Mathiassen et al (2000,p.9) system is a collection of components
that implement modeling requirements, function, and interfaces. Menurut Mathiassen sistem adalah kumpulan dari komponen yang
mengimplementasikan
persyaratan model, fungsi dan interface.
System definition
• System
interfaces merupakan suatu hubungan interaksi
antara sistem dengan sistem
yang lain.
c. Process, bertujuan untuk mendefinisikan struktur
fisik dari suatu sistem arsitektur.
Gambar 2.5 Aktifitas Component Design
Menurut
Hall (2001,p.5) sistem adalah sekelompok
atau lebih dari komponen-komponen
yang saling berkaitan (inter-related)
atau
subsistem-subsistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama
(common purpose).
Menurut McLeod
(2001,p.9-10) sistem
adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama
untuk mencapai
suatu tujuan. Jika suatu sistem adalah
bagian dari sistem
yang lebih besar, sistem yang lebih besar itu adalah super system, sedangkan subsistem adalah sistem di dalam suatu sistem
yang berada pada lebih dari satu tingkat.
2.1.2 Pengertian Informasi
Menurut Bodnar dan Hopwood (2001,p.1) informasi
adalah data yang berguna dan dapat diolah sehingga
dapat dijadikan dasar untuk mengambil keputusan yang tepat.
Romney (2003, p.9) informationis data that have been organizedand processed to provide meaning. Menurut Romney (2003,p.9) informasi adalah data yang telah diorganisasikan
dan diproses serta mempunyai
arti.
Laudon (2003,p.7) information is data that have been shaped into a form that meaningful and useful to human beings. Menurut Laudon informasi adalah data yang telah dibuat ke dalam bentuk
yang memiliki arti dan berguna bagi manusia.
2.1.3 Pengertian
Sistem Informasi
Menurut Hall (2001,p.7)
sistem
informasi
adalah sebuah rangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan, diproses
menjadi informasi, dan didistribusikan kepada para pemakai.
Whitten et al (2001,p.8) information system is a arrangement of
people, data, processes, information presentation, and information technology that interact to support and improve
day to day operations in a bussiness as well as support the
problem solving and decision making needs of management
and user. Menurut Whitten sistem
informasi adalah suatu
penataan dari orang – orang, data, proses, presentasi informasi dan teknologi informasi yang saling berinteraksi dan mendukung
peningkatan operasi sehari – hari dalam bisnis sekaligus mendukung pemecahan masalah dan kebutuhan dalam
pengambilan keputusan
dari manajemen dan
pemakai.
Laudon (2003,p.7) information system can be defined technically as a set of interelated components that
collect (or retrieve), process, store and distribute information to support decision making, coordination, and
control in a organization. Menurut Laudon, sistem informasi
dapat diartikan secara teknis
sebagai kumpulan komponen
– komponen yang saling berhubungan yang mengumpulkan (atau mendapatkan kembali), memproses,
menyimpan, dan mendistribusikan
informasi untuk mendukung pengambilan keputusan, koordinasi dan kontrol dalam
organisasi.
2.1.4 Pengertian
Sistem Informasi Akuntansi
Jones et al (2003,p.4) accounting information system is a set of subsystems from management information
systems that provide information such function as production, marketing, human resources, accounting and finance. Menurut Jones dan Rama sistem informasi
akuntansi merupakan sebuah subsistem
dari sistem informasi manajemen
yang menyediakan informasi seperti fungsi dari produksi,
pemasaran, sumber daya manusia, akuntansi, dan keuangan.
Menurut Bodnar dan Hopwood (2001,p.1)
sistem informasi akuntansi adalah
kumpulan sumber daya seperti manusia dan peralatan
yang diatur untuk mengubah data menjadi informasi.
Informasi ini dikomunikasikan kepada beragam
pengambil keputusan. Sistem informasi akuntansi mewujudkan perubahan
ini apakah secara
manual atau terkomputerisasi.
2.1.5 Pengertian Analisis Sistem
Menurut Mulyadi
(2001,p.41) dalam
tahap analisis sistem,
analisis sistem membantu pemakai
informasi dalam
mengidentifikasikan informasi yang diperlukan oleh pemakai untuk melaksanakan pekerjaannya.
