Diksi dalam arti aslinya dan pertama, merujuk pada pemilihan kata dan Gaya
ekspresi oleh penulis atau pembicara. Dan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
diksi berarti "pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam penggunaannya)
untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (seperti yang
diharapkan)”. Dari pernyataan itu tampak bahwa penguasaan kata seseorang akan
mempengaruhi kegiatan berbahasanya, termasuk saat yang bersangkutan membuat
karangan. Setiap kata memiliki makna tertentu untuk membuat gagasan yang ada
dalam benak seseorang. Bahkan makna kata bisa saja
“diubah” saat digunakan dalam kalimat yang berbeda. Hal ini mengisyaratkan
bahwa makna kata yang sebenarnya akan diketahui saat digunakan dalam kalimat.
Lebih dari itu, bisa saja menimbulkan dampak atau reaksi yang berbeda jika
digunakan dalam kalimat yang berbeda.
1.2 Syarat Ketepatan Diksi
Syarat Ketepatan Diksi ialah pilihan
kata. Maksudnya, kita memilih kata yang tepat untuk menyatakan
sesuatu. Pilihan kata merupakan satu unsur sangat
penting, baik dalam dunia karang – mengarang maupun dalam dunia tutur setiap
hari. Dalam memilih kata yang setepat-tepatnya untuk menyatakan suatu maksud,
kita tidak dapat lari dari kamus. Kamus memberikan suatu ketepatan kekpada kita
tentang pemakaian kata-kata. Dalam hal ini, makna kata yang
tepatlah yang diperlukan.
A.
MAKNA
KATA
2.1 Makna Denotatif
Makna denotasi adalah makna yang sebenarnya yang sama dengan makna lugas
untuk menyampaikan sesuatu yang bersifat faktual. Makna pada kalimat yang
denotatif tidak mengalami perubahan makna.
Contoh :
1. Mas parto membeli susu sapi.
2. Dokter bedah itu sering berpartisipasi dalam
sunatan masal.
2.2 Makna
Konotatif
Makna konotasi adalah makna yang bukan
sebenarnya yang umumnya bersifat sindiran dan merupakan makna denotasi yang
mengalami penambahan.
Contoh:
ü
Para petugas gabungan merazia kupu-kupu malam
tadi malam (kupu-kupu malam = wts).
ü
Bu Marcella sangat sedih karena terjerat
hutang lintah darat (lintah darat = rentenir.
B.
GAYA
BAHASA
3.1 Gaya
Bahasa dan Idiom
Cara
mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan
kepribadian penulis atau pemakai bahasa.
3.2 Gaya
Bahasa Eufinisme
Eufemisme atau penghalusan bahasa
adalah salah satu bentuk pemakaian bahasa dalam masyarakat yang sudah semakin
lancar penggunaanya. Mungkin karena tuntutan zaman yang mengharuskan atau
karena pola pikir masyarakat pemakai bahasa yang selalu berubah.
3.3 Gaya
Bahasa Hiperbola
Gaya bahasa yang
mengandung pernyataan yang melebih-lebihkan baik jumlah, ukuran, ataupun
sifatnya dengan tujuan untuk menekankan, memperhebat, meningkatakan kesan dan
pengaruhnya.
Contoh: Angkatlah
pandang matamu
ke swarga loka
ke sejuta lilin alit
yang gemetar
3.4 Gaya
Bahasa Metafora
Gaya bahasa perbandingan yang
membandingkan dua hala secara implicit. Metafora dibentuk berdasarkan
penyimpangan makna. Sebenarnya, seperti juga pada simile, dalam metafora
terdapat dua bentuk bahasa (penanda) yang maknanya diperban-dingkan. Namun, di
sini, sebagaimana dikatakan oleh Kerbrat Orecchioni, salah satu unsur bahasa
yang dibandingkan itu tidak muncul, melainkan bersifat implisit. Sifat implisit
ini menyebabkan adanya perubahan acuan pada penanda yang digunakan. Selain itu,
tidak ada kata yang menunjukkan perbandingan seperti dalam simile. Hal-hal
inilah yang mungkin menjadi masalah dalam pemahaman metafora.
Contoh:
ü
Banyak mahasiswa yang mencoba memperebutkan mawar
fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya itu.
ü
Pada kalimat di atas, kata mawar digunakan
untuk menyebut gadis. Ini berarti, keduanya diperbandingkan. Komponen makna
penyama: cantik/indah, segar, harum, berduri, cepat layu.
ü
Komponen makna pembeda: untuk “gadis” adalah
manusia, berjenis wanita,
ü
untuk “mawar” adalah bagian dari tanaman
Berikut ini akan
dikemukakan pula bagan segitiga semantik metafora:
ü
Contoh: Aku adalah burung yang terbang bebas
Adalah gaya bahasa yang menampilkan binatang, tanaman, atau benda
sebagai manusia.
Contoh:
ü
“Melambai-lambai nyiur di pantai” (cuplikan
lagu Tanah airku Indonesia) .
ü
Unsur yang dibandingkan: “gerakan tangan”
dengan “gerakan daun nyiur”.
ü
Komponen makna penyama: “gerakan”, bagian dari
sesuatu yang besar “(tangan/daun)”.
ü
Komponen makna pembeda untuk tangan adalah
bagian dari “manusia”.
ü
Komponen makna pembeda untuk daun nyiur adalah
“tanaman”. Di sini yang muncul hanya gerakan daun nyiur, sedangkan gerakan
tangan manusia menjadi implisit. Acuan pun berubah, yang melambai bukan lagi
tangan manusia, melainkan daun nyiur.
3.6 Gaya
Bahasa Sarkasme
Adalah gaya bahasa yang paling kasar, bahkan kadang-kadang merupakan kutukan.
Contoh : Mampuspun aku
tak peduli, diberi nasihat aku tak peduli, diberi nasihat masuk ketelinga.
Metonimia
ialah gaya bahasa yang menggunakan nama barang, orang, hal, atau cirri sebagai pengganti barang itu sendiri.
Contoh: Parker jauh lebih mahal daripada pilot
3.8 Gaya
Bahasa Litotes
Gaya bahasa yang berupa pernyataan yang
bersifat mengecilkan kenyataan yang sebenarnya.
Contoh: Apa yang kami
berikan memang tidak berarti bagimu
3.9 Gaya
Bahasa Pleonasme
Adalah gaya
bahasa yang memberikan keterangan dengan kata-kata yang maknanya sudah tercakup
dalam kata yang diterangkan atau mendahului.
Contoh : Darah merah
membasahi baju dan tubuhnya
C.
JARGON
DAN KATA SLANG
4.1 Jargon
Jargon mengandung
beberapa pengertian. Pertama, jargon adalah kata-kata yang mengandung
makna suatu bahasa, dialek, atau tutur yang dianggap kurang sopan atau aneh.
Kedua, jargon diartikan sebagai bahasa yang timbul dari percampuran
bahasa-bahasa, dianggap sebagai bahasa perhubungan. Ketiga, jargon diartikan
sebagai kata-kata teknis atau rahasia dalam suatu bidang tertentu.
4.2 Kata
Slang
Kata slang adalah kata percakapan yang
tinggi atau murni. Kadang, kata slang dihasilkan dari salah ucap yang
disengaja, atau kadang berupa pengrusakan sebuah kata biasa untuk mengisi suatu
bidang makna yang lain.
Contoh Slang : asoy,
manatahan, belumtahu, dia, dan sebagainya (bersifat sementara)
D.
PILIHAN
KATA
5.1 Kata Kajian
style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"> Kajian
berarti hasil mengkaji, adalah :
Kata
Populer adalah kata yang dikenal dan diketahui oleh seluruh
lapisan masyarakat. Contoh: kata gelandangan lebih dikenal daripada kata
tunakarya.
-
Kata yang perlu ditelaah lebih jauh maknanya
kerena tidak bisa langsung dipahami oleh semua orang.
-
Kata yang dipakai untuk suatu pengkajian atau
kepentingan keilmuan.
-
Kata yang dipakai oleh para ahli/ilmuwan dalam
bidangnya.
-
Kata yang dikenal dan dipakai oleh para
ilmuwan atau kaum terpelajar dalam karya-karya ilmiah.
5.2 Kata
Populer

Kata Populer
|
Kata Kajian
|
Kegiatan
|
Aktivitas
|
Penyaring
|
Filter
|
Merenung
|
Kotemplasi
|
orang sakit
|
Pasien
|
Lulusan
|
Alumnus
|
Peringkat
|
Rangking
|
Menilai
|
Mengevaluasi
|
koreksi diri
|
Introspeksi
|
Isi
|
Volume
|
Sasaran
|
Target
|
Dorongan
|
Motivasi
|
Khayalan
|
Imajinasi
|
tidak nyata
|
Fiktif
|
Perangai
|
Karakter
|
Rencana
|
Agenda
|
Pendapat
|
Argument
|
(www.rickyeka.com/topics/jargon-dan-kata-slang-wikipedia.html
(www.agusnaim.web.id/teg/jargon-dan-kata-slang
(http://kafeilmu.co.cc/tema/contoh-jargon-dan-kata-slang.html
(http://lkpk.org/info/pengertian-kata-kajian-dan-kata-populer.html
(www.jevuska.com/.../contoh+kata+kajian+dan+kata+populer.html
0 Response to "DONWLOAD MAKALAH BAHASA INDONESIA PILIHAN KATA (DIKSI)"
Posting Komentar