BAB
I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Peranan pertanian sebagai sektor andalanperekonomian nasional telah terbukti baik pada saat kondisi ekonomi Indonesia
dalam keadaan normal maupun pada saat krisis ekonomi. Peran pokok sektor
pertanian yang nanmpak adalah sebagai mesin penggerak ekonomi nasional dalam
menciptakan ketahanan pangan, mendukung perkembangan sektor sekendair dan
tersier serta menyumbang devisa bagi negara.
Peran-peran tersebut telah berhasil dilaksanakanselama lebih kurang 30 tahun silam sehingga dapat tercapai pertumbuhan yang
cukup tinggi yaitu 7 % per tahun dalam kondisi pertumbuhan penduduk yang cukup
tinggi yaitu 2,3 – 2,7 % pada dekade 1970-an sampai 1980-an yang disertai
dengan pendapatan perkapita lebih dari 4 % pertahun (Rasahan, 2000).
Perkembangan pertanian berikutnya merupakan bagianintegral dari pembangunan nasional yang diarahkan untuk mewujudkan pertanian
maju, efisiensi dan tangguh. Dalam pelaksanaan pembangunan tersebut dirancang
suatu proses transformasi atau perpindahan struktur sektor pertanian yaitu
dengan memanfaatkan Sumber Daya Alam (SDA), Sumber Daya Manusia (SDM), modal
dan IPTEK serta manajemen modern. Perubahan struktur terlihat adanya
perubahan-perubahan dalam proses pengelolaan sumber daya ekonomi yang tidak
lagi hanya berorenatasi pada produksi, tetapi sudah mengarah pada perkembangan
pemasaran sebagai upaya peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat pada
umumnya dan petani pada khususnya.
Dengan adanya masalah ekonomi pada pangan maka moshermengeluarkan pendapatnya mengenai strategi produksi. Dengan demikian pada
makalah ini akan dibahas tentang
strategi produksi menurut mosher.
B.TUJUAN
a. tujuan umum : mengetahui strategi produksi
menurut Mosher.
b. tujuan khusus : menjelaskan tenang
·
Defenisi Pertania
a.
Pengertian produksi
b.
strategi produksi menurut mosher
c.fungsi
produksi
·
Definisi Usaha Tani
a. Adanya pasar untuk hasil-hasil usaha
tani.
b. Teknologi yang senantiasa berkembang.
c. Tesedianya bahan-bahan dan alat-alat
produksi secara lokal.
d. Adanya perangsang produksi bagi
petani
e.Tersedianya perangkutan yang lancar
dan kontinyu.
BAB II
PEMBAHASAN
1
. Definisi Pertanian
A.T Mosher (1968;19) mengartikan, pertanian adalah
sejenis proses produksi khas yang didasarkan atas proses pertumbuhan tanaman
dan hewan. Kegiatan-kegiatan produksi didalam setiap usaha tani merupakan suatu
bagian usaha, dimana biaya dan penerimaan adalah penting. Tumbuhan merupakan
pabrik pertanian yang primer.
A.Pengertian
produksi
Produksi
adalah jumlah hasil dalam usaha
tani.sendangkan produktifitas yaitu kemampuan
suatu
faktor produksi
B.
strategi produksi menurut mosher
Peningkatan produktivitas usahatani berkaitan eratdengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, hal ini merupakan salah
satu ciri dalam usahatani modern. Seperti yang dirumuskan Mosher (1987) bahwa
diantara syarat yang harus dipenuhi untuk dapat hidup dan berkembangnya
usahatani modern itu adalah ilmu pengetahuan dan teknologi yang cocok dengan
kondisi setempat. Untuk itu alih teknologi diperlukan melalui penyuluhan yang
efektif dan efisien oleh para penyuluh kepada kelompoktani/petani. Oleh sebab itu
peranan penyuluh dan kelompoktani dalam merespon alih teknologi pertanian untuk
meningkatkan produktivitas usahataani perlu mendapat perhatian dalam rangka
menjamin kemandirian pangan.