Menurut Bodnar
(2000,p.21) analisis sistem
meliputi formulasi dan
evaluasi solusi - solusi masalah sistem. Penekanan dalam analisis sistem adalah tujuan keseluruhan
sistem. Dasar semua ini adalah analisis
untung - rugi diantara tujuan - tujuan
sistem.
2.1.6 Pengertian Perancangan Sistem
Menurut Bodnar (2000,p.21) perancangan
sistem adalah proses menspesifikasikan rincian
solusi yang dipilih oleh proses analisis sistem. Perancangan sistem termasuk evaluasi
efektifitas dan efisiensi relatif dalam perancangan sistem dalam lingkup
kebutuhan keseluruhan sistem
2.1.7 Pengertian UML ( Unified Modeling Language )
Menurut
Jones et al (2003,p.68) UML merupakan
bahasa untuk menspesifikasikan, menggambarkan, membangun dan
mendokumentasikan sistem informasi. UML dibangun sebagai alat untuk analisis dan merancang
object oriented namun
dapat
juga
digunakan
untuk memahami dokumen dari sistem informasi lainnya.
2.1.8 Pengertian Analisis dan Perancangan
Berorientasi Objek
Mathiassen et al (2000,p.12) objectoriented analysis and designis a collection of general guidelinesfor carrying out analysis and design. Menurut Mathiassen, analisis dan perancangan berorientasi objek merupakan
kumpulan dari langkah – langkah secara umum untuk
menyelesaikan analisis dan perancangan.
Menurut Mattiasen (2000,p.15) analisis dan perancangan
berorientasi objek tersebut mempunyai
4
aktifitas utama yang
digambarkan sebagai
berikut :
Problem domain
analysis
•Classes
•Structure
•Behaviour
Architecture design
•Criteria
•Component
•Processes
Application Domain analysis
• Usage
• Functions
• Interface
Component
Design
•Model
Component
•Function
Component
•Connecting Component
Gambar 2.1 Kegiatan utama dan hasilnya dalam OOA&D
Sumber: Mathiassen et al, p.15
dan perancangan berorientasi objek,
yaitu :
1. Problem Domain Analysis
Problem domain adalah bagian dari konteks yang diadministrasi, dimonitor, dan dikontrol oleh sistem. Tujuan dari aktifitas ini adalah mengidentifikasikan
dan memodelkan
problem domain. Sedangkan model merupakan gambaran dari class, structure, dan behaviour pada problem domain.
Pada problem domain analysis terdapat tiga aktifitas utama, yaitu:
a. Classes, aktifitas ini
melakukan pendefinisian dan pengkarakterisasian problem domain dengan memilih class
dan events yang menghasilkan event
table.
b. Structure, aktifitas ini mengkhususkan hubungan
antara class dan
object yang ada pada problem
domain sehingga menghasilkan
class diagram.
Hubungan antar
class
dan
object
dapat
dihubungkan
menjadi
beberapa jenis, yaitu:
• Class structure
Generalization, diartikan dengan “A kind of”
karena merupakan jenis dari class
tertentu yang lebih besar jadi
dapat dipecah menjadi dua bagian yaitu
general class ( the
super class) dan specialized (subclasses).
berhubungan.
• Object structure
Aggregation diartikan dengan
“A part of ”
karena merupakan bagian dari sesuatu yang lebih besar dan tidak dapat dipisahkan dari hal tersebut karena bila dipecahkan
bukan merupakan bagian yang diiginkan.
Association diartikan dengan hubungan antar object yang mana object yang satu dapat digunakan oleh object dengan jumlah tertentu.
c.
Behaviour, pada aktivitas ini mengambarkan properti
– properti yang dinamik dan atribut
– atribut dari setiap class yang dipilih. Tujuan dari behaviour adalah
untuk memodelkan kedinamisan suatu problem domain. Konsep dari behaviour adalah:
• Event trace, mendefinisikan sekumpulan event yang
melibatkan object yang spesifik.
