1.
Latar Belakang
Saat ini teknologi informasi dan komunikasi sudah
menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat Indonesia, kemajuannya luar biasa
terutama dalam bidang komputer baik desainernya maupun softwernya. Hampir
setiap bulan para desainer, pabrikan, ahli dalam bidang teknologi komputer
terus menerus mengadakan penelitian dan pengembangan teknologi. Bangsa Indonesia yang semakin besar tidak luput dari
kemajuan teknologi informasi ini, walapun pada umumnya berada pada tataran
konsumen/pemakain yang kalah jauh dari negara tetangga yang sudah masuk pada
tataran desainer teknologi dan produsen komponen-komponen informasi teknologi
informasi terutama bidang komputer. Sehingga barang elektronik harganya terjangkau oleh
masyarakat. Untuk menyikapi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi
yang sangat pesat tersebut, diperlukan adanya sumber daya yang handal agar
negara kita tidak hanya menjadi pemakai teknologi, namun bisa berkembang
menjadi "pencipta:" teknologi itu sendiri. Saat ini para siswa di sekolah khususnya setingkat
SMP/MTs atau yang sederajat, sudah mulai diberi sebuah mata pelajaran yang
berhubungan dengan teknologi informasi dan komunikasi, sehingga diharapkan para
siswa setidaknya sudah tidak asing dalam penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi. Untuk itu
diperlukan adanya sistem pembelajaran yang baik agar para siswa bisa lebih
mudah memahami pembelajaran tentang teknologi informasi dan komunikasi.
Manusia secara berkelanjutan
membutuhkan pemahaman dan pengalaman agar bisa memanfaatkan TIK secara optimal
dalam menghadapi tantangan perkembangan zaman dan menyadari implikasinya bagi
pribadi maupun masyarakat. Siswa yang telah mengikuti dan memahami serta mempraktekkan
TIK akan memiliki kapasitas dan kepercayaan diri untuk memahami berbagai TIK
dan menggunakannya secara efektif. Selain dampak positif, siswa mampu memahami
dampak negatif, dan keterbatasan TIK, serta mampu memanfaatkan TIK untuk
mendukung proses pembelajaran dan memanfatkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan semakin banyaknya situs
pertemanan seperti facebook, twitter, friendster, dan myspace membuat
komunikasi dan saling bertukar informasi semakin mudah. Belum lagi semakin
menjamurnya tempat membuat blog gratis di internet seperti wordpress,
blogspot, livejurnal, dan multiply. Membuat kita dituntut bukan hanya
mampu mencari dan memanfaatkan informasi saja, tetapi juga mampu menciptakan
informasi di internet melalui blog yang kita kelola dan terupdate dengan
baik. Di sanalah muncul kreativitas menulis yang membuat orang lain mendapatkan
manfaat dari tulisan yang kita buat. Namun sayangnya, kebiasaan menulis dan
membaca belum menjadi budaya masyarakat Indonesia, termasuk guru dan siswa di
sekolah. Para guru TIK dituntut agar para peserta didiknya mampu memanfaatkan
TIK untuk mengembangkan kreativitas menulis.
Pendidikan sebagai pondasi pembangunan suatu bangsa
memerlukan pembahuruan-pembaharuan sesuai dengan tuntutan zaman. Keberhasilan
dalam pendidikan selalu berhubungan erat dengan kemajuan suatu bangsa yang
berdampak meningkatnya kesejahteraan kehidupan masyarakat. Pada era teknologi tinggi
(high technology) perkembangan dan transformasi ilmu berjalan begitu
cepat. Akibatnya, sistem pendidikan konvensional tidak akan mampu lagi
mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi. Pendekatan-pendekatan modern dalam
proses pengajaran tidak akan banyak membantu untuk mengejar perkembangan ilmu
dan teknologi jika sistem pendidikan masih dilakukan secara konvensional.
Keperluan akan penguasaan TIK
telah diantisipasi oleh pemerintah dalam hal ini oleh Departemen Pendidikan
Nasional (Depdiknas) dengan dimasukkannya kurikulum TIK dalam kurikulum 2004
dan sekarang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mulai dari pendidikan
dasar sampai ke perguruan tinggi. Diharapkan dengan diimplementasikannya
kurikulum TIK ini akan meningkatkan kualitas proses pengajaran, kualitas
penilaian kemajuan siswa, dan kualitas administrasi sekolah.