Mosher berpeendapat bahwa perangsang yang sangat
efektif untuk mendorong petani meningkatkan hasil produksinya adalah factor
harga dari komoditi yang bersangkutan
Menurut mosher (1987) bahwa dalam hubungannya dengan harga,setiap terjadi perubahan harga,
petani akan memberikan respon. Harga yang menguntungkan akan merupakan insentif
untuk meningkatkan produksi.peningkatan produksi dapat di lakukan melalui
peningkatan luas tanam atau peningkatan produktifitas. Contohnya. Luas tanam
kedelai di musim tanam berikutnya di mana sifat perubahannya adalah searah
(hubunganya positif )
Tenaga kerja manusia tediri tenaga kerja pria,
wanita dan anak-anak. Tenaga kerja hewan digunakan untuk pengolahan tanah dan
angkutan. Sedangkan tenaga kerja mekanik digunakan untuk pengolahan tanah,
pemupukan, pengobatan, penanaman serta panen. Tenaga kerja mekanik bersifat
substitusi sebagai pengganti tenaga kerja manusia atau tenaga kerja ternak.
Banyak dari penduduk Indonesia
merupakan tenaga kerja pada sektor pertanian. Oleh karena itu petani sebagai
sumber daya manusia, memegang peranan inti di dalam pembangunan pertanian.
Peranan petani adalah memelihara tanaman dan hewan guna mendapatkan
hasil-hasilnya yang bermanfaat serta mempelajari dan menerapkan metode baru
yang diperlukan agar usaha taninya lebih produktif (A.T. Mosher, 1968;34).
Pengaruh harga hasil usaha tani dan harga input
terhadap kuatnya daya dorong petani untuk menaikkan produksi (A.T Mosher,1965;131-132) dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Petani hanya akan menaikkan komoditi tertentu
yang akan dijualnya, apabila harga komoditi itu cukup menarik baginya.
2. Petani akan memberikan respons terhadap perubahan
harga relatif dari tanaman-tanaman yang sedang diusahakan dengan jalan
menaikkan produksi tanaman yang harganya di pasar lebih tinggi, kecuali hal
tersebut akan membahayakan persediaan makanan keluarganya sendiri.
3. Petani akan memberikan respons terhadap kenaikan
harga hasil tanaman tertentu dengan menggunakan teknologi yang lebih maju untuk
menaikkan produksi tanaman tersebut, jika (1) barang-barang input yang
disediakan tersedia secara lokal, (2) mengetahui bagaimana menggunakan input
secara selektif, (3) jika harga input tidak terlalu tinggi dibandingkan dengan
harga yang diharapkan dari hasilnya.
4. Meningkatkan efisiensi tata niaga untuk
menurunkan biaya berbagai mata rantai tataniaga seperti pengumpulan,
pengangkutan dan pengolahan hasil-hasil usata tani, dapat menaikkan harga
setempat yang sampai ke tangan petani atau menurunkan harga bagi konsumen
terakhir atau kedua-duanya.
C.fungsi
produksi
Fungsi produksi adalah suatu persamaan
yang menggambarkan jumlah output maksimum yang dapat dihasilkan dari
suatu set faktor-faktor produksi tertentu dan dengan tingkat teknologi tertentu
pula.
Secara
teoretis dianggap bahwa setiap petani/produsen mempunyai fungsi
produksi
sesuai dengan kegiatan produksi yang dilakukan.
2.
Definisi Usaha Tani
A.TMosher (Mubyarto, 1989;66) memberikan definisi farm sebagai suatu tempat atau
bagian dari permukaan bumi di mana pertanian diselenggarakan oleh seorang petani
tertentu apakah ia seorang pemilik, penyakap atau manajer yang digaji.
Sedangkan usaha tani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat
tempat itu yang diperlukan untuk produksi pertanian seperti tubuh tanah dan
air, perbaikan-perbaikan yang telah dilakukan di atas tanah itu, sinar
matahari, bangunan-bangunan yang didirikan di atas tanah dan sebagainya. Usaha
tani dapat berupa usaha bercocok tanam atau memelihara ternak.
