A. Pendahuluan
Konsep dasar teknologi
pembelajaran dapat dijelaskan dari berbagai aspek, antara lain aspek proses: meningkatkan efektifitas
belajar, meningkatkan efesiensi pembelajaran, memperluas kesempatan belajar,
serta menserasikan dengan kondisi dan kebutuhan; aspek sumber: sumber daya manusia, ajaran, sarana prasarana serta
lingkungan; dan terakhir aspek sistem:
komprehensif dan sistematik.
Teknologi pembelajaran yang
merupakan bagian dari teknologi pendidikan memiliki komponen antara lain
perancangan; pengembangan; pemanfaatan; pengelolaan; penilaian dan penelitian
proses; serta sumber dan sistem belajar. Mengapa diperlukan penguasaan
teknologi pembelajaran? Jawabannya adalah karena adanya tuntutan global,
kondisi obyektif masyarakat, perkembangan kebutuhan, perkembangan teknologi serta
kondisi pendidikan.
Pembelajaran yang
berlangsung di sekolah seyogyanya menerapkan prinsip-prinsip teori kognitif-konstruktivistik serta teori pemodelan tingkah laku agar
kemandirian aktif siswa sebagai pebelajar dapat diwujudkan. Dalam pandangan teori kognitif-konstruktivistik mengisyaratkan bahwa:
1.
sekolah seharusnya
mencerminkan masyarakat yang lebih besar dan kelas merupakan laboratorium untuk
pemecahan masalah kehidupan yang nyata
2.
pembelajaran di
sekolah seharusnya lebih memiliki manfaat
3.
munculkan rasa ingin
tahu siswa, agar memotivasi serta secara aktif membangun tampilan dalam otak
siswa
4.
pembelajaran harus
melibatkan siswa secara mandiri dalam melakukan eksperimen atau dalam arti luas
memberi kesempatan siswa mencoba segala sesuatu untuk melihat apa yang terjadi,
memanipulasi tanda-tanda, mengajukan pertanyaan dan menemukan sendiri
jawabannya.
5.
Terjadinya interaksi
sosial dalam pembelajaran memacu terbentuknya ide baru dan memperkaya
perkembangan intelektual siswa.
Adapun pandangan teori pemodelan tingkah laku, mengisyaratkan bahwa :
1.
manusia dapat belajar
dari contoh (model) sebelum melakukan tingkah laku yang dimodelkan itu.
2.
tingkah laku yang akan
dilakukan dengan baik apabila tingkah laku tersebut jelas dan tidak terlalu
kompleks
3.
pemberian kesempatan
kepada siswa untuk melatih keterampilan-keterampilan baru merupakan hal yang
sangat penting.
(Arends, 1997)
Penguasaan teknologi
pembelajaran dan kemandirian aktif siswa dalam belajar dapat diwujudkan dalam
masyarakat sekolah atau kelas dengan alternatif menerapkan suatu model
pembelajaran tertentu dalam implementasi pembelajaran, yang mana model
pembelajaran yang dipilih harus benar-benar sesuai dengan tujuan yang akan
dicapai serta karakter materinya.
B. Model Pembelajaran
dan jenis-jenisnya
Model pembelajaran (Teaching Models) atau (Models of Teaching) memiliki makna lebih
luas dari metode, strategi/pendekatan dan prosedur. Istilah model pembelajaran
adalah pendekatan tertentu dalam pembelajaran yang tercakup dalam tujuan,
sintaks, lingkungan dan sistem manajemen (Arends, 1997:7)
Adapun ciri-ciri dari model
pembelajaran dapat digambarkan sebagai berikut.
Sintak dalam model pembelajaran merupakan urutan tahap-tahap yang selalu
diikuti dalam pembelajaran.
Jenis-jenis model
pembelajaran menurut Richard I. Arends antara lain: model pembelajaran langsung
(Direct Instruction), model
pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning),
model pembelajaran berdasarkan masalah (Problem
Based Instructions) dan strategi-strategi belajar (Learning Strategies).
