DOWNLOAD MAKALAH BIOLOGI PENGARUH MEDIA ANIMASI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP SISTEM SIRKULASI PADA SISWA KELAS XI IPA SMA N 1 INDRALAYA



PENDAHULUAN
Kemajuan teknologi modern tentang komputer merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pembaharuan dalam dunia pendidikan. Pada bidang pendidikan, pemerintah dan masyarakat umum telah memberikan perhatian yang mendalam tentang kemajuan teknologi modern ini. Teknologi dapat membantu mencapai sasaran dan tujuan pendidikan sehingga proses belajar mengajar akan lebih berkesan dan bermakna (Asra, 2009). Teknologi informasi turut berkembang sejalan dengan perkembangan peradaban manusia. Perkembangan teknologi informasi meliputi perkembangan infrastruktur teknologi informasi, seperti hardware, software, teknologi penyimpanan data (storage), dan teknologi komunikasi (Laudon, 2006 dalam Noviari, 2009).
Kemajuan media komputer memberikan beberapa kelebihan untuk kegiatan produksi audio visual. Pada tahun-tahun belakangan komputer mendapat perhatian besar karena kemampuannya yang dapat digunakan dalam bidang kegiatan pembelajaran. Ditambah dengan teknologi jaringan dan internet, komputer seakan menjadi primadona dalam kegiatan pembelajaran. Penggunaan komputer merupakan salah satu bagian dari teknologi informasi yang saat ini digunakan oleh para praktisi pendidikian dalam upaya menyajikan materi pelajaran. Komputer sebagai penyedia informasi dirasakan perlu untuk digunakan karena dapat menyajikan informasi dengan baik (Sihombing, 2010). Media pembelajaran memberikan penekanan pada posisi media sebagai wahana penyalur pesan atau informasi belajar untuk mengkondisikan seseorang untuk belajar. Dengan kata lain, pada saat kegiatan belajar berlangsung bahan belajar (learning matterial) yang diterima siswa diperoleh melalui media (Asra, 2009)
Media pengajaran yang sedang berkembang untuk saat ini yaitu multimedia. Penggunaan multimedia merupakan kombinasi dari grafik, teks, suara, video, dan animasi. Objek yang tidak dapat dilihat langsung, dapat digantikan dengan penggunaan multimedia yang berupa penayangan teks, grafik, suara, video, dan animasi. Multimedia mengandung unsur komputer. Multimedia memberikan kesempatan untuk belajar tidak hanya dari satu sumber belajar seperti guru, tetapi memberikan kesempatan kepada subjek mengembangkan kognitif dengan lebih baik, kreatif dan inovatif. Hal ini salah satunya karena informasi disajikan dalam dua atau lebih bentuk seperti dalam bentuk gambar dan kata-kata (Saguni, 2006). Media pembelajaran dapat digunakan untuk meningkatkan pengalaman belajar ke arah yang lebih konkret. Multimedia sebagai gabungan berbagai jenis media mampu menciptakan suasana belajar yang begitu menarik dan menyenangkan sehingga akan memberikan motivasi belajar yang lebih tinggi dalam diri seswa. Multimedia memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar tidak hanya dari guru, tetapi memberikan kesempatan siswa untuk mengembangkan kognitif dengan lebih baik, kreatif dan inofatif. Hal ini salah satunya karena informasi disajikan dalam dua atau lebih bentuk seperti gambar dan kata-kata (Puspita, 2008).
Media animasi yang merupakan kumpulan gambar yang diolah sedemikian rupa sehingga menghasilkan gerakan dan dilengkapi dengan audio sehingga berkesan hidup serta menyimpan pesan-pesan pembelajaran. Kehadiran media animasi dalam pembelajaran Biologi sangat mendukung proses penyampaian berbagai informasi dari guru ke siswa. Proses-proses biologi yang kompleks dapat dengan mudah dijelaskan kepada siswa, seperti proses fotosintesis, respirasi aerob, dan berbagai proses dalam sistem organ manusia. Pada proses belajar mengajar, siswa sering dihadapkan pada materi yang abstrak dan diluar pengalaman sehari-hari sehingga matri pelajaran sulit diterima dan dipahami oleh siswa. Keistimewaan yang dimiliki oleh animasi intinya untuk memvisualisasikan konsep abstrak yang sulit dipraktekkan dikelas (Sihombing, 2010).
            Berdasarkan penelitian yang dilakukan Radita (2010) didapatkan bahwa perencanaan penggunaan media pembelajaran dalam silabus dan RPP belum sesuai dengan realisasinya. Media pembelajaran yang sering digunakan terdiri dari 2-3 jenis media antara lain media visual yaitu charta, media benda yaitu model, dan media cetak yaitu LKS. Hanya beberapa guru yang mencantumkan penggunaan media komputer dalam RPP dan silabus. Kendala dalam merealisasikan penggunaan media komputer adalah kurangnya kreativitas guru. Padahal menurut penelitian O’Day (2006) menunjukkan penggunaan media animasi dalam pembelajaran biologi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa.
            SMA Negeri 1 Indralaya adalah salah satu SMA yang terdapat di Ogan Ilir. SMA ini memiliki ruang multimedia yang didalamnya terdapat komputer dan LCD yang bisa menunjang proses pembelajaran. Berdasarkan pengamatan peneliti, ruang multimedia ini hanya digunakan oleh guru mata pelajaran komputer, sedangkan guru mata pelajaran lain jarang sekali menggunakan ruang multimedia ini.
Berdasarkan  uraian diatas, maka dipandang perlu untuk melakukan penelitian tentang penggunaan media animasi dalam pembelajaran biologi di kelas XI SMA Negeri I Indralaya. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul penelitian ”Pengaruh  Media Animasi terhadap Penguasaan Konsep Sistem Sirkulasi pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri I Indralaya”. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh  media animasi terhadap penguasaan konsep sistem sirkulasi siswa  kelas XI IPA SMA Negeri I Indralaya. Dalam penelitian  ini dibatasi pada penggunaan animasi dengan menggunakan software  Microsoft Power Point pada proses penyampaian pembelajaran terhadap penguasaan konsep sistem sirkulasi pada siswa  kelas XI IPA SMA Negeri I Indralaya. Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh  media animasi terhadap penguasaan konsep sistem sirkulasi pada siswa  kelas XI IPA SMA Negeri I Indralaya.
            Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi tentang pengaruh  media animasi terhadap penguasaan konsep sistem sirkulasi siswa  kelas XI IPA SMA Negeri I Indralaya. Bagi guru, dapat memberikan masukan cara atau metode yang cocok dalam menyajikan materi agar mampu merangsang siswa untuk belajar. Serta dapat mengetahui sukses tidaknya penerapan pengajaran dengan menggunakan multimedia khususnya animasi terhadap penguasaan konsep siswa dalam mempelajari biologi. Bagi sekolah, agar lebih memperhatikan pengadaan media pendidikan bagi menunjang lancarnya pelaksanaan proses belajar mengajar.

