A. Latar
Belakang
Salah satu
kebijakan pendidikan nasional di Indonesia terbaru adalah dengan melaksanakan
pendidikan berkarakter nilai nilai bangsa pada sekolah sekolah yang ada di
Indonesia. Berdasarkan UU Sistem Pendidikan nasional No 20 tahun 2003 pasal 3
yang menyebutkan bahwa Pendidikan nasional berfungsi: Mengembangkan kemampuan
dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa.
Pelaksanaannya di
mulai tahun pelajaran 2010/2011, merupakan Salah satu tindakan dalam mencapai
prioritas dalam pembangunan nasional pada sektor pendidikan seperti tertuang
dalam Inpres No. 1 Tahun 2010 : 4 tentang “Penyempurnaan kurikulum dan metode
pembelajaran aktif berdasarkan nilai‐nilai budaya bangsa untuk
membentuk daya saing dan karakter bangsa.
Pendidikan karakter pada
intinya bertujuan membentuk bangsa yang tangguh,kompetitif, berakhlak mulia,
bermoral, bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik,berkembang dinamis,
berorientasi ilmu pengetahuan dani teknolog yang semuanya dijiwai oleh iman dan
takwa kepada Tuhan yang Maha Esa berdasarkan Pancasila.
Dalam rangka lebih memperkuat pelaksanaan pendidikan karakter telah teridentifikasi 18 nilai yang bersumber dari agama,
Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional, yaitu: (1) Religius, (2)
Jujur, (3) Toleransi, (4) Disiplin, (5) Kerja keras, (6) Kreatif, (7) Mandiri,
(8)Demokratis, (9) Rasa Ingin Tahu, (10) Semangat Kebangsaan, (11) Cinta Tanah
Air, (12)Menghargai Prestasi, (13) Bersahabat/Komunikatif, (14) Cinta Damai,
(15) Gemar Membaca,(16) Peduli Lingkungan, (17) Peduli Sosial, & (18)
Tanggung Jawab.
B.
Permasalahan
Permasalahan
yang akan dibahas pada makalah ini yaitu :
1.
Apa itu
Pendidikan yang berkarakter bangsa?
2.
Bagimana
Pelaksanaan Poin-poin pada pendidikan berkarakter di pembelajaran IPS ?
3.
Bagaimana
Peran Pembelajaran IPS yang berkarakter bangsa di era globalisasi ?
C.
Tujuan
Setelah
kita membahas mengenai makalah ini diharapkan kita akan mengetahui mengenai
pendidikan yang ebrkarakter, Poin pelaksanaan pendidikan berkarakter bangsa di
pembelajaran IPS serta peran pembelajaran IPS yang berkarakter di era
globalisasi.
Pembahasan
Pendidikan
yang berkarakter Bangsa di Pembelajaran IPS
1. Poin Pendidikan yang berkarakter bangsa
Pendidikan ke arah
terbentuknya karakter bangsa para siswa merupakan tanggungjawab semua guru.
Oleh karena itu, pembinaannya pun harus oleh semua guru. Dengan demikian,
kurang tepat jika dikatakan bahwa mendidik para siswa agar memiliki karakter
bangsa hanya ditimpahkan pada guru mata pelajaran tertentu, semisal guru PKn
atau guru pendidikan agama. Walaupun dapat dipahami bahwa porsi yang dominan
untuk mengajarkan pendidikan karakter bangsa adalah para guru yang relevan
dengan pendidikan karakter bangsa.
