukan ketiga kegiatan diatas, perempuan mampu menciptakan jaringan sosial dengan sesamanya dan sedikit banyak dapat membantu keuangan keluarganya. Hal seperti ini termasuk pemberdayaan perempuan melalui pengembangan lembaga keuangan mikro. Pengembangan lembaga keuangan mikro ini memiliki tiga manfaat yaitu :
  1. Pemberdayaan ekonomi.
Akses perempuan terhadap sumber permodalan baik dalam bentuk tabungan maupun pinjaman, memberikan peluang lebih besar bagi mereka untuk turut mengkontrol  proses pengambilan keputusan dan alokasi sumber daya keluarga.
  1. Peningkatan kesejahteraan.
Adanya akses perempuan terhadap fasilitas kredit dan tabungan, memungkinkan perempuan untuk meningkatan kesejahteraan diri sendiri, anak-anak sekaligus suami.
  1. Peningkatan aktifitas ekonomi dan penghasilan perempuan akan meningkatkan ketrampilan, akses terhadap pengetahuan dan jaringan pendukung.


Referensi :

0 Response to "CONTOH MAKALAH ANTROPOLOGI PEREMPUAN, SUMBER DAYA EKONOMI DAN MODAL SOSIAL"

Posting Komentar

wdcfawqafwef

BACKLINK OTOMATIS GRATIS JURAGAN.