Ciri
yang sangat menonjol dalam sistem usaha tani khususnya tanaman pangan adalah
jaringan irigasi. Sedangkan ciri umum yang spesifik pada suatu wilayah antara
lain adanya lahan yang selalu tergenang, lahan dataran tinggi dengan suhu yang
sangat rendah, kondisi iklim yang kering atau basah. Bentuk umum sistem usaha
tani di Indonesia
dapat dibedakan (Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pertanian, 1990)
antara lain :
1.
Sistem usaha tani lahan sawah dengan tanaman padi sebagai tanaman utama,
diselingi palawija, sayur-syuran atau tebu.
2.
Sistem usaha tani lahan kering atau tegalan di mana padi gogo dan berbagai
jenis tanaman palawija dan hortikultura sebagai komoditas pokok.
3.
Sistem usaha tani lahan dataran tinggi banyak ditanami dengan sayur-sayuran dan
beberapa jenis palwija dan sebagian varietas padi.Usaha tani perkebunan yang
umumnya menanam berbagai jenis tanaman ekspor dan industri sebagai komoditas
yang diusahakan
Definisi
Pembangunan Pertanian
Pembangunan
sering diartikan pada pertumbuhan dan perubahan. Jadi pembangunan pertanian
yang berhasil dapat diartikan kalau terjadi pertumbuhan sektor pertanian yang
tinggi dan sekaligus terjadi perubahan masyarakat tani dari yang kurang baik
menjadi lebih baik (Dr. Soekartawi, 1994;1).
Sektor
pertanian di Indonesia
dianggap penting terlebih dari peranan sektor pertanian terhadap penyediaan
lapangan kerja, penyediaan pangan, penyumbang devisa negara melalui ekspor dan
sebagainya. Dalam pertanian tanaman pangan di Indonesia terdapat urutan komoditas
menurut kepentingannya (Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pertanian,
1990;8). Tanaman padi adalah tanaman utama. Meskipun secara ekonomis tanaman
padi bukan yang paling menguntungkan, kebanyakan petani mengutamakan padi dalam
usaha taninya.
Syarat-syarat dalam
Pembangunan Pertanian
A.T Mosher telah menganalisa syarat-syarat
pembangunan pertanian di banyak negara dan menggolong-golongkannya menjadi
syarat-syarat mutlak dan syarat-syarat pelancar. Terdapat lima syarat yang tidak boleh tidak harus ada
untuk adanya pembangunan pertanian. Kalau satu saja syarat-syarat tersebut
tidak ada, maka terhentilah pembangunan pertanian, pertanian dapat berjalan
terus tetapi sifatnya statis.
Syarat-syarat
mutlak yang harus ada dalam pembangunan pertanian (A.T Mosher, 1965;77) adalah
:
1. Adanya pasar untuk hasil-hasil
usaha tani.
2. Teknologi yang senantiasa
berkembang.
3. Tesedianya bahan-bahan dan
alat-alat produksi secara lokal.
4. Adanya perangsang produksi bagi
petani
5. Tersedianya perangkutan yang
lancar dan kontinyu.
1.
Pasaran
untuk Hasil Usaha Tani
Tidak
ada yang lebih menggembirakan petani produsen daripada diperolehnya harga yang
tinggi pada waktu ia menjual produksinya. Harga baik atau buruk (tinggi atau
rendah) pada umumnya dilihat petani dalam hubungan dengan harga-harga saat
panen sebelumnya.
Pembangunan
pertanian meningkatkan produksi hasil pertanian. Untuk hasil-hasil itu perlu
ada pasaran serta harga yang cukup tinggi guna membayar kembali biaya-biaya
tunai dan daya upaya yang telah dikeluarkan petani sewaktu memproduksikannya.
Diperlukan tiga hal dalam pasaran untuk hasil usaha tani (A.T Mosher, 1965;78),
yaitu :
a)
Seseorang di suatu tempat yang membeli hasil usaha tani, perlu ada permintaan
(demand) terhadap hasil usaha tani ini.
b)
Seseorang yang menjadi penyalur dalam penjualan hasil usaha tani, sistem
tataniaga.
c)
Kepercayaan petani pada kelancaran sistem tataniaga itu.Kebanyakan petani harus
menjual hasil-hasil usaha taninya sendiri atau di pasar setempat. Karena itu,
perangsang bagi mereka untuk memproduksi barang-barang jualan, bukan sekedar
untuk dimakan keluarganya sendiri, lebih banyak tergantung pada harga setempat.