 Hipotesis Penelitian
Ho    : Tidak terdapat pengaruh media animasi terhadap penguasaan konsep sistem sirkulasi pada siswa kelas XI IPA SMA Negeri I Indralaya.
Ha     : Terdapat pengaruh media animasi terhadap penguasaan konsep sistem sirkulasi pada siswa kelas XI IPA SMA Negeri I Indralaya.

METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini telah dilakukan di SMA Negeri 1 Indralaya pada bulan  Nopember – Desember 2010.

Variabel Penelitian
Variabel penelitian terdiri dari dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebasnya adalah media animasi, dan variabel terikatnya adalah penguasaan konsep.

Definisi Operasional Variabel
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel terikat dan variabel bebas. Variabel bebasnya adalah media. Media yang digunakan adalah animasi yang merupakan suatu media pembelajaran yang menggunakan berbagai kombinasi antara teks, grafik, gambar, dan suara yang memudahkan proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan penguasaan konsep sistem sirkulasi siswa. Penguasaan konsep  siswa dinilai dalam bentuk skor atau angka yang dicapai siswa setelah diberikan tes pada konsep tertentu, yang disusun untuk penelitian ini.

Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri I Indralaya tahun ajaran 2010/2011.
Sampel Penelitian
Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah dua kelas dari kelas XI IPA SMA Negeri I Indralaya tahun ajaran 2010/2011 yaitu satu kelas sebagai kelas eksperimen dan satu kelas lagi sebagai kelas kontrol yang kemudian dilakukan rotasi  pada pertemuan selanjutnya.