Tanpa terkecuali,
semua guru harus menjadikan dirinya sebagai sosok teladan yang berwibawa bagi
para siswanya. Sebab tidak akan memiliki makna apapun bila seorang guru PKn
mengajarkan menyelesaikan suatu masalah yang bertentangan dengan cara
demokrasi, sementara guru lain dengan cara otoriter. Atau seorang guru
pendidikan agama dalam menjawab pertanyaan para siswanya dengan cara yang nalar
yaitu dengan memberikan contoh perilaku para Nabi dan sahabat, sementara guru
lain hanya mengatakan asal-asalan dalam menjawab
Sesungguhnya setiap
guru yang mengajar haruslah sesuai dengan tujuan utuh pendidikan. Tujuan utuh
pendidikan jauh lebih luas dari misi pengajaran yang dikemas dalam Kompetensi
Dasar (KD). Rumusan tujuan yang berdasarkan pandangan behaviorisme dan
menghafal saja sudah tidak dapat dipertahankan lagi Para guru harus dapat
membuka diri dalam mengembangkan pendekatan rumusan tujuan, sebab tidak semua
kualitas manusia dapat dinyatakan terukur berdasarkan hafalan tertentu. Oleh
karena itu, menurut (Hasan, 2000) pemaksaan suatu pengembangan tujuan didalam
kompetensi dasar tidak dapat dipertahankan lagi bila hanya mengacu pada hafalan
semata.
Hasil belajar atau
pengalaman belajar dari sebuah proses pembelajaran dapat berdampak langsung dan
tidak langsung. Menurut (Joni, 1996) mengatakan Dampak langsung pengajaran
dinamakan dampak instruksional (instrucional effects) sedangkan dampak tidak
langsung dari keterlibatan para siswa dalam berbagai kegiatan belajar yang khas
yang dirancang oleh guru yang disebut dampak pengiring (nurturant effects)
Ada 18 nilai-nilai
dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa yang
dibuat oleh Diknas. Mulai tahun ajaran 2011, seluruh tingkat pendidikan
di Indonesia harus menyisipkan pendidikan berkarakter tersebut dalam proses
pendidikannya.
18 nilai-nilai dalam pendidikan karakter menurut Diknas adalah:
1.
Religius
Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
2.
Jujur
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
3.
Toleransi
Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
4.
Disiplin
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
5.
Kerja
Keras
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
6.
Kreatif
Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
7.
Mandiri
Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
8.
Demokratis
Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
9.
Rasa Ingin Tahu
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
10. Semangat Kebangsaan
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
11. Cinta Tanah Air
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
12. Menghargai Prestasi
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
13. Bersahabat/Komunikatif
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
14. Cinta Damai
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
15. Gemar Membaca
Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
16. Peduli Lingkungan
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
17. Peduli Sosial
Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
18. Tanggung Jawab
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
2. Pendidikan Berkarakter di Pembelajaran IPS
Pendidikan berkarakter
ini diterapkan di sekolah sekolah. Tujuannya adalah agar sekolah melaksanakan
Pendidikan karakter yang membentuk watak bangsa seperti dikemukakan ery utomo,dkk
dalam Pedoman Pendidikan berkarakter tahun (2010:2) bahwa Tujuan Pendidikan
berkarakter adalah memberntuk bangsa yang tangguh,kompetitif, berakhlak mulia,
bermoral, bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik,berkembang dinamis,
berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan
takwa kepada Tuhan yang Maha Esa berdasarkan Pancasila.
Sekolah sekolah yang ada
di Indonesia diharuskan menerapkan pendidikan berkarakter. Semua butiran yang
berjumlah 18 butir itu diterapkan sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah
masing masing. Pihak sekolah sebagai pelaksana pendidikan membuat kebijakan
pada level sekolahnya mengenai program yang terkait dengan pelaksanaan
pendidikan berkaraktern nilai nilai bangsa.
Sekolah menerapkannya
dalam proses pelaksanaan pendidikan yang mereka lakukan. Pelaksanaan pendidikan
berkarakter di sekolah dengan cara mengimplementasikannya dalam kurikulum (KTSP) oleh setiap satuan
pendidikan, cara lainnya di integrasikan dalam proses pengelolaan sekolah
secara umum, dan mengintegrasikan dalam berbagai kegiatan ekstrakurikuler.