Harga ini untuk sebagian tergantung pada efisiensi sistem tataniaga yang
menghubungkan pasar setempat dengan pasar di kota-kota.
2.
Teknologi
dalam Pembangunan Pertanian yang Senantiasa Berkembang
Kemajuan dan pembangunan dalam bidang apapun tidak
dapat dilepaskan dari kemajuan teknologi. Revolusi pertanian didorong oleh
penemuan mesin-mesin dan cara-cara baru dalam bidang pertanian. A.T Mosher
(Mubyarto, 1989;235) menganggap teknologi yang senantiasa berubah itu sebagai
syarat mutlak adanya pembangunan pertanian.
Apabila tidak ada perubahan dalam teknologi maka
pembangunan pertanian pun terhenti. Produksi terhenti kenaikannya, bahkan dapat
menurun karena merosotnya kesuburan tanah atau karena kerusakan yang makin
meningkat oleh hama
penyakit yang semakin merajalela.
Teknologi sering diartikan sebagai ilmu yang
berhubungan dengan keterampilan di bidang industri. Tetapi A.T Mosher (1965;93)
mengartikan teknologi pertanian sebagai cara-cara untuk melakukan pekerjaan
usaha tani. Didalamnya termasuk cara-cara bagaimana petani menyebarkan benih,
memelihara tanaman dan memungut hasil serta memelihara ternak. Termasuk pula
didalamnya benih, pupuk, pestisida, obat-obatan serta makanan ternak yang
dipergunakan, perkakas, alat dan sumber tenaga. Termasuk juga didalamnya
berbagai kombinasi cabang usaha, agar tenaga petani dan tanahnya dapat
digunakan sebaik mungkin.
Yang perlu disadari adalah pengaruh dari suatu
teknologi baru pada produktivitas pertanian. Teknologi baru yang diterapkan
dalam bidang pertanian selalu dimaksudkan untuk menaikkan produktivitas, apakah
ia produktivitas tanah, modal atau tenaga kerja. Seperti halnya traktor lebih
produktif daripada cangkul, pupuk buatan lebih produktif daripada pupuk hijau
dan pupuk kandang, menanam padi dengan baris lebih produktif daripada
menanamnya tidak teratur. Demikianlah masih banyak lagi cara-cara bertani baru,
di mana petani setiap waktu dapat meningkatkan produktivitas pertanian. Dalam
menganalisa peranan teknologi baru dalam pembangunan pertanian, digunakan dua
istilah lain yang sebenarnya berbeda namun dapat dianggap sama yaitu perubahan
teknik (technical change) dan inovasi (inovation) menurut Mubyarto (1989;235).
Istilah perubahan teknik jelas menunjukkan unsur perubahan suatu cara baik
dalam produksi maupun dalam distribusi barang-barang dan jasa-jasa yang
menjurus ke arah perbaikan dan peningkatan produktivitas. Misalnya ada petani
yang berhasil mendapatkan hasil yang lebih tinggi daripada rekan-rekannya karena
ia menggunakan sistem pengairan yang lebih teratur. Caranya hanya dengan
menggenangi sawah pada saat-saat tertentu pada waktu menyebarkan pupuk dan
sesudah itu mengeringkannya untuk memberikan kesempatan kepada tanaman untuk
mengisapnya. Sedangkan inovasi berarti pula suatu penemuan baru yang berbeda
dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya, artinya selalu bersifat
baru. Sebagai contoh, penerapan bibit karet yang unggul dalam penanaman baru
adalah inovasi.
3.
Tersedianya
Bahan-bahan dan Alat Produksi secara Lokal
Bila
petani telah terangsang untuk membangun dan menaikkan produksi maka ia tidak
boleh dikecewakan. Kalau pada suatu daerah petani telah diyakinkan akan
kebaikan mutu suatu jenis bibit unggul atau oleh efektivitas penggunaan pupuk
tertentu atau oleh mujarabnya obat pemberantas hama dan penyakit, maka bibit
unggul, pupuk dan obat-obatan yang telah didemonstrasikan itu harus benar-benar
tersedia secara lokal di dekat petani, di mana petani dapat membelinya.