Metode Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan metode eksperimen semu (quasi eksperiment) dengan desain penelitian sebagai berikut:
Tabel 1. Desain penelitian kelas eksperimen dan kelas pembanding
KELOMPOK
PRETEST
VARIABEL TERIKAT
POSTEST
Eksperimen
Y1
X
Y2
Pembanding
Y1
-
Y2
Keterangan:
Y1          : Tes awal atau pretest
X         : Pemberian perlakuan
Y2        : Tes akhir atau posttest
Prosedur Kerja
Persiapan
1.      Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk kelas eksperimen dan pembanding
2.      Menentukan kelas eksperimen dan kelas pembanding sebagai sampel penelitian.
Pelaksanaan
Tabel 2. Kegiatan Pembelajaran Kelas Eksperimen dan Kelas Pembanding
Kelas Eksperimen
Kelas Pembanding
1. Pendahuluan (15 menit)
1. Pendahuluan (15 menit)
a.       Guru memberikan tes awal (10 menit)
a.       Guru memberikan tes awal (10 menit)
b.      Guru memerikan apersepsi (3 menit)
b.      Guru memberikan apersepsi (3 menit)
c.       Guru menyampaikan indkator (2 menit)
c.       Guru Menyampaikan indikator (2 menit)
2. Kegiatan inti (60 menit)
2. Kegiatan Inti (60 menit)
a.       Melaksanakan pembelajaran dengan metode ceramah dan tanya jawab dengan menggunakan alat bantu laptop dan LCD yang menampilkan slide dan animasi (45 menit)
a. Melaksanakan pembelajaran dengan metode ceramah dan tanya jawab dengan menggunakan alat bantu laptop dan LCD yang menampilkan slide dan gambar (45 menit)
b. Guru mereview sedikit materi yang telah diajarkan (10 menit)
b. Guru mereview sedikit materi yang telah diajarkan (10 menit)
c.       Guru membimbing siswa membuat kesimpulan (5 menit)
c. Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan (5 menit)
3. Penutup (15 menit)
3. Penutup (15 menit)
a.       Memberikan tes akhir (10 menit)
a.       Memberikan tes akhir (10 menit)
b.      Memberitahukan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya (5 menit).
b.      Memberitahukan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya (5 menit).


Penyelesaian Penelitian
a.       Melakukan analisis data dan pembahasan
b.      Merumuskan kesimpulan dari hasil analisis

Teknik Pengumpulan Data
Tes
            Tes sebagai instrumen pengumpul data adalah serangkaian pertanyaan yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu dan kelompok (Riduwan, 2003).

Kuesioner (Angket)
Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang bersedia memberikan respon (responden) sesuai permintaan pengguna (Riduwan, 2003). Angket digunakan pada penelitian ini untuk mengukur minat siswa terhadap animasi yang telah disampaikan oleh peneliti. Validitas isi angket diuji dengan bertanya kepada ahli (dosen). Pelaksanaan pengambilan data (pengisian angket) dilakukan setelah penggunaan media pembelajaran. Skala pengukuruan angket dalam penelitian ini menggunakan skala Likert. Angket ini terdiri dari pertanyaan positif seperti terlihat pada Tabel 2:

Tabel 2. Skor pernyataan Tanggapan
Pernyataan
SS
S
TS
STS
Skor
4
3
2
1
(Sudjana, 1999)

Teknik Analisa Data
Analisa data tes
Sebelum digunakan dalam penelitian, soal yang akan digunakan sebagai alat uji dianalisis terlebih dahulu. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui validitas dan realibilitas soal tersebut dengan menggunakan sofware AnatesV4.
Uji Validitas
            Validitas mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur (instrumen) dalam mengukur suatu data.
            Untuk mengetahui validitas suatu instrumen dilakukan dengan teknik korelasi product momen (r), dengan sofware AnatesV4.
Keputusan uji:
Bila rhitung > rteori, maka instrumen dinyatakan valid (diterima)
Bila rhitung < rteori, maka instrumen dinyatakan tidak valid (ditolak)

Reliabilitas
Reliabelitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan alat pengukuran yang sama.
Pengujian reliabelitas soal menggunakan sofware AnatesV.
            Sedangkan untuk membuktikan perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas pembanding digunakan perhitungan statistik  yaitu uji mann-whitney (mann-whitney test). Untuk mengetahui, apakah hipotesis ditolak atau diterima, maka dilakukan uji hipotesis. Uji hipotesis menggunakan uji mann-whitney. Sebelum dilakukan uji mann-whitney, terlebih dahulu dilakukan uji narmalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas untuk mengetahui apakah data terdistribusi normal dan uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui homogen atau tidaknya kecenderungan sebaran data untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Uji normalitas
Pada penelitian ini, uji Normalitas dilakukan dengan menggunakan program pengolah data SPSS (Statistical Productand Service Solution) melalui uji Normalitas one sample Kolomogorof-Sminov (K-S). Kriteria pengujiannya adalah jika nilai sig. (signifikasi) atau nilai probabilitas <0,05 maka dikatakan data tidak terdistribusi normal, sedangkan jika nila sig. (signifikasi) >0,05 maka dikatakan data terdistribudi normal.

Uji Homogenitas
            Uji homogenitas ditujukan untuk menguji kesamaan beberapa bagian sampel, sehingga generalisasi terhadap populasi dapat dilakukan. Pada penelitian ini, uji Homogenitas dilakukan dengan menggunakan program pengolah data SPSS melalui uji Levene (Levene Test). Kriteria pengujiannya adalah jika nilai sig. (signifikasi) atau nilai probabilitas <0,05 maka data berasal dari populasi-populasi yang variannya tidak sama, sedangkan  jika nila sig. (signifikasi)  atau nilai probabilitas >0,05 maka dikatakan data berasal dari populasi-populasi yang mempunya varian yang sama.

Uji Hipotesis
Uji Hipotesis dilakukan dengan menggunakan program pengolah data SPSS melalui uji mann-whitney (mann-whitney test). Kriteria pengujiannya adalah jika nilai sig. (signifikasi) atau nilai probabilitas >0,05 maka berarti tidak ada pengaruh media animasi terhadap penguasaan konsep biologi, sedangkan  jika nila sig. (signifikasi)  atau nilai probabilitas <0,05 maka ada pengaruh media animasi terhadap penguasaan konsep biologi.
Kategorisasi terhadap nilai indeks gain yang diperoleh siswa dilakukan untuk mengetahui tingkat penguasaan konsep siswa yang telah dilakukan pembelajaran dengan penghitungan sebagai berikut:
n

Tabel 4. Kategorisasi Indeks Gain
Nilai Indeks Gain
Kategori
> 0,7
Tinggi
0,3 – 0,7
Sedang
< 0,3
Rendah



Analisis Data Angket
Uji hasil angket dapat dianalisis dengan menggunakan skala likert yaitu menganalisis jawaban pada angket yang telah diisi, menghitung skor jawaban, mencari letak dari jumlah skor yang diperoleh dengan melihat pada rentang, kemudian menarik kesimpulan dengan menjumlahkan persentase pada pernyataan.
1.    Skor antara 0-50 berarti sangat tidak setuju
2.    Skor antara 51-100 berarti tidak setuju
3.    Skor antara 101-150 berarti setuju
4.    Skor antara 151-200 berarti sangat setuju
Persentase dari skor yang diperoleh, dianalisis dengan rumus:


HASIL DAN PEMBAHASAN
Penguasaan Konsep
Data tes adalah hasil analisa data pretest dan posttest pada KD 3.2 (Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan penyakit yang terjadi pada sistem peredaran darah). Pada kelas eksperimen digunakan media animasi dan kelas pembanding digunakan media gambar. Setelah didapat nilai pretest dan posttest dari kedua kelas penelitian dapat dilakukan uji Normalitas Gain untuk mengetahui tingkat penguasaan konsep siswa terhadap sistem sirkulasi.  Hasil analisis data dapat dilihat pada Tabel 5 dan Gambar 1.
Tabel 5. Hasil analisis nilai rata-rata pretes dan posttest kelas eksperimen dan kelas pembanding
No
Kelas
Rata-rata
Gain
Pretest
Posttest
1
Eksperimen
37,5387
83,8304
46,2917
2
Pembanding
34,8482
72,4182
37,5700