2 . Rumusan Masalah
Beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah
ini antara lain:
1. Apa yang dimaksud Teknologi Informasi dan Komunikasi ?
2. Bagaimana aplikasi dan pengembangan TIK di sekolah ?
3. Bagaimana Peran guru dalam mengaplikasikan TIK di sekolah ?
B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Teknologi Informasi
dan Komunikasi
Teknologi Informasi adalah suatu
teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan,
menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan
informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat
waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan juga
merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan. Teknologi ini
menggunakan seperangkat komputer untuk mengolah data, sistem jaringan untuk
menghubungkan satu komputer dengan komputer yang lainnya sesuai dengan
kebutuhan. Teknologi Komunikasi digunakan agar data dapat disebar dan diakses
secara global. Peran yang dapat diberikan oleh aplikasi TIK adalah mendapatkan
informasi untuk kehidupan pribadi seperti informasi tentang kesehatan, hobi,
rekreasi, dan rohani. Juga dapat berkomunikasi dengan biaya murah seperti
fasilitas email yang dapat kita pergunakan dengan mudah di internet.
Melalui TIK, sarana kerjasama antara pribadi atau
kelompok yang satu dengan pribadi atau kelompok yang lainnya sudah tidak lagi
mengenal batas jarak dan waktu, negara, ras, kelas ekonomi, ideologi atau
faktor lainnya yang dapat menghambat bertukar pikiran antar sesama kita.
Perkembangan TIK memicu suatu cara baru dalam kehidupan, dari kehidupan dimulai
sampai dengan berakhir, kehidupan seperti ini dikenal dengan e-life,
artinya kehidupan ini sudah dipengaruhi oleh berbagai kebutuhan secara
elektronik. Alangkah wajar bila sekarang ini sedang semarak dengan berbagai
huruf yang dimulai dengan awalan e seperti e-commerce, e-government,
e-education, e-learning, e-library, e-journal, e-medicine, e-laboratory,
e-biodiversitiy, dan lainnya yang berbasis TIK.
2.
Aplikasi dan Potensi TIK dalam Pembelajaran di Sekolah
Di era
global seperti sekarang ini, sudah banyak digunakan teknologi khususnya
teknologi informasi dan komunikasi. Hal ini disebabkan karena teknologi
tersebut telah mempengaruhi hampir keseluruhan aspek kehidupan sehari-hari
manusia. Oleh karena itu, sebaiknya semua orang tidak 'gagap' teknologi. Banyak
hasil penelitian menunjukkan bahwa siapa yang terlambat menguasai informasi,
maka terlambat pulalah memperoleh kesempatan-kesempatan untuk maju. Informasi sudah merupakan 'komoditi' sebagaimana
layaknya barang ekonomi yang lain. Peran informasi menjadi kian besar dan nyata
dalam dunia modern seperti sekarang ini. Hal ini bisa dimengerti karena
masyarakat sekarang sedang menuju ke era masyarakat informasi (information age) atau masyarakat ilmu pengetahuan (knowledge society). Oleh karena itu, tidaklah mengherankan kalau perguruan
tinggi yang menawarkan jurusan informatika atau teknologi informasi berkembang
dengan pesat. Dengan
pertumbuhan teknologi informasi dan komunikasi yang pesat, internet telah
menjadi suatu medium belajar dan mengajar yang perlu diperhitungkan
kemanfaatannya. Internet mempunyai potensi yang besar dalam pembelajaran, baik
sebagai sumber belajar, media, maupun pendukung pengelolaan proses
belajar-mengajar (Koesnandar, dkk., 2007). Mengingat berbagai ragam informasi
tersedia di internet dan dapat diakses secara lebih mudah, kapan saja, dan di
mana saja sehingga internet menjadi suatu kebutuhan dalam kehidupan
sehari-hari. Selain itu, pengguna internet juga dapat berkomunikasi dengan
berbagai pihak lain secara mudah melalui teknik e-moderating yang
tersedia di internet (Soekartawi, 2002). Media informasi tanpa batas yang belakangan ini
populer dengan sebutan internet perlu diketahui oleh peserta didik. Seperti
halnya di dunia nyata maka di dunia maya juga ada hal positif dan negatifnya.