Kebanyakan
metode baru yang dapat meningkatkan produksi pertanian, memerlukan penggunaan
bahan-bahan dan alat-alat produksi khusus oleh petani. Diantaranya termasuk
bibit, pupuk, pestisida, makanan dan obat ternak serta perkakas. Pembangunan
pertanian menghendaki kesemuanya itu tersedia di atau dekat pedesaan (lokasi
usaha tani), dalam jumlah yang cukup banyak untuk memenuhi keperluan tiap
petani yang membutuhkan dan menggunakannya dalam usaha taninya.
4.
Perangsang
Produksi bagi Pertanian
Cara-cara
kerja usaha tani yang lebih baik, pasar yang mudah dijangkau dan tersedianya
sarana dan alat produksi memberi kesempatan kepada petani untuk menaikkan
produksi. Begitu pula dengan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dikeluarkan oleh
pemerintah menjadi perangsang produksi bagi petani.
Pemerintah
menciptakan kebijaksanaan-kebijaksanaan khusus yang dapat merangsang
pembangunan pertanian. Misalnya kebijaksanaan harga beras minimum, subsidi
harga pupuk, kegiatan-kegiatan penyuluhan pertanian yang intensif,
perlombaan-perlombaan dengan hadiah menarik pada petani-petani teladan dan
lain-lain. Pendidikan pembangunan pada petani-petani di desa, baik mengenai
teknik-teknik baru dalam pertanian maupun mengenai keterampilan-keterampilan
lainnya juga sangat membantu menciptakan iklim yang menggiatkan usaha pembangunan.
Akhirnya
kebijaksanaan harga pada umumnya yang menjamin stabilitas harga-harga hasil
pertanian merupakan contoh yang dapat meningkatkan rangsangan pada petani untuk
bekerja lebih giat dan mereka akan lebih pasti dalam usaha untuk meningkatkan produksi.
Jadi
perangsang yang dapat secara efektif mendorong petani untuk menaikkan
produksinya adalah terutama bersifat ekonomis (A.T Mosher, 1965;124), yaitu :
a)
Perbandingan harga yang menguntungkan.
b)
Bagi hasil yang wajar.Tersedianya barang dan jasa yang ingin dibeli oleh petani
untuk keluarganya.
5.
Unsur
Perangkutan
Dalam
pembangunan pertanian terdapat unsur perangkutan. Tanpa perangkutan yang
efisien dan murah maka pembangunan pertanian tidak dapat diadakan secara
efektif. Pentingnya perangkutan adalah bahwa produksi pertanian harus tersebar
meluas, sehingga diperlukan jaringan perangkutan yang menyebar luas, untuk
membawa sarana dan alat produksi ke tiap usaha tani dan membawa hasil usaha
tani ke pasaran konsumen baik di kota besar
dan/atau kota
kecil.
Selanjutnya,
perangkutan haruslah diusahakan semurah mungkin. Bagi petani, harga suatu input
seperti pupuk adalah harga pabrik ditambah biaya angkut ke usaha taninya. Uang
yang diterimanya dari penjualan hasil pertanian adalah harga di pasar pusat dikurangi
dengan biaya angkut hasil pertanian tersebut dari usaha tani ke pasar. Jika
biaya angkut terlalu tinggi, maka pupuk akan menjadi terlalu mahal bagi petani
dan uang yang diterimanya dari penjualan hasil pertanian tersebut akan menjadi
terlalu sedikit. Sebaliknya, jika biaya angkut rendah, maka uang yang diterima
oleh petani akan menjadi tinggi.
Terdapat
beberapa faktor yang mempengaruhi biaya perangkutan (A.T. Mosher, 1965;138)
antara lain :
a)
Sifat barang yang harus diangkut, berapa berat atau besarnya barang itu
b)
Jarak pengangkutan barang-barang itu
c)
Banyaknya barang yang diangkut
d)
Jenis alat perangkutan
Berbagai
sarana perangkutan dan jarak jauh bersama-sama harus membentuk sistem
perangkuan yang merupakan satu kesatuan yang harmonis. Tidak hanya jalan raya
yang diaspal, jalan setapak, jalan tanah, saluran air, jalan raya, sungai dan
jalan kereta api semuanya ikut memperlancar perangkutan. Beberapa diantaranya
dapat dibuat dan dipelihara oleh usaha setempat, termasuk pemerintah setempat.
Beberapa lagi perlu dibangun dan dipelihara oleh pemerintah propinsi dan pusat.
Kesemuanya
harus dihubungkan dan diintegrasikan satu dengan yang lainnya, sehingga hasil
pertanian dapat diangkut dengan lancar dari usaha tani ke pasar-pasar pusat.
Demikian pula sarana dan alat produksi serta berbagai jasa tidak hanya perlu
sampai ke kota
kecil dan desa, melainkan juga sampai ke usaha tani itu sendiri.
Di
samping syarat-syarat mutlak di atas, terdapat lima syarat lagi yang adanya tidak mutlak
tetapi kalau ada benar-benar akan memperlancar pembangunan pertanian. Yang
termasuk dalam syarat-syarat pelancar (A.T Mosher, 1965;149) adalah :
1.
Pendidikan pembangunan
2.
Kredit produksi
3.
Kegiatan gotong-royong petani
4.
Perbaikan dan perluasan tanah pertanianPerencanaan Nasional pembangunan
pertanian
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
- A.T Mosher (1968;19) mengartikan, pertanian adalah sejenis proses produksi khas yang didasarkan atas proses pertumbuhan tanaman dan hewan.
- Mosher berpeendapat bahwa perangsang yang sangat efektif untuk mendorong petani meningkatkan hasil produksinya adalah factor harga dari komoditi yang bersangkutan
- Menurut mosher (1987) bahwa dalam hubungannya dengan harga,setiap terjadi perubahan harga, petani akan memberikan respon. Harga yang menguntungkan akan merupakan insentif untuk meningkatkan produksi.peningkatan produksi dapat di lakukan melalui peningkatan luas tanam atau peningkatan produktifitas.
B.Saran
Dengan
memperhatikan strategi yang harus dilakukan menurut mosher dan para ahli ekonomi
lainnya dalam produksi maka suatu ketahanan pangan nasional dapat tercapai
dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Situs webhttp://massofa.wordpress.com/2008/02/05/pendekatan-pembangunan-pertanian-melalui-
Blog pada WordPress.com. Theme: Digg
3 Column by WP
LAMPIRAN
TEORI-TEORI
PERTANIAN
Definisi
Pertanian
A.T
Mosher (1968;19) mengartikan, pertanian adalah sejenis proses produksi khas
yang didasarkan atas proses pertumbuhan tanaman dan hewan. Kegiatan-kegiatan
produksi didalam setiap usaha tani merupakan suatu bagian usaha, dimana biaya
dan penerimaan adalah penting. Tumbuhan merupakan pabrik pertanian yang primer.
Ia mengambil gas karbondioksida dari udara melalui daunnya. Diambilnya air dan
hara kimia dari dalam tanah melalui akarnya. Dari bahan-bahan ini, dengan
menggunakan sinar matahari, ia membuat biji, buah, serat dan minyak yang dapat
digunakan oleh manusia. Pertumbuhan tumbuhan dan hewan liar berlangsung di alam
tanpa campur tangan manusia. Beribu-ribu macam tumbuhan di berbagai bagian
dunia telah mengalami evolusi sepanjang masa sebagai reaksi terhadap adanya
perbedaan dalam penyinaran matahari, suhu, jumlah air atau kelembaban yang
tersedia serta sifat tanah. Tiap jenis tumbuhan menghendaki syarat-syarat
tersendiri terutama tumbuhnya pada musim tertentu. Tumbuhan yang tumbuh di
suatu daerah menentukan jenis-jenis hewan apakah yang hidup di daerah tersebut,
karena beberapa di antara hewan itu memakan tumbuhan yang terdapat di daerah
tersebut, sedangkan lainnya memakan hewan lain. Sebagai akibatnya terdapatlah
kombinasi tumbuhan dan hewan di berbagai dunia.