Gambar 1. Rata-rata nilai pretes, posttes, gain kelas eksperimen dan kelas pembanding
Berdasarkan Tabel 5 dan Gambar 1 dapat diketahui rata-rata hasil analisis data pretest dan posttest kedua kelas penelitian. Nilai rata-rata pretest kedua kelas penelitian terdistribusi normal dan homogen. Artinya, kemampuan awal dari kedua kelas adalah sama. Pada nilai posttest terdapat perbedaan yang cukup besar yaitu pada kelas eksperimen lebih besar dibanding  kelas pembanding, yaitu 11,4122. Hal ini karena kelas eksperimen dikenai perlakuan, yaitu penggunaan media animasi dalam poses pembelajarannya. Dari nilai pretest dan posttest ini, maka akan dilanjutkan uji Normalitas Gain untuk melihat tingkat penguasaan konsep siswa terhadap materi yang telah diberikan. Hasilnya dapat dilihat pada  Tabel 6 dan Gambar 2.

Tabel 6. Hasil analisis data dengan uji Normalitas Gain kelas eksperimen dan kelas pembanding
No
Kelas
N Gain
Kategori
1
Eksperimen
0,7411
Tinggi
2
Pembanding
0,5767
Sedang


Gambar 2. N Gain kelas eksperimen dan kelas pembanding
Setelah dilakukan uji Normalitas Gain, dapat diketahui bahwa kelas eksperimen yang dilakukan pembelajaran dengan media animasi, tingkat penguasaan konsep siswa >0,7, maka penguasaan konsep siswa kelas eksperiman termasuk dalam kategori tinggi. Sedangkan pada kelas pembanding yang dilakukan pembelajaran dengan media gambar, tingkat penguasaan konsep siswa berada pada rentang 0,3 – 0,7, maka penguasaan konsep siswa kelas pembanding  termasuk dalam kategori sedang. Bisa dikatakan bahwa penguasaan konsep siswa yang diajar dengan menggunakan media animasi lebih tnggi dibanding penguasaan konsep siswa yang diajar dengan media gambar. Setelah penghitungan rerata nilai posttest, maka rerata tersebut diuji dengan menggunakan  Mann-Whytney U test. Sebelum dilakukan uji Mann-Whytney U terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan homogenitas. Setelah dilakukan uji normalitas dengan uji Kolmogorov-Smirnov dan uji homogenitas dengan uji Levene, didapatlah hasil pada Tabel 7 dibawah ini:
Tabel 7. Hasil Analisa data pretest dan posttest  kelas eksperimen dan kelas pembanding
No

Kelas

Jumlah
Data (n)
Uji Normalitas
Uji Homogenitas
Pretest
Posttest
Pretest
Posttest
1
Eksperimen
24
0,2715
0,1940
0,5680
0,2143
2
Pembanding
28
0,2370
0,2065