Artinya, internet dapat memberikan informasi yang sifatnya mendidik, positif,
dan bermanfaat bagi kemaslahatan umat manusia. Sebaliknya, internet juga bisa
dijadikan sebagai lahan kejelekan dan kemaksiatan. Hanya etika, mental, dan
keimanan masing-masing individu yang menentukan batas-batasnya. Interconnected Network atau yang lebih populer dengan sebutan Internet adalah
sebuah sistem komunikasi global yang menghubungkan jutaan komputer dan jaringan
komputer di seluruh dunia. Setiap komputer dan jaringan terhubung, baik secara
langsung maupun tidak langsung ke beberapa jalur utama yang disebut internet backbone dan dibedakan satu dengan yang lainnya melalui unique name yang
biasa disebut dengan alamat IP
32 bit. Contoh: 202.155.4.230 . Komputer dan
jaringan dengan berbagai platform yang mempunyai perbedaan dan ciri khas
masing-masing (Unix, Linux, Windows, Mac, dan lainnya) bertukar informasi
dengan sebuah protokol standar yang dikenal dengan nama TCP/IP (Transmission
Control Protocol/Internet Protocol). TCP/IP
tersusun atas 4 layer (network
access, internet, host-to-host transport, dan application)
yang masing-masing memiliki protokolnya
sendiri-sendiri. E-learning
atau electronic
learning kini semakin dikenal sebagai salah
satu cara untuk mengatasi masalah pendidikan, baik di negara-negara maju maupun
di negara-negara yang sedang berkembang. Banyak orang menggunakan istilah yang
berbeda-beda mengenai e-learning,
namun, pada prinsipnya e-learning adalah
pembelajaran yang menggunakan jasa elektronika sebagai alat bantunya. Untuk
menyederhanakan istilah, maka electronic
learning disingkat menjadi e-learning. Kata ini
terdiri dari dua bagian, yaitu 'e' yang merupakan singkatan dari 'electronica' dan 'learning' yang
berarti 'pembelajaran'. Jadi e-learning
berarti pembelajaran dengan menggunakan jasa
bantuan perangkat elektronika. Dalam pelaksanaannya, e-learning menggunakan
jasa audio, video atau perangkat komputer atau kombinasi dari ketiganya. Soekartawi merumuskan e-learning sebagai
"a generic term for all
technologically supported learning using an array of teaching and learning
tools as phone bridging, audio and videotapes, teleconferencing, satellite
transmissions, and the more recognized web-based training or computer aided
instruction also commonly referred to as online courses (Soekartawi, 2002). Dari definisi ini, e-learning adalah
pembelajaran yang pelaksanaannya didukung oleh jasa teknologi seperti telepon,
audio, videotape, transmisi satelit atau komputer. Lebih lanjut, Soekartawi mengemukakan tiga hal yang
mendorong mengapa e-learning menjadi salah satu pilihan untuk penyelesaian masalah
pendidikan, yaitu (a) pesatnya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang
tidak hanya menjangkau negara-negara maju melainkan juga negara-negara
berkembang, (b) tersedianya infrastruktur telekomunikasi yang memungkinkan
terbukanya secara meluas peluang masyarakat untuk mengakses internet, dan (c) makin meningkatnya jumlah
organisasi dan anggota masyarakat yang berpartisipasi dalam menyediakan jasa
layanan internet. Dari
uraian tersebut di atas dapatlah dikemukakan empat karakteristik e-learning, yaitu (a)
memanfaatkan jasa teknologi elektronik yang memudahkan guru dan peserta didik,
peserta didik dan sesama peserta didik atau guru dan sesama guru dapat
berkomunikasi dengan relatif mudah dengan tanpa dibatasi oleh hal-hal yang
protokoler; (b) memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan jaringan
komputer); (c) menggunakan bahan belajar mandiri (self-learning materials) yang disimpan di jaringan komputer sehingga dapat
diakses oleh guru dan peserta didik kapan dan di mana diperlukan; dan (d)
memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar, dan
hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat
di komputer. Pemanfaatan
e-learning tidak
terlepas dari jasa internet karena teknik pembelajaran yang tersedia di
internet begitu lengkap sehingga akan memberikan pengaruh terhadap tugas guru
dalam proses pembelajaran. Dahulu, proses belajar-mengajar didominasi oleh
peran guru (era of teacher). Kini, proses belajar-mengajar banyak didominasi oleh
peran guru dan buku (era of
teacher and book) dan pada masa mendatang
proses belajar-mengajar akan didominasi oleh peran guru, buku dan teknologi (era of teacher, book, and technology).
Namun sayangnya, di negeri kita
yang kaya ini, dan terdiri dari berbagai pulau, hal di atas masih seperti mimpi
karena struktur dan kultur serta SDM guru yang profesional belum merata dengan
baik. Di berbagai kota besar seperti Jakarta misalnya, beberapa sekolah maju
dan internasional telah mengaplikasikannya, tetapi buat sekolah-sekolah di
daerah, mungkin masih jauh panggang dari api dalam mengaplikasikan TIK.