Pertanian
terbagi ke dalam pertanian dalam arti luas dan pertanian dalam arti sempit
(Mubyarto, 1989;16-17). Pertanian dalam arti luas mencakup :
1.
Pertanian rakyat atau disebut sebagai pertanian dalam arti sempit.
2.
Perkebunan (termasuk didalamnya perkebunan rakyat atau perkebunan besar).
3.
Kehutanan.
4.
Peternakan.
5.
Perikanan (dalam perikanan dikenal pembagian lebih lanjut yaitu perikanan darat
dan perikanan laut).
Sebagaimana
telah disebutkan di atas, dalam arti sempit pertanian diartikan sebagai
pertanian rakyat yaitu usaha pertanian keluarga di mana diproduksinya bahan
makanan utama seperti beras, palawija (jagung, kacang-kacangan dan ubi-ubian)
dan tanaman-tanaman hortikultura yaitu sayuran dan buah-buahan. Pertanian
rakyat yang merupakan usaha tani adalah sebagai istilah lawan dari perkataan
“farm” dalam Bahasa Inggris.
Definisi
Usaha Tani
A.TMosher (Mubyarto, 1989;66) memberikan definisi farm sebagai suatu tempat atau
bagian dari permukaan bumi di mana pertanian diselenggarakan oleh seorang
petani tertentu apakah ia seorang pemilik, penyakap atau manajer yang digaji.
Sedangkan usaha tani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat
tempat itu yang diperlukan untuk produksi pertanian seperti tubuh tanah dan
air, perbaikan-perbaikan yang telah dilakukan di atas tanah itu, sinar
matahari, bangunan-bangunan yang didirikan di atas tanah dan sebagainya. Usaha
tani dapat berupa usaha bercocok tanam atau memelihara ternak.
Syarat-syarat
dalam Pembangunan Pertanian
A.TMosher telah menganalisa syarat-syarat pembangunan pertanian di banyak negara
dan menggolong-golongkannya menjadi syarat-syarat mutlak dan syarat-syarat
pelancar. Terdapat lima
syarat yang tidak boleh tidak harus ada untuk adanya pembangunan pertanian.
Kalau satu saja syarat-syarat tersebut tidak ada, maka terhentilah pembangunan
pertanian, pertanian dapat berjalan terus tetapi sifatnya statis.
Syarat-syarat
mutlak yang harus ada dalam pembangunan pertanian (A.T Mosher, 1965;77) adalah
:
1.
Adanya pasar untuk hasil-hasil usaha tani.
2.
Teknologi yang senantiasa berkembang.
3.
Tesedianya bahan-bahan dan alat-alat produksi secara lokal.
4.
Adanya perangsang produksi bagi petani
5.
Tersedianya perangkutan yang lancar dan kontinyu.
Untuk
lebih jelasnya, syarat-syarat mutlak yang diperlukan dalam pembangunan
pertanian tersebut akan dijabarkan sebagai berikut :
Pasaran
untuk Hasil Usaha Tani
Tidak
ada yang lebih menggembirakan petani produsen daripada diperolehnya harga yang
tinggi pada waktu ia menjual produksinya. Harga baik atau buruk (tinggi atau
rendah) pada umumnya dilihat petani dalam hubungan dengan harga-harga saat
panen sebelumnya.
Pembangunan
pertanian meningkatkan produksi hasil pertanian. Untuk hasil-hasil itu perlu
ada pasaran serta harga yang cukup tinggi guna membayar kembali biaya-biaya
tunai dan daya upaya yang telah dikeluarkan petani sewaktu memproduksikannya.
Diperlukan tiga hal dalam pasaran untuk hasil usaha tani (A.T Mosher, 1965;78),
yaitu :
a)
Seseorang di suatu tempat yang membeli hasil usaha tani, perlu ada permintaan
(demand) terhadap hasil usaha tani ini.
b)
Seseorang yang menjadi penyalur dalam penjualan hasil usaha tani, sistem
tataniaga.
c)
Kepercayaan petani pada kelancaran sistem tataniaga itu.Kebanyakan petani harus
menjual hasil-hasil usaha taninya sendiri atau di pasar setempat. Karena itu,
perangsang bagi mereka untuk memproduksi barang-barang jualan, bukan sekedar
untuk dimakan keluarganya sendiri, lebih banyak tergantung pada harga setempat.