Berdasarkan Tabel 7 dapat dilihat bahwa nilai pretest dan posttest terdistribusi normal. Ini ditunjukkan oleh nilai signifikasi > α . Nilai signifikasi rata-rata pretest kelas eksperimen dan kelas pembanding >0,05. Nilai signifikasi rata-rata posttest kelas eksperimen dan kelas pembanding >0,05. Jadi, semua data terdistribusi normal dan bisa dilanjutkan dengan uji homogenitas data. Setelah dilakukan uji homogenitas data terhadap dua kelompok penelitian, nilai homogenitas rata-rata pretest adalah > 0,05 dan homogenitas rata-rata posttest adalah > 0,05. Dengan demikian nilai pretest dan posttest terdistribusi normal dan homogen sehingga memenuhi syarat untuk dilakukan uji hipotesis.
Untuk melihat tingkat signifikasi perbedaan penguasaan konsep antar kelompok penelitian dilakukan Uji statistik non-parametrik dengan Mann-Whytney U. Setelah dilakukan uji Mann-Whytney diperoleh signifikasi 0,005. Hasil uji Mann-Whytney ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media animasi secara signifikan dapat meningkatkan penguasaan konsep sistem sirkulasi siswa dibanding pembelajaran dengan media gambar.
Lebih unggulnya penguasaan konsep siswa kelompok eksperimen disebabkan karena dalam proses pembelajaran menggunakan media animasi, proses-proses biologis yang kompleks dapat dengan mudah dijelaskan pada siswa. Animasi memiliki kemampuan untuk menyampaikan sesuatu yang rumit atau kompleks dan sulit dijelaskan dengan gambar atau kata-kata saja. Media animasi dapat digunakan untuk menjelaskan materi yang secara nyata tidak dapat dilihat oleh mata sehingga membuat proses pembelajaran menjadi lebih menarik dan konkret.
Hal ini sejalan dengan pendapat Sahin (2006), animasi memberikan kesempatan siswa untuk mengamati dunia nyata dan berinteraksi dengannya, memberikan pengalaman, dan membantu memecahkan masalah.  Dengan animasi dapat meniru/replika opjek sebenarnya sehingga siswa tidak hanya dimotivasi oleh animasi, tetapi belajar dengan berinteraksi dengan raplika itu seolah siswa melihat opjek aslinya. Menurut Grabe dan Grabe (1996) dalam Sahin (2006), dengan animasi akan lebih sederhana shingga memungkinkan pelajar fokus pada informasi paenting dan membuat pelajar lebih mudah mengingatnya. Kennepohl (2001) dalam Sahin (2006) mengatakan animasi dapat menjelaskan pada situasi laboratorium dan menjadikan lebih unggul dalam waktu sehingga proporsi laboratorium dapat dikurangi, dan  eksperimen yang berbahaya dapat dilakukan dengan animasi sehingga akan lebih efektif.
McClean at all (2005) mengatakan bahwa dengan animasi dapat membantu pemahaman konsep yang kompleks karena dapat membantu mengkonversi konsep yang abstrak ke objek visual tertentu yang dapat dimanipulasi. Grafis adalah visualisai untuk menambah informasi yang disajikan dalam teks sehingga menjadikan siswa fokus pada pelajaran. Menurut O’Day (2006), animasi yang paling efektif adalah ketika animasi dipadukan dengan suara (audio) dan diikuti oleh narasi secara serempak untuk membatu proses pembalajaran. Animasi dan grafis dengan narasi lisan atau tulisan lebih efektif daripada tanpa narasi. Animasi menyediakan cara urutan menyampaikan peristiwa biologi yang komplek untuk lebih mudah dipahami. Hal yang membuat animasi lebih efektif adalah katika animasi memiliki atribut-atribut pedagogis yang lengkap misalnya animasi yang bernarasi lebih efektif dibanding animasi yang tidak bernarasi, animasi verbal lebih bermanfaat dibanding animasi bernarasi visual, kata-kata dan gambar dikombinasikan.
Animasi merupakan kumpulan gambar yang diolah sedemikian rupa sehingga menimbulkan kesan bahwa gambar-gambar yang ditampilkan bergerak. Animasi sesuai untuk menciptakan realita dari sesuatu yang tidak dapat ditangkap oleh realita dalam citra visual. Dengan karakteristik yang demikian, animasi dapat menjadi media pembelajaran yang baik karena dapat memperlihatkan aspek-aspek yang dinamik sehingga lebih informatif, lebih jelas menampilkan materi subjek sehingga siswa mampu membuat interpretasi yang benar.
Animasi tidak memerlukan pemakaian simbol tambahan (tanda panah, garis putus-putus, dan lain-lain) seperti yang sering digunakan pada ilustrasi statis. Dengan demikian, siswa yang belajar dengan memanfaatkan animasi tidak perlu melakukan proses dekoding untuk menginterpretasikan simbol agar dapat memahami materi. Selain itu tampilan keduanya yang memikat dapat menarik perhatian siswa karena pada dasarnya manusia lebih menyukai sesuatu yang dinamis daripada.
Animasi dapat membantu sisa yang memiliki pengetahuan awal yang rendah untuk memahami materi yang disampaikan. Animasi menyediakan sejumlah peranan pengajaran yaitu menarik dan mengarahkan perhatian, menggambarkan domain pengetahuan mengenai perpindahan, dan menjelaskan fenomena pengetahuan komplek (Puspita ,2008)
Menurut pendapat Soendari (2010), dengan menggunakan media animasi komputer, siswa terbantu dalam memahami materi. Penyajian gambar yang menarik dan bergerak menjadi daya tarik tersendiri bagi anak untuk memperhatikan materi yang disajikan dalam animasi tersebut. Fasilitas yang dihadirkan oleh tampilan gambar animasi menambah kesan pada anak sehingga dapat mendorong minat dan motivasi anak yang cenderung memiliki hambatan dalam memfokuskan perhatian untuk pembelajaran -pembelajaran yang bersifat akademis seperti halnya mata pelajaran sains. Ketertarikan anak terhadap gambar animasi didukung oleh tampilan fasilitas animasi tersebut diataranya warna yang menarik, pemilihan background, dan pemilihan karakter. Selain gambar yang menarik, animasi juga menampilkan penjabaran kata-kata sederhana untuk memahami gambar. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada Gambar 3.