Diperlukan penambahan
waktu untuk dalam pengelolaan satuan pendidikan. Tambahan waktu dalam terkait
pendidikan berkarakter di sekolah. Penambahan waktu ini sesuai dengan karakteristik
pendidikan berkarakter yang dilakukan oleh masing masing lembaga pendidikan.
Pendidikan Il mu Pengetahuan Sosial merupakan suatu kajian
interdisipliner yang mengkaitkan berbagai ilmu-ilmu sosial, seperti: sejarah,
geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi, politik, hukum, dan psikologi sosial
untuk memahami berbagai fenomena dan kehidupan sosial yang perkembangannya
begitu cepat dan sering tidak terduga dengan tepat (unpredicable).
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sedemikian
cepat dalam era globalisasi, menambah semakin cepat perkembangan kehidupan
sosial berikut dampak yang mengiringinya. Arus globalisasi dengan fenomena
demokratisasi sangat berpengaruh terhadap kehidupan umat manusia di muka bumi
ini. Dalam konteks fenomena globalisasi, pendidikan Ilmu Pengatahuan Sosial
perlu mengembangkan program pendidikan yang mampu mengakomodasikan semua
kecenderungan yang terbawa dalam proses globalisasi itu. Program pendidikan
tersebut perlu diwujudkan dalam bentuk “… a curriculum geared to the
development of ‘world citizens’ who are capable of dealing with the crises”
(Parker, dan Cogan: 1990), yakni kurikulum yang mampu mengarahkan warga dunia
dalam mengelola krisis.
Pembangunan bangsa dan pembangunan karakter (nation and character
building) merupakan komitmen nasional yang memiliki sejarah panjang dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Makna semangat Sumpah Pemuda, Proklamasi
Kemerdekaan dan untaian kata yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945, merupakan
bukti sejarah yang telah lama tumbuh dan berkembang dalam kehidupan masyarakat,
bangsa, dan negara Indonesia. Makna tersebut merupakan bukti yang tak
terbantahkan bahwa pembangunan bangsa dan pembangunan karakter merupakan
komitmen bangsa Indonesia sejak masa kebangkitan nasional (Kaelan, 2004).
3. Peran
Pembelajaran IPS yang berkarakter bangsa di era globalisasi
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran
inti di Sekolah Dasar (SD) yang telah dimasukkan pada Kurikulum tahun 1975,
pada hakekatnya bertujuan untuk membelajarkan ilmu-ilmu sosial pada siswa level
pendidikan dasar. Ilmu-ilmu sosial (sejarah, geografi, sosiologi, antropologi,
ekonomi, politik, hukum, psikologi massa) merupakan sumber atau akar
pengembangan materi dan bahan pembelajaran IPS di SD. Dalam kajian IPS di SD,
salah satu sumber pembelajarannya adalah sosiologi dan antropologi budaya
bangsa, serta politik pemerintahan yang bertujuan membina budaya dan karakter
siswa sesuai dengan harapan bangsa dan negara. Mata pelajaran IPS memiliki
peranan yang diandalkan sebagai wahana untuk membina budaya dan karakter siswa
sehingga kelak menjadi warganegara yang berkarakter Indonesia.
Agar budaya dan karakter siswa Sekolah Dasar bisa dikembangkan
sesuai dengan harapan bangsa dan negara, pembelajaran IPS perlu dikemas agar
menarik dan mampu membina budaya dan karakter siswa secara efektif dan efisien
yang pada gilirannya nanti bisa diandalkan menjadi warganegara yang berbudaya
dan berkarakter ke-Indonesiaan.
Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP, 2006), mata
pelajaran IPS di SD bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai
berikut:
1.
Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan
kehidupan masyarakat dan lingkungannya.
2.
Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis
dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan
dalam kehidupan social.
3.
Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap
nilai-nilai sosial dan kemanusiaan
4.
Memiliki
kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang
majemuk, di tingkat lokal, nasional dan global.