Harga ini untuk sebagian tergantung pada efisiensi sistem tataniaga yang
menghubungkan pasar setempat dengan pasar di kota-kota.
Teknologi
dalam Pembangunan Pertanian yang Senantiasa Berkembang
Kemajuan
dan pembangunan dalam bidang apapun tidak dapat dilepaskan dari kemajuan
teknologi. Revolusi pertanian didorong oleh penemuan mesin-mesin dan cara-cara
baru dalam bidang pertanian. A.T Mosher (Mubyarto, 1989;235) menganggap
teknologi yang senantiasa berubah itu sebagai syarat mutlak adanya pembangunan
pertanian.
Apabila
tidak ada perubahan dalam teknologi maka pembangunan pertanian pun terhenti.
Produksi terhenti kenaikannya, bahkan dapat menurun karena merosotnya kesuburan
tanah atau karena kerusakan yang makin meningkat oleh hama penyakit yang semakin merajalela.
Teknologi
sering diartikan sebagai ilmu yang berhubungan dengan keterampilan di bidang
industri. Tetapi A.T Mosher (1965;93) mengartikan teknologi pertanian sebagai
cara-cara untuk melakukan pekerjaan usaha tani. Didalamnya termasuk cara-cara
bagaimana petani menyebarkan benih, memelihara tanaman dan memungut hasil serta
memelihara ternak. Termasuk pula didalamnya benih, pupuk, pestisida,
obat-obatan serta makanan ternak yang dipergunakan, perkakas, alat dan sumber
tenaga. Termasuk juga didalamnya berbagai kombinasi cabang usaha, agar tenaga
petani dan tanahnya dapat digunakan sebaik mungkin.
Yang perlu
disadari adalah pengaruh dari suatu teknologi baru pada produktivitas
pertanian. Teknologi baru yang diterapkan dalam bidang pertanian selalu
dimaksudkan untuk menaikkan produktivitas, apakah ia produktivitas tanah, modal
atau tenaga kerja. Seperti halnya traktor lebih produktif daripada cangkul,
pupuk buatan lebih produktif daripada pupuk hijau dan pupuk kandang, menanam
padi dengan baris lebih produktif daripada menanamnya tidak teratur.
Demikianlah masih banyak lagi cara-cara bertani baru, di mana petani setiap
waktu dapat meningkatkan produktivitas pertanian. Dalam menganalisa peranan
teknologi baru dalam pembangunan pertanian, digunakan dua istilah lain yang
sebenarnya berbeda namun dapat dianggap sama yaitu perubahan teknik (technical
change) dan inovasi (inovation) menurut Mubyarto (1989;235). Istilah perubahan
teknik jelas menunjukkan unsur perubahan suatu cara baik dalam produksi maupun
dalam distribusi barang-barang dan jasa-jasa yang menjurus ke arah perbaikan
dan peningkatan produktivitas. Misalnya ada petani yang berhasil mendapatkan
hasil yang lebih tinggi daripada rekan-rekannya karena ia menggunakan sistem
pengairan yang lebih teratur. Caranya hanya dengan menggenangi sawah padasaat-saat tertentu pada waktu menyebarkan pupuk dan sesudah itu mengeringkannya
untuk memberikan kesempatan kepada tanaman untuk mengisapnya. Sedangkan inovasi
berarti pula suatu penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang
sudah dikenal sebelumnya, artinya selalu bersifat baru. Sebagai contoh, penerapan
bibit karet yang unggul dalam penanaman baru adalah inovasi.
Diposkan
oleh Informasi34 di 00:45
Label:
1. perencanaan wilayah
Situs
webhttp://massofa.wordpress.com/2008/02/05/pendekatan-pembangunan-pertanian-melalui
0 Response to "CONTOH MAKALAH EKONOMI MIKRO EKONOMI PANGAN STRATEGI PRODUKSI MENURUT MOSHER"
Posting Komentar