• Behaviour pattern, mendefinisikan gambaran dari event trace
yang mungkin untuk
semua object yang ada pada class.
• Attribute, mendefinisikan gambaran dari class
atau event.
|
Classes Behaviour
Structure model
Gambar 2.2 Aktifitas Problem domain
Sumber Mathiassen et al, p46
2. Application Domain Analysis
Application domain adalah
organisasi yang mengatur, memonitor, atau mengontrol problem domain. Tujuan dari application domain ini adalah
untuk menganalisis kebutuhan dari pengguna sistem.
Kegiatan dalam application domain analysis dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
a. Usage, mendeskripsikan mengenai
interaksi antara sistem dengan hal – hal sekitarnya, yaitu actor
dan use case.
b.
Function, tujuan dari function ini adalah mendefinisikan kapasitas proses sistem informasi
dan berfungsi untuk membuat fasilitas
dalam pembuatan model yang berguna
untuk actor. Hasil dari
function ini adalah
function
list
(read,
update,
compute,
dan
signal).
c. Interface, digunakan oleh actor
untuk berinteraksi dengan
sebuah sistem. Oleh
karena
itu
interfaces secara garis besar
dibagi
menjadi kedalam 2 golongan yaitu:
• User interfaces merupakan suatu hubungan interaksi antar
user.
|
system definition
Usage Interfaces
Function Requirements
Gambar 2.3 Aktifitas Application domain
Sumber Mathiassen et al, p117
3. Architectural Design
Pada architectural design tersebut bertujuan untuk menstrukturisasikan suatu sistem yang terkomputerisasi. Aktifitasnya terdiri dari:
a. Criteria, aktifitas ini mendefinisikan apa saja kondisi dan kriteria yang digunakan pada rancangan yang akan dibuat.
b.
Component, mendefinisikan bagaimana suatu sistem
distrukturisasikan menjadi komponen – komponen.
|
analysis
document
Component
Criteria architecture
Process architectural
Architecture specification
Gambar 2.4 Aktifitas Architectural
Design
Sumber Mathiassen et al, p176
4. Component Design
Pada component design tersebut bertujuan
untuk menentukan sebuah implementasi dari persyaratan di dalam suatu arsitektural frame work. Aktifitas pada component
design adalah :
a. Model Component adalah bagian
dari sistem
yang mengimplementasikan model pada problem domain. Tujuannya adalah untuk menyampaikan data saat ini dan data yang telah lalu ke function
dan ke pengguna sistem lain.
b. Function component adalah
bagian
dari
sistem
yang
mengimplementasikan kebutuhan functions. Tujuan dari function
component adalah untuk memberikan
ke user interface dan component dari sistem lain untuk mengakses model.
c. Connecting component digunakan
untuk
menghubungkan komponen – komponen sistem. Pada Connecting component ada dua konsep
yaitu :
• Coupling adalah suatu
ukuran
yang
digunakan untuk menentukan bagaimana dekatnya
hubungan antara dua class atau component.
• Cohesion
merupakan ukuran seberapa kuatnya
keterikatan
dari suatu class atau component.
component specification
Sumber Mathiassen et al, p232
Menurut
Mathiassen ada delapan diagram
yang digunakan untuk menggambarkan empat tahap atau aktifitas utama dalam analisis
dan perancangan berorientasi objek
adalah sebagai berikut
:
1. Rich picture menggambarkan sebuah pandangan menyeluruh
dari people, object, process, sructure,
dan problem domain, system problem dan application domain.
2. Class diagram menggambarkan kumpulan dari class dan hubungan struktural yang saling timbal balik.
3. State chart diagram menggambarkan behavioural yang digunakan pada semua object
dalam sebuah class
khusus dan diuraikan
oleh state dan transisi
lainnya.
4. Use case diagram,
model
yang
digunakan
untuk
interaksi
antara
sistem dan actor dalam
application domain. Pada use case diagram berisi actor dalam sebuah
sistem.
5. Sequence
diagram menggambarkan secara grafis bagaimana objek – objek berinteraksi satu sama lain melalui message – message yang dilakukan dari suatu use case atau operasi.