1. Model Pembelajaran
Langsung
Pembelajaran langsung
dirancang secara khusus untuk mengembangkan pembelajaran siswa tentang pengetahuan
prosedural dan pengetahuan deklarasi yang terstruktur dengan baik dan dapat
dipelajari selangkah demi selangkah.
Sintaks model pembelajaran langsung adalah sebagai berikut.
Fase
|
Peran Guru
|
1. menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa
|
Guru menjelaskan
tujuan, informasi latar belakang pelajaran, pentingnya pelajaran,
mempersiapkan siswa untuk belajar
|
2. mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan
|
Guru
mendemonstrasikan keterampilan atau menyajikan informasi setahap demi setahap
|
3. membimbing pelatihan
|
Guru
memberikan pelatihan awal
|
4. mengecek pemahaman dan pemberian umpan balik
|
Mengecek
apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik, memberi umpan balik
|
5. memberi kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan
penerapan
|
Guru
mempersiapkan kesempatan untuk melakukan pelatihan lanjutan, dengan perhatian
khusus pada penerapan untuk situasi lebih kompleks dalam kehidupan
sehari-hari
|
2. Model Pembelajaran
Kooperatif
Model pembelajaran
kooperatif sangat berbeda dengan pembelajaran langsung. Model ini dapat
digunakan untuk mengajarkan materi yang agak kompleks dan lebih tinggi lagi. Model
pembelajaran kooperatif dapat membantu guru untuk mencapai tujuan model
pembelajaran kooperatif.
Fase
|
Peran Guru
|
1. menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
|
Guru
menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa untuk belajar
|
2. menyajikan informasi
|
Guru
menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan
bacaan
|
3. mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar
|
Guru
menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan
membentuk setiap kelompok agar melakukan transisi secara efesien
|
4. membimbing kelompok belajar untuk bekerja dan belajar
|
Guru
membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas
|
5. Evaluasi
|
Guru
mengevalusi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau
masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
|
6. Memberikan Penghargaan
|
Guru
menggunakan cara-cara yang sesuai untuk menghargai baik upaya maupun hasil
belajar individu dan kelompok
|
3. Model Pembelajaran
Berdasarkan Masalah
Model ini tidak dirancang
untuk membantu guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa. Model
ini dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir,
pemecahan masalah, keterampilan intelektual, belajar berperan berbagai orang
dewasa melalui pelibatan siswa dalam pengalaman nyata atau simulasi dan menjadi
self-regulated kearner.
Sintaks model pembelajaran berdasarkan masalah
Fase
|
Peran Guru
|
1. Orientasi siswa kepada masalah
|
Guru menjelaskan
tujuan pembelajaran, menjelaskan segala hal yang akan dibutuhkan, memotivasi
siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilihnya
|
2. Mengorganisasi siswa untuk belajar
|
Guru membantu
siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan
dengan masalah
|
3. Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
|
Guru
mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan
eksperimen atau pengamatan untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah
|
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
|
Guru membantu
siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai, melaksanakan
eksperimen atau pengamatan untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah
|
5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
|
Guru membantu
siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan
proses-proses yang mereka gunakan
|
5. Strategi-strategi
Belajar
a.
Pengajaran yang baik,
meliputi mengajarkan siswa bagaimana belajar, bagaimana mengingat, bagaimana
berpikir, bagaimana memotiviasi diri mereka sendiri
b.
Pengajaran
strategi-strategi belajar berdasarkan dalil bahwa keberhasilan siswa sebagian
besar bergantung pada kemahiran untuk belajar secara mandiri dan memonitor
belajar mereka sendiri. Ini menjadikan strategi-strategi belajar perlu
diajarkan kepada siswa secara terencana (by
design), mulai dari kelas-kelas rendah dan terus berlanjut sampai sekolah
menengah dan pendidikan tinggi
c.