Meskipun TIK dalam bentuk
komputer dan internet telah terbukti banyak menunjang proses pembelajaran anak
secara lebih efektif dan produktif, namun di sisi lain masih banyak kelemahan
dan kekurangan. Dari sisi kegairahan kadang-kadang anak-anak lebih bergairah
dengan internetnya itu sendiri dibandingkan dengan materi yang dipelajari.
Terkadang anak-anak lebih senang bermain games ketimbang materi yang diberikan
oleh guru. Karena games sangat menarik peserta didik untuk rehat sejenak dari
segala pembelajaran yang diterimanya di sekolah. Dapat juga terjadi proses pembelajaran
yang terlalu bersifat individual sehingga mengurangi pembelajaran yang bersifat
sosial. Dari aspek informasi yang diperoleh, tidak terjamin adanya ketepatan
informasi dari internet sehingga sangat berbahaya kalau anak kurang memiliki
sikap kritis terhadap informasi yang diperoleh. Bagi anak-anak sekolah dasar
penggunaan internet yang kurang proporsional dapat mengabaikan peningkatan
kemampuan yang bersifat manual seperti menulis tangan, menggambar, berhitung,
dan sebagainya. Dalam hubungan ini guru perlu memiliki kemampuan dalam
mengelola kegiatan pembelajaran secara proporsional dan demikian pula perlunya
kerjasama yang baik dengan orang tua untuk membimbing anak-anak belajar di
rumah masing-masing.
Dengan memperhatikan pengalaman beberapa negara sebagaimana
dikemukakan di atas, jelas sekali TIK mempunyai pengaruh yang cukup berarti
terhadap proses dan hasil pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas. TIK
telah memungkinkan terjadinya individuasi, akselerasi, pengayaan, perluasan,
efektivitas dan produktivitas pembelajaran yang pada gilirannya akan
meningkatkan kualitas pendidikan sebagai infrastruktur pengembangan SDM secara
keseluruhan. Melalui penggunaan TIK setiap siswa akan terangsang untuk belajar
maju berkelanjutan sesuai dengan potensi dan kecakapan yang dimilikinya.
Pembelajaran dengan menggunakan TIK menuntut kreativitas dan kemandirian diri
sehingga memungkinkan mengembangkan semua potensi yang dimilikinya..
Dalam menghadapi tantangan kehidupan modern di abad-21
ini kreativitas dan kemandirian sangat diperlukan untuk mampu beradaptasi
dengan berbagai tuntutan. Kreativitas sangat diperlukan dalam hidup ini dengan
beberapa alasan antara lain: pertama, kreativitas memberikan
peluang bagi individu untuk mengaktualisasikan dirinya, kedua,
kreativitas memungkinkan orang dapat menemukan berbagai alternatif dalam
pemecahan masalah, ketiga, kreativitas dapat memberikan
kepuasan hidup, dan keempat, kreativitas memungkinkan manusia
meningkatkan kualitas hidupnya. Dari segi kognitifnya, kreativitas merupakan
kemampuan berfikir yang memiliki kelancaran, keluwesan, keaslian, dan
perincian. Sedangkan dari segi afektifnya kreativitas ditandai dengan motivasi
yang kuat, rasa ingin tahu, tertarik dengan tugas majemuk, berani menghadapi
resiko, tidak mudah putus asa, menghargai keindahan, memiliki rasa humor,
selalu ingin mencari pengalaman baru, menghargai diri sendiri dan orang lain,
dan sebagainya. Karya-karya kreatif ditandai dengan orisinalitas, memiliki nilai, dapat
ditransformasikan, dan dapat dikondensasikan. Selanjutnya kemandirian sangat
diperlukan dalam kehidupan yang penuh tantangan ini sebab kemandirian merupakan
kunci utama bagi individu untuk mampu mengarahkan dirinya ke arah tujuan dalam
kehidupannya. Kemandirian didukung dengan kualitas pribadi yang ditandai dengan
penguasaan kompetensi tertentu, konsistensi terhadap pendiriannya, kreatif
dalam berfikir dan bertindak, mampu mengendalikan dirinya, dan memiliki
komitmen yang kuat terhadap berbagai hal.