6. Navigation diagram adalah sebuah statechart diagram khusus yang
memfokuskan
pada keseluruhan user
interface yang dinamis. Navigation diagram menggambarkan semua windows user interface dan hubungan dinamisnya.
7. Component diagram merupakan
sekumpulan dari bagian program yang memiliki keseluruhan
dan memiliki tanggung
jawab yang dirumuskan dengan baik.
8.
Deployment diagram menguraikan sebuah konfigurasi sistem
dalam bentuk processor dan
object yang dihubungkan ke processor. Deployment diagram menggambarkan
komponen sistem program, external device dan hubungan struktural timbal balik.
2.1.9 Keunggulan Analisis dan Perancangan Berorientasi Objek.
Menurut Mathiassen analisis dan perancangan berorientasi objek memiliki beberapa
keunggulan, antara lain :
1. Menyediakan
informasi yang jelas mengenai
system’s context.
2. Hubungan yang erat antara analisa,
perancangan, user interfaces dan
pemograman berorientasi objek.
2.2 Teori – Teori Khusus
2.1.1 Pengertian
Penjualan
Menurut
Niswonger et al (1999,p.240) penjualan adalah pendapatan dari penjualan
barang atau jasa yang biasanya diidentifikasi
pada buku besar.
Menurut Mulyadi
(2001, p.202) penjualan
terdiri dari transaksi penjualan barang dan jasa, serta cara pembayaran
dapat dilakukan secara kredit maupun tunai.
1. Penjualan
Tunai
Pada transaksi ini perusahaan
mewajibkan pembeli melakukan pembayaran barang atau jasa terlebih dahulu sebelum dilakukan penyerahan barang atau jasa tersebut.
2. Penjualan
Kredit
Penjualan yang pembayarannya dilakukan beberapa waktu kemudian setelah pembeli menerima
barang yang dibeli. Dan biasanya pembayaran dilakukan dalam jangka waktu yang telah ditentukan penjual dan pembeli.
Menurut
Mulyadi (2001,p.211-213) fungsi – fungsi terkait
dalam penjualan kredit adalah sebagai berikut
:
a. Fungsi penjualan
Fungsi
ini bertanggung jawab untuk menerima surat order dari
pembeli, untuk menambahkan informasi yang belum ada pada
surat order penjualan (seperti spesifikasi barang dan rute penggiriman), meminta otorisasi
kredit, menentukan tanggal penggiriman
dan dari gudang mana barang akan dikirim ,dan mengisi surat order penggiriman.
b. Fungsi kredit
Fungsi ini bertanggung
jawab untuk meneliti status kredit
pelanggan dan memberikan status otorisasi pemberian kredit
kepada pelanggan.
c. Fungsi gudang
Fungsi
ini bertanggung jawab untuk menyimpan barang dan
menyiapkan barang yang dipesan oleh pelanggan, serta menyerahkan barang ke fungsi
pengiriman.
d. Fungsi pengiriman
Fungsi ini bertanggung
jawab untuk menyerahkan barang atas dasar surat order pengiriman yang diterimanya
dari fungsi penjualan. Fungsi ini juga bertanggung
jawab untuk menjamin bahwa
tidak ada barang yang keluar dari perusahaan
tanpa ada otorisasi dari yang berwenang.
e. Fungsi penagihan
Fungsi
ini bertanggung jawab
untuk membuat dan mengirimkan
faktur penjualan kepada pelanggan,
serta
menyediakan copy faktur bagi
kepentingan
pencatatan
transaksi
penjualan
oleh
fungsi akuntansi.
f. Fungsi akuntansi
Fungsi ini bertanggung jawab
untuk mencatat piutang yang timbul dari
transaksi penjualan kredit dan membuat serta mengirimkan
pernyataan piutang kepada
para debitur.
kegiatan penjualan kredit adalah:
1. Jumlah pendapatan penjualan menurut jenis produk atau kelompok produk selama jangka waktu tertentu.
2. Jumlah piutang kepada
setiap debitur dari transaksi
penjualan kredit.