                Hal ini didukung oleh data hasil angket/kuisioner yang telah diberikan pada siswa setelah proses pembelajaran dengan media animasi. Dari hasil angket dapat diketahui bahwa 57,69% siswa sangat berminat terhadap animasi yang telah diberikan, 42,31% menyatakan berminat, 0% menyatakan kurang berminat, 0% menyatakan tidak berminat terhadap animasi yang telah diberikan dalam proses pembelajaran. Dari data ini dapat dikatakan bahwa siswa tertarik terhadap animasi yang telah diberikan saat proses pembelajaran. Dengan ketertarikan ini, maka siswa akan termotivasi dan  mudah menerima pelajaran yang diberikan serta menguasai konsep-konsep materi yang telah diberikan.

Kriteria ketuntasan minimal (KKM) mata pelajaran biologi pada SMA N 1 Indralaya kelas XI adalah 65. Dari Tabel 7 dapat diketahui bahwa rata-rata ketuntasan belajar siswa setalah dilakukan pembelajaran pada kelas eksperimen adalah 92,23 %, jauh lebih tinggi dibanding dengan rata-rata ketuntasan belajar siswa kelas pembanding yaitu 70,85 %. Hal ini menunjukkan bahwa panggunaan media animasi dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa pada mata pelajaran biologi pokok bahasan sistem sirkulasi. Dengan menggunakan media animasi, penguasaan konsep siswa menjadi lebih merata. Hal ini didukung oleh data angket yang telah diberikan pada siswa setelah proses pembelajaran yang menunjukkan  bahwa siswa tertarik terhadap animasi yang telah diberikan. Sehingga penguasaan konsep siswa tinggi dan persentase ketuntasan belajar siswa tinggi dan merata.
            Penguasaan konsep siswa diukur dari tes evaluasi hasil belajar. Soal yang ada dianalisis jenjang kognitifnya berdasarkan taksonomi Bloom revisi. Pembuatan soal tidak lepas dari tingkat tujuan pembelajaran yang telah didesain sebelumnya. Setelah dilakukan uji validitas soal, maka didapatkan formulasi perbandingan soal untuk setiap jenjang yaitu soal yang menguji tingkat pengetahuan siswa 31,1% (C1), soal yang menguji tingkat pemahaman siswa 37,8% (C2), soal yang menguji kemampuan dalam penerapan  pengetahuan  6,7% (C3), soal yang menguji tingkat kemapuan analisis siswa 15,6% (C4), soal yang menguji tingkat kemapuan evaluasi siswa 4,4% (C5), soal yang menguji tingkat kemapuan membuat atau kreasi siswa 4,4% (C6).  Analisis terhadap setiap indikator jenjang kognitif juga dilakukan untuk melihat sebaran penguasaan konsep siswa pada setiap jenjang kemampuan berpikir. Informasi mengenai hal tersebut disajikan pada  Tabel 8.
Tabel 8. Rata-rata persentase Setiap Jenjang Kognitif Dapat Dijawab Oleh Siswa
No
Jenjang Koqnitif
Jumlah Soal
Persentase Siswa Menjawab Benar
Eksperimen
Pembanding
1
C1
14
84,56%
85,72%
2
C2
17
83,19%
63,94%
3
C3
3
87,70%
71,63%
4
C4
7
75,86%
55,73%
5
C5
2
91,65%
80,35%
6
C6
2
92,85%
62,50%

Pada Tabel 8 terlihat penguasaan konsep siswa di kelas eksperimen unggul di semua jenjang kognitif kecuali pada jenjang C1. Pada jenjang C1 kelas pembanding 1,16% lebih unggul dibanding kelas eksperimen. Kealas eksperimen jenjang C2 19,25%, C3 16,07%, C4 20,13%, C5 11,3%, C6 30,35% lebih unggul dari kelas pembanding. Dari setiap jenjang kognitif rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi dibanding kelas pembanding. Ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan media animasi dalam proses pembelajaran, siswa akan mudah menguasai konsep-konsep yang ada dalam materi, sehingga soal dengan berbagai jenjang yang diberikan bisa dijawab oleh sebagian besar siswa.
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
            Berdasarkan  hasil penelitian, hasil belajar siswa untuk mengukur penguasaan konsep dengan menggunakan media animasi mengalami peningkatan yang ditunjukkan dengan data gain sebesar 0,74 yang dikategorikan tinggi, dengan signifikasi perbedaan penguasaan konsep antar kelompok penelitian adalah 0,005 yang menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media animasi secara signifikan dapat meningkatkan penguasaan konsep sistem sirkulasi siswa dibanding pembelajaran dengan media gambar.

Saran
            Setelah melakukan penelitian, hal yang disarankan oleh peneliti adalah agar sebelum proses pembelajaran dilakukan, media yang akan digunakan diipersiapkan lebih dulu sehingga waktu yang digunakan bisa maksimal.


DAFTAR PUSTAKA

Asra, Darmawan, Reina. 2009. Komputer dan Media Pendidikan si sekolah Dasar. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.
McClean, P, Jhonson C, Rogers R, Daniels L, Reber J, Slator B M, Terpstra J, White A. (2005). Molecular and Cellular Biology Animations: Development and Impact on Student Learning. Departemat of Plant, Departeement of Biological Sciences, School Education, Departemat of Statistics, Departemat of Computer  Science: North Dakota State University.
Noviari, N. 2009. Pengaruh Kemajuan Teknologi Informasi terhadap Perkrmbangan Akuntansi. Skripsi. Bali. Fakultas Ekonomi Universitas Udayana. http://eujurnal.unud.ac.id/abstrak/naniek%20noviari(1).pdf. Diakses tanggal 30 Mei 2010.
O’Day, D H. 2006. Animated Cell Biology: A Quick and Easy Method for Making Effective, High-Quality Teaching Animations. Department of Biology, University of Toronto at Mississauga, Mississauga, Ontario, Canada L5L 1C6.
Puspita, G. N. 2008. Penggunaan Multimedia Interaktif  dalam Pembalajaran Biologi. http://www.scribd.com/doc/35945204/Penggunaan-Multimedia-Interaktif-Reproduksi-Hewan-untuk-Meningkatkan-Keterampilan-Generik-dan-Berpikir-Kritis-Siswa-SMP
Radita, A. 2010. Kajian Implementasi penggunaan Media Pembelajaran dalam Pembelajaran Biologi di SMA Kelas XI di Kabupaten Ogan Ilir. Skripsi. Indralaya: FKIP Universitas Sriwijaya.
Riduwan. 2003. Metodologi Penelitian Untuk Pemula. Jakarta: Alphabeta.
Saguni, F. 2006. Prinsip-prinsip Kognitif Pembelajaran Multimedia: Peran Modality dan Contiguity Terhadap Peningkatan Hasil Belajar. Palu: Fakultas Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri. http://journal.unair.ac.id/filerPDF/01%20-%20Prinsip-
Sahin, Sami . 2006. Computer Simulation In Education: Implications for Distance Education. Gazi University: Turkey
Sihombing, R.U. 2010. E-Modul Interaktif Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Sistem Saraf, Kemampuan Generik Sains dan Berpikir Kritis Mahasiswa. Bandung: UPI. http://abstrak.digilib.upi.edu/diraktori/TESIS/PENDIDIKANILMUPENGETAHUANALAM/0808717ROSITAULISIHOMBING/TIPA0808717Chapter1.pdf.
Soendari. 2010. Pengaruh Media Animasi Komputer terhadap Hasil Belajar Sains Anak Tunagrahita Ringan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Sudjana, N. 1999. Metode Statistika. Bandung: Tarsito

0 Response to "DOWNLOAD MAKALAH BIOLOGI PENGARUH MEDIA ANIMASI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP SISTEM SIRKULASI PADA SISWA KELAS XI IPA SMA N 1 INDRALAYA "

Posting Komentar

wdcfawqafwef

BACKLINK OTOMATIS GRATIS JURAGAN.