Self-regulated learner atau pebelajar secara
mandiri dapat mengandalkan dirinya sendiri adalah pebelajar yang dapat
memerlukan empat hal penting, yaitu :
1)
Secara cermat
mendiagnose suatu situasi pembelajaran tertentu
2)
Memilih suatu strategi
pembelajaran tertentu untuk menyelesaikan masalah belajar tertentu yang
dihadapi
3)
Memonitor keefektifan
strategi tersebut
4)
Cukup termotivasi
untuk terlibat dalam situasi belajar tersebut sampai masalah tersebut
terselesaikan
d.
Produk pembelajaran
adalah penting, namun lebih penting lagi adalah proses pembelajaran itu
sendiri. Alam konteks strategi-strategi belajar, proses pembelajaran yang perlu
dilatihkan kepada siswa adalah kemampuan mendiagnose situasi pembelajaran
secara akurat, memilih suatu strategi belajar yang cocok, dan memonitor
keefektifan strategi tersebut.
e.
Empat jenis kategori
utama strategi belajar tersebut adalah strategi mengulang, strategi elaborasi,
strategi organisasi dan strategi metakognitif.
C. Konsep Pembelajaran
dengan Pendekatan Student Centered
Learning
Perubahan paradigma
pembelajaran terjadi, karena tuntutan kondisi global (persaingan, persyaratan
kerja, perubahan orientasi) sehingga terjadi perubahan kompetensi lulusan
(perubahan kurikulum). Perubahan kurikulum juga berlatar belakang perubahan
paradigma (pengetahuan, belajar dan mengajar). Akibat perubahan paradigma ini
diharapkan ada perubahan perilaku pembelajaran, sehingga mampu meningkatkan
mutu lulusan.
Perubahan paradigma dalam pembelajaran
1. Pengetahuan
Pengetahuan
dipandang sebagai sesuatu yang sudah jadi, yang tinggal dipindahkan
(ditransfer) dari guru ke siswa
|
Pengetahuan
adalah hasil konstruksi (bentukan) atau hasil transformasi seseorang yang
belajar
|
2. Belajar
Belajar
adalah menerima pengetahuan (pasif-reseptif)
|
Belajar
adalah mencari dan mengkonstruksi (membentuk) pengetahuan aktif dan spesfik
caranya
|
3. Mengajar
Menyampaikan
pengetahuan (bisa klasikal)
|
Berpartisipasi
dengan siswa dalam membentuk pengetahuan
|
Menjalankan
sebuah instruksi yang telah dirancang
|
Menjalankan
berbagai strategi yang membantu siswa untuk dapat belajar
|
Mengajar bukan lagi bagaimana guru mengajar degan baik (teacher center), tetapi transfer of knowledge, sehingga
terbentuk pembelajaran bagaimana siswa bisa belajar dengan baik dan
berkelanjutan.
D. Bagaimana memilih
model/metode pembelajaran ?
Dalam memilih model/metode
pembelajaran perlu disesuaikan program outcomesnya (kompetensi), misalnya
kompetensi pengamatan, kompetensi penyusunan hipotesis, kompetensi pembuatan
grafik, penguasaan rumus dan lain sebagainya, maka model atau metode tentu akan
berbeda. Unsur-unsur lain selain
kompetensi yang perlu diperhatikan dalam memilih model pembelajaran, yaitu
sarana/alat, materi ajar (bahan ajar), siswa. Sarana/alat bila dihubungkan
dengan bahan ajar, maka akan menjadikan bahan ajar menjadi efektif, bahan ajar
apabila dihubungkan dengan siswa, maka perlu meninjau tingkat kesukaran/tingkat
kemampuan, dan sarana/alat bila dihubungkan dengan siswa, maka hendaknya akan mewujudkan
efesiensi pembelajaran.
Apabila beberapa model
pembelajaran dihubungkan dengan tingkat memorisasi dan tingkat keterlibatan
siswa, dapat divisualisasikan sebagai berikut
Passive
|
|||
10 %
|
Reading
|
Verbal
reciving
|
|
20%
|
Hearing Words
|
||
50%
|
Looking
at Picture
Watching Video
Seeing it done on location
|
Visual reciving
|
|
70%
|
Participating
in a discussion
Giving a talk
Doing a dramatic presentation
Simulating the real Experience
|
Paticipa-ting
Doing
|
|
90%
|
Doing
the real thing
|
Active
|
Peran guru dalam paradigma baru
pembelajaran adalah sebagai fasilitator : memfasilitasi buku, modul
ajar, hand-out, journal, hasil penelitian (sebagai sumber belajar), dan waktu.
Guru sebagai motivator dapat dilakukan dengan memberi perhatian pada
siswa, memberi materi yang relevan dengan tingkat kemampuan siswa, dan dengan
situasi yang kontekstual, memberi semangat dan kepercayaan pada siswa bahwa
mereka dapat mencapai kompetensi yang diharapkan, memberi kepuasan pada siswa
terhadap pembelajaran yang dijalankan. Guru juga memberi tutorial, yaitu
menunjukkan jalan/cara/metode yang dapat membantu siswa menelusuri dan
menemukan penyelesaian masalah yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Guru
juga sangat perlu memberi umpan balik, yaitu memonitor dan mengoreksi
jalan pikiran/hasil kinerja siswa agar mencapai sasaran yang optimum sesuai
kemampuannya.
Khusus
dalam tujuan peningkatan hasil ujian nasional untuk kelas IX, yang notabene
penilaian proses “relative dikesampingkan” dan memfokuskan pada penilaian produk
dan peningkatan kemampuan “menghafal” dan “menyelesaian soal”, maka hendaknya
guru lebih memilih model pembelajaran yang masih tetap berpegang pada keaktifan
siswa, namun mengarah kepada tujuan utama tersebut. Alternatif model
pembelajaran yang bisa dipilih guru, seperti PBI (contoh analisis konsep, RPP dan lembar penilaian terlampir), bisa
juga guru memilih learning strategies seperti pembuatan conceps map (contoh terlampir), main conceps atau
reciprocal teaching.
Guru sebagai fasilitator memberikan sumber
belajar berupa buku ajar atau hand out, kemudian siswa diminta membaca dan
berlatih tiga keterampilan mendasar tentang pemahaman konsep, yaitu meringkas
(merangkum), mengajukan pertanyaan dan menjelaskan (mengklarifikasi) masalah.
E. Penutup
Penerapan model pembelajaran secara
benar mengikuti sintaknya serta sesuai karakter materi, serta karakter siswa,
maka penerapan model pembelajaran yang tentu saja didahului dengan suatu
pengembangan diharapkan mampu meningkatkan penguasaan teknologi pembelajaran,
karena kemandirian aktif siswa dalam belajar.
Pembelajaran dengan pendekatan SCL
memiliki ciri-ciri : mengutamakan tercapainya kompetensi siswa; memberikan
pengalaman belajar siswa; siswa harus dapat menunjukkan belajar/kinerjanya;
pemberian tugas menjadi pokok dalam belajar siswa/kinerja siswa; siswa
mempresentasikan penyelesaian tugasnya, dibahas bersama, dikoreksi, dan
diperbaiki; penilaian proses sama pentingnya dengan penilaian hasil.
Daftar Pustaka
Arends, Richard I.
1996. Classroom Instructional and
Management. The McGraw-
Hill Cpmpanies, Inc.
Bruce Joyce &
Marsha Weil. 1996. Models of Teaching
Fifth Edition. Boston
Allyn and Bacon
Mohamad Nur. 2004. Model-model Pembelajaran. FMIPA
Universitas Negeri
Surabaya
Walter R. Borg and
Meredith D. Gall. 1983. Educational
Research. New York
& London:
Longman
0 Response to "DOWNLOAD MAKALAH IPA MODEL-MODEL PEMBELAJARAN EFEKTIF DAN INOVATIF DALAM MATA PELAJARAN SAINS (IPA)"
Posting Komentar