3. Jumlah harga pokok produk yang dijual selama jangka waktu tertentu.
4. Nama dan alamat pembeli.
5. Kuantitas
produk yang dijual.
6. Nama wiraniaga yang melakukan
penjualan.
2.1.2 Retur Penjualan
Menurut Mulyadi
(2001,p.226) retur
penjualan terjadi
jika perusahaan menerima pengembalian barang
dari pelanggan.
Menurut Hall (2001,p.194) menjelaskan beberapa
hal penyebab terjadinya pengembalian barang
yang dilakukan oleh pelanggan, yaitu :
• Penjual mengirimkan barang
yang tidak sesuai
ke pelanggan.
• Barang yang dikirim
ternyata rusak atau cacat.
• Penjual mengirimkan barang yang terlalu
lama atau terjadi penundaan pengangkutan dan pembeli menolak penggiriman.
Informasi yang
umumnya
diperlukan
oleh manajemen
dari
kegiatan retur penjualan adalah:
produk selama jangka waktu tertentu.
2. Jumlah berkurangnya piutang
karena retur penjualan.
3. Jumlah harga pokok produk yang dikembalikan oleh pembeli.
4. Nama dan alamat pembeli.
5. Kuantitas
produk yang dikembalikan
oleh pembeli.
6. Nama wiraniaga yang melakukan penjualan produk yang
dikembalikan oleh pembeli.
7. Otorisasi
pejabat berwenang.
2.1.3 Pengertian
Piutang
Menurut
Niswonger et al (1999,p.324) piutang meliputi klaim dalam bentuk uang terhadap
entitas lainnya, termasuk individu, perusahaan atau organisasi
lainnya.
Menurut Mulyadi
(2001,p.257)
pencatatan piutang bertujuan untuk mencatat mutasi piutang perusahaan kepada setiap debitur. Mutasi piutang disebabkan oleh transaksi penjualan
kredit, penerimaan kas dari debitur, retur penjualan, dan penghapusan piutang.
Informasi mengenai piutang
yang dilaporkan
kepada manajemen adalah:
1. Saldo piutang
pada saat tertentu kepada
setiap debitur.
2. Riwayat pelunasan piutang
yang dilakukan oleh setiap debitur.
3. Umur
piutang kepada debitur
pada saat tertentu.
2.1.4 Pengertian Sistem Pengendalian Intern
Menurut
Mulyadi (2001,p.163) sistem pengendalian intern meliputi struktur
organisasi, metode dan ukuran – ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan
organisasi, mengecek
ketelitian dan kehandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong
dipatuhinya kebijakan manajemen.
Unsur dan tujuan pengendalian intern
Menurut Mulyadi
(2001,p.164) unsur pokok dari sistem pengendalian intern adalah :
1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional
secara tegas.
2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan,
utang, pendapatan dan biaya.
3. Praktik yang sehat
dalam melaksanakan tugas dan fungsi
setiap unit organisasi.
4. Karyawan yang mutunya sesuai
dengan tanggung jawabnya.
Menurut Mulyadi (2001, p163-164)
tujuan pokok sistem pengendalian intern dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Pengendalian intern akuntansi
Merupakan bagian
dari sistem sistem
pengendalian intern, meliputi
struktur organisasi, metode dan ukuran – ukuran yang
dikoordinasikan terutama untuk menjaga kekayaan
organisasi dan mengecek
ketelitian dan kehandalan data akuntansi.
2. Pengendalian intern administratif
Meliputi struktur
organisasi, metode dan ukuran – ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk mendorong
efisiensi dan dipatuhinya kebijakan manajemen.
2.1.5 Pengendalian Intern Penjualan Kredit
Menurut
Mulyadi
(2001,p.220-221)
unsur
pengendalian
intern
dalam penjualan kredit
adalah sebagai berikut:
• Organisasi
1. Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi kredit.
2. Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi penjualan
dan fungsi kredit.
3. Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi kas.