Dalam konteks pembangunan budaya dan karakter bangsa, mata
pelajaran IPS memiliki peran yang relevan untuk membina warganegara dalam
membangun karakter bangsa. Siswa adalah generasi muda penerus bangsa, sehingga
perlu dididik dan dibina agar menjadi warga negara yang memahami dan memiliki
kesadaran terhadap hak dan kewajibannya. Pemerintah tentu saja mendambakan
generasi mudanya agar menjadi warganegara yang baik dan dapat berpartisipasi
dalam kehidupan masyarakat dan negaranya. Pemerintah berkepentingan untuk
menciptakan masyarakat yang demokratis, berkarakter dan berbudaya Indonesia.
Suasana kehidupan demokrasi konstitusional merupakan media yang
efektif untuk membina karakter bangsa. Mata pelajaran IPS berkepentingan untuk
mempertahankan kelangsungan demokrasi konstitusional. Ethos demokrasi adalah
sikap yang tidak bisa diwariskan, tetapi perlu dibelajarkan dan dipraktekkan
dalam kehidupan sehari-hari. Demokrasi bukanlan “mesin yang akan berfungsi
dengan sendirinya”, tetapi harus selalu secara sadar direproduksi dari suatu
generasi ke generasi berikutnya demi eksistensi dan kelangsungan hidup suatu
bangsa dan negara.. Demokrasi dipelihara oleh warganegara yang mempunyai
pengetahuan, kemampuan dan karakter yang dibutuhkan. Tanpa adanya komitmen yang
benar dari warganegara terhadap nilai dan prinsip fundamental demokrasi, maka
masyarakat yang terbuka dan bebas, tak mungkin terwujud.
Pembelajaran IPS di SD bisa dikembangkan menjadi wahana yang
efektif untuk menanamkan pemahaman terhadap bahan pembelajaran, sikap dan
keterampilan siswa untuk berbudaya dan berkarakter Indonesia. Setting kelas
dalam pembelajaran IPS perlu diciptakan suasana kondusif dan produktif untuk
memberikan pengalaman belajar kepada siswa melalui perlibatannya secara proaktif
dan interaktif baik dalam proses pembelajaran di kelas maupun di luar kelas
sehingga memberi pengalaman belajar yang bermakna (meaningful learning) untuk
mengembangkan karakter siswa. Pelaksanaan kegiatan ekstra-kurikuler sebagai
wahana sisio-pedagogis untuk mendapatkan “hands-on experience” juga bisa
dikemas menjadi sarana yang efektif untuk memberikan kontribusi yang signifikan
dalam menyeimbangkan antara penguasaan teori dan praktek penanaman nilai,
budaya dan karakter siswa dalam berkehidupan di masyarakat yang demokratis.
Tentu saja penanaman nilai dan budaya bangsa tersebut bukan berati
tanpa kendala. Membina karakter siswa agar sesuai dengan harapan dan
menghasilkan suatu totalitas hasil belajar yang mencerminkan pencapaian secara
komprehensif dari dimensi kognitif, afektif, dan psikomotorik yang koheren,
perlu perjuangan yang ulet dan berkesinambungan. Selain menghadapi kendala
internal dalam proses pembelajara di kelas, pendidikan IPS juga menghadapi
kendala eksternal yaitu kritikan dan tuntutan dari berbagai lapisan masyarakat
berkaitan dengan semangat demokratisasi yang semakin meningkat dengan segala
eksesnya.
Kritikan dan tuntutan masyarakat tersebut sangat wajar, sebab
moralitas dan karakter siswa semakin memprehatinkan. Dengan demikian kritikan
tersebut perlu direspon dan diakomodasi secara proporsional karena tanggung
jawab membina karakter bangsa menjadi tanggung jawab bersama pemerintah, guru
dan masyarakat.
Kendala eksternal lainnya yaitu pendidikan di Indonesia dihadapkan
pada berbagai persoalan dan situasi global yang berkembang cepat, baik yang
bermuatan pengaruh positif maupun yang bermuatan pengaruh negatif atau pengaruh
yang bertentangan dengan kepribadian bangsa Indonesia. Tentu akan menjadi tantangan
bagi pembelajaran IPS di Sekolah Dasar pada masa mendatang untuk bisa berperan
secara lebih professional dalam membina budaya dan karakter siswa sebagai
generasi penerus bangsa Indonesia.
Penutup
A.
Kesimpulan
Pendidikan IPS dalam
membangun budaya dan karakter bangsa, semakin urgen seiring dengan merosotnya
nilai, moralitas dan karakter bangsa. Mata pelajaran IPS sebagai program
kurikuler di lembaga pendidikan formal, berperan sebagai wahana penanaman
budaya dan karakter bangsa pada siswa sebagai generasi muda. Penyiapan dan pembekalan
siswa sesuai dengan potensinya agar menjadi warganegara yang cerdas dan baik
(smart and good citizen). Pemikiran ini didasari oleh asumsi bahwa untuk
mendidik anak menjadi warganegara yang cerdas dan baik harus dilakukan secara
sadar dan terencana dalam suatu proses pembelajaran agar mereka secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan IPS sebagai
gerakan sosio-kultural yang berperan sebagai wahana aktualisasi diri
warganegara baik secara perorangan maupun kelompok sesuai dengan hak,
kewajiban, dan konteks sosial budayanya, melalui partisipasi aktif secara
cerdas dan bertanggung jawab. Kewarganegaraan bertalian dengan masyarakat,
karena disamping secara historis konsep tersebut tumbuh bersamaan dengan
perkembangan identitas manusia sebagai makhluk sosial politik, juga disebabkan
oleh adanya usaha mewujudkan sikap sosial yang baik dan diharapkan (desirable)
melalui penguatan nilai dan norma dalam masyarakat. Karena yang dibangun dalam
gerakan sosio-kultural itu pranata sosial yang berunsurkan sistem nilai dan
norma, maka masyarakat dan komunitas dalam hal ini perlu menyediakan ruang
publik bagi warganegara untuk berbudaya dan berkarakter.
Kajian sosio-cultural
terhadap fenomena perkembangan masyarakat dewasa ini menunjukkan bahwa akar
dari berbagai masalah sosial budaya dan karakter bangsa ini terkait dengan
masalah kekeluargaan, kerukunan, kepedulian, kemandirian, dan demokrasi. Proses
pembinaan budaya dan karakter bangsa (socio-cultural development) yang
melibatkan pranata sosial dan unsur-unsur sistem nilai dan norma yang
berkembang di
B.
Saran
Sebaiknya kita sebagai pendidik menerapkan 18 poin
karakter bangsa dan membimbing peserta didik kita untuk menerapkan 18 poin
tersebut karena pada dasarnya karakter bangsa yang berupa penjabaran dari
segala aspek kehidupan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi kita.
Daftar Pustaka
Ali, Maryonis. Pendidikan
Berkarakter. http://kebijakanpendidikankaraktr.blogspot.com/ (diakses tanggal 31 Maret 2012)
Dian, Mizan. 18 poin pendidikan karakter. http://mizandsjogja.blogspot.com/2011/11/18-poin-pendidikan-karakter.html (diakses tanggal 31 Maret 2012)
Subroto, Waspodo Tjipto. Peran pendidikan ips dalam membangun budaya dan karakter bangsa di tengah arus globalisasi. http://elearning.unesa.ac.id/myblog/waspodo-tjipto-subroto/peran-pendidikan-ips-dalam-membangun-budaya-dan-karakter-bangsa-di-tengah-arus-globalisasi#id (diakses tanggal 31 Maret 2012
0 Response to "DOWNLOAD CONTOH MAKALAH PENDIDIKAN PENDIDIKAN YANG BERKARAKTER BANGSA DI PEMBELAJARAN IPS"
Posting Komentar