3. Peran guru dalam mengaplikasikan TIK di sekolah
Semua hal itu tidak akan terjadi
dengan sendirinya karena setiap siswa memiliki kondisi yang berbeda antara satu
dengan lainnya. Siswa memerlukan bimbingan baik dari guru maupun dari orang
tuanya dalam melakukan proses pembelajaran dengan dukungan TIK. Dalam kaitan
ini guru memegang peran yang amat penting dan harus menguasai seluk beluk TIK
dan yang lebih penting lagi adalah kemampuan memfasilitasi pembelajaran anak
secara efektif. Peran guru sebagai pemberi informasi harus bergeser menjadi
manajer pembelajaran dengan sejumlah peran-peran tertentu, karena guru bukan
satu-satunya sumber informasi melainkan hanya salah satu sumber informasi.
Dalam bukunya yang berjudul “Reinventing Education”, Louis V. Gerstmer, Jr.
dkk (1995), menyatakan bahwa di masa-masa mendatang peran-peran guru
mengalami perluasan yaitu guru sebagai: pelatih (coaches), konselor,
manajer pembelajaran, partisipan, pemimpin, pembelajar, dan pengarang. Sebagai pelatih(coaches), guru harus memberikan peluang yang sebesar-besarnya bagi
siswa untuk mengembangkan cara-cara pembelajarannya sendiri sesuai dengan
kondisi masing-masing. Guru hanya memberikan prinsip-prinsip dasarnya saja dan
tidak memberikan satu cara yang mutlak. Hal ini merupakan analogi dalam bidang
olah raga, di mana pelatih hanya memberikan petunjuk dasar-dasar permainan,
sementara dalam permainan itu sendiri para pemain akan mengembangkan
kiat-kiatnya sesuai dengan kemampuan dan kondisi yang ada. Sebagai konselor,
guru harus mampu menciptakan satu situasi interaksi belajar-mengajar,
di mana siswa melakukan perilaku pembelajaran dalam suasana psikologis yang
kondusif dan tidak ada jarak yang kaku dengan guru.
Disamping itu, guru diharapkan
mampu memahami kondisi setiap siswa dan membantunya ke arah perkembangan
optimal. Sebagai manajer pembelajaran, guru
memiliki kemandirian dan otonomi yang seluas-luasnya dalam mengelola
keseluruhan kegiatan belajar-mengajar dengan mendinamiskan seluruh
sumber-sumber penunjang pembelajaran. Sebagai partisipan, guru
tidak hanya berperilaku mengajar akan tetapi juga berperilaku belajar dari
interaksinya dengan siswa. Hal ini mengandung makna bahwa guru bukanlah
satu-satunya sumber belajar bagi anak, akan tetapi ia sebagai fasilitator
pembelajaran siswa. Sebagai pemimpin, diharapkan guru mampu
menjadi seseorang yang mampu menggerakkan orang lain untuk mewujudkan perilaku
menuju tujuan bersama. Disamping sebagai pengajar, guru harus mendapat
kesempatan untuk mewujudkan dirinya sebagai pihak yang bertanggung jawab dalam
berbagai kegiatan lain di luar mengajar. Sebagai pembelajar, guru
harus secara terus menerus belajar dalam rangka menyegarkan kompetensinya serta
meningkatkan kualitas profesionalnya. Sebagai pengarang, guru
harus selalu kreatif dan inovatif menghasilkan berbagai karya yang akan digunakan
untuk melaksanakan tugas-tugas profesionalnya. Guru yang mandiri bukan sebagai
tukang atau teknisi yang harus mengikuti satu buku petunjuk yang baku,
melainkan sebagai tenaga yang kreatif yang mampu menghasilkan berbagai karya
inovatif dalam bidangnya. Hal itu harus didukung oleh daya abstraksi dan
komitmen yang tinggi sebagai basis kualitas profesionaliemenya. Oleh karenanya,
guru dituntut untuk membuat buku.
Sayangnya saat ini, masih banyak
guru kita yang belum melek TIK atau ICT (Information and Communcation
Technology). Mengacu pada hal tersebut di atas, sudah saatnya “GERAKAN
MELEK ICT (ICT LITERACY MOVEMENT)” menjadi gerakan nasional yang sama “urgent”nya
atau lebih “urgent” dibandingkan dengan GERAKAN KELUARGA BERENCANA di
jaman Orde Baru dahulu, jaman Presiden Soeharto. Mudah-mudahan, dengan
dibentuknya gerakkan melek ICT di sekolah, para guru dapat memaksimalkan
potensi TIK dalam proses pembelajarannya. Pemerintah maupun swasta perlu
bekerja sama dalam membantu guru melakukan pelatihan-pelatihan di bidang ICT,
seperti penguasaan power point, ngeblog di internet, bikin software untuk bahan
ajarnya, seperti menguasai program Macromedia Flash, Camtasia, dan lain
sebagainya.
Aplikasi dan potensi TIK dalam
pembelajaran di sekolah yang dikembangkan oleh guru dapat memberikan beberapa
manfaat antara lain.
a. Pembelajaran menjadi lebih
interaktif, simulatif, dan menarik
b. Dapat menjelaskan sesuatu yang
sulit / kompleks
c. Mempercepat proses yang lama
d. Menghadirkan peristiwa yang
jarang terjadi
e. Menunjukkan peristiwa yang
berbahaya atau di luar jangkauan
B. PENUTUP
Aplikasi dan potensi teknologi
informasi dan komunikasi (TIK) telah membawa pergeseran pandangan tentang
pembelajaran dan peran guru dalam proses pembelajaran di sekolah. Penerapan TIK
dalam pembelajaran memungkinkan kegiatan belajar mengajar lebih interaktif,
simulatif dan lebih menarik. Oleh karena itu guru di era globalisasi informasi
ini dituntut untuk mampu menguasai dan mengalipkasikan TIK dalam pembelajaran.
Mengajak peserta didik untuk mampu memanfaatkannya dalam kehidupan
sehari-hari. Mampu meciptakan informasi dengan membangun connecting and sharing.
Perubahan paradigma dalam proses
pembelajaran dari pembelajaran konvensional ke pembelajaran yang beriorientasi
pada penerapan TIK akan mempercepat peningkatan kualitas pendidikan yang pada
akhirnya dapat mengejar ketertinggalan dari negara-negara lain di dunia.
Bagaimanapun banyaknya dampak
positif dalam penerapan TIK dalam pembelajaran di sekolah, kita mempunyai
tanggungjawab bersama dalam meminimalisasi dampak negatif yang muncul baik
secara individual, maupun sosial. Jangan biarkan anak-anak kita terlalu asyik
dengan facebooknya dan games-games online lainnya. Anak harus diajarkan untuk
mampu membaca dan menulis serta menciptakan informasi di dunia maya,
C. DAFTAR PUSTAKA
Chaeruman, Uwes Anis., “Urgensi Gerakan Melek ICT di Sekolah“,
http:// www.wijayalabs.wordpress.com
Kusumah, Wijaya, dkk, “Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk SMP
kelas 7, 8, dan 9″, Jakarta. Rajagrafindo, 2009
Kusumah, Wijaya, dan Dedi, “Penelitian Tindakan Kelas”, Jakarta,
Indeks, 2009
Kusumah, Wijaya, “Yuk Kita Nge-Blog!”, Jakarta. Rajagrafindo, 2010
Natakusumah,
E.K., “Perkembangan Teknologi Informasi di Indonesia.“, Pusat Penelitian
informatika - LIPI Bandung, 2002-
Natakusumah,
E.K., “Perkembangan Reknologi Informasi untuk Pembelajaran Jarak Jauh.“,
Orasi Ilmiah disampaikan pada Wisuda STMIK BANDUNG, Januari 2002
Purbo,
Onno W., “Teknologi E-learning”, Elex Media Komputindo, Jakarta,
2002.
Rahardjo,
Budi., , “Implikasi Teknologi Informasi Dan Internet Terhadap Pendidikan,
Bisnis, Dan Pemerintahan”, Pusat Penelitian Antar Univeristas bidang
Mikroelektronika (PPAUME) Institut Teknologi Bandung tahun 2000.
Soekartawi,
A. Haryono dan F. Librero (2002), Greater Learning Opportunities Through
Distance Education: Experiences in Indonesia and the Philippines. Southeast
Journal of Education (December 2002)
Surya,
Mohamad., Makalah dalam Seminar “Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi
untuk Pendidikan Jarak Jauh dalam Rangka Peningkatan Mutu Pembelajaran”,
diselenggarakan oleh Pustekkom Depdiknas, tanggal 12 Desember 2006 di Jakarta.
Sutisna, Entis.,”Pemanfaatan Teknologi Informasi dan komunikasi dalam
Pembelajaran, Guru SMAN 4 Tangerang, tahun 2006
0 Response to "DOWNLOAD MAKALAH PENDIDIKAN APLIKASI DAN POTENSI TIK DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH"
Posting Komentar