4. Transaksi penjualan kredit harus dilaksanakan oleh fungsi
penjualan, fungsi kredit, fungsi penggiriman, fungsi penagihan, dan fungsi akuntansi. Tidak ada transaksi
penjualan kredit secara lengkap hanya oleh satu fungsi
tersebut.
• Sistem Otorisasi dan Prosedur
Pencatatan
1. Penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh fungsi penjualan dengan menggunakan formulir surat order penggiriman.
2. Persetujuan
pemberian kredit diberikan
oleh fungsi kredit dengan
membubuhkan tanda tangan pada credit copy (yang merupakan
tembusan surat order penggiriman).
3. Pengiriman barang kepada pelanggan
diotorisasi oleh fungsi pengiriman dengan cara menandatangani dan membubuhkan cap
”sudah dikirim” pada copy
surat order pengiriman.
4. Penetapan harga jual, syarat penjualan, syarat
pengangkutan
barang, dan potongan penjualan berada
ditangan Direktur Pemasaran dengan penerbitan
surat keputusan mengenai
hal tersebut.
5. Terjadinya piutang diotorisasi oleh fungsi penagihan
dengan membubuhkan
tanda tangan pada faktur penjualan.
6. Pencatatan
ke dalam kartu piutang dan ke dalam jurnal penjualan, jurnal penerimaan kas, dan jurnal umum diotorisasi oleh fungsi
akuntansi dengan cara memberikan tanda tangan pada dokumen sumber (faktur
penjualan, bukti kas masuk, dan memo kredit).
7. Pencatatan
terjadinya piutang didasarkan pada faktur penjualan
yang didukung dengan surat order
pengiriman dan surat muat.
• Praktik yang Sehat
1. Surat order pengiriman bernomor
urut tercetak dan pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh fungsi
penjualan.
2. Faktur penjualan
bernomor urut tercetak dan pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh fungsi penagihan.
3. Secara periodik
fungsi akuntansi mengirim pernyataan piutang (account receivable statement) kepada setiap debitur untuk menguji ketelitian catatan piutang yang
diselengarakan
oleh
fungsi tersebut.
4. Secara periodik diadakan rekonsiliasi
kartu
piutang
dengan
rekening kontrol piutang
dalam buku besar.
2.1.6 Pengendalian Intern Retur Penjualan
Menurut
Mulyadi
(2001,p.235-236)
unsur
pengendalian
intern
dalam retur penjualan adalah sebagai
berikut:
• Organisasi.
1. Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi penerimaan.
2. Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi
penjualan.
3.
Transaksi retur penjualan harus dilaksanakan oleh
fungsi penjualan, fungsi penerimaan, dan
fungsi akuntansi. Tidak ada
transaksi retur penjualan
yang dilaksanakan secara lengkap hanya oleh
satu fungsi tersebut.
• Sistem Otorisasi dan Prosedur
Pencatatan.
1. Retur penjualan
diotorisasi oleh fungsi
penjualan dengan membubuhkan tanda tangan otorisasi
dalam memo kredit.
2. Pencatatan berkurangnya
piutang
karena
retur
penjualan
didasarkan pada memo kredit yang didukung dengan laporan
penerimaan barang.
• Praktik yang sehat.
1. Memo kredit bernomor
urut tercetak dan pemakaiannya dipertangungjawabkan oleh fungsi penjualan.
2. Secara periodik
fungsi akuntansi mengirim pernyataan piutang (account receivable statement) kepada setiap debitur untuk menguji ketelitian catatan piutang yang diselenggarakan
oleh fungsi tersebut.
3. Secara periodik diadakan rekonsiliasi
kartu
piutang
dengan
rekening kontrol buku piutang dalam buku besar.
2.1.7 Pengendalian Intern Penerimaan Kas dari
Piutang
Menurut
Mulyadi
(2001,p.490-491)
unsur
pengendalian
intern
dalam penerimaan kas dari piutang
adalah sebagai berikut:
• Organisasi
1. Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi penagihan
dan fungsi peneriman kas.
2. Fungsi penerimaan kas harus terpisah dari fungsi akuntansi.
• Sistem otorisasi dan prosedur
penataan
1. Debitur diminta
melakukan pembayaran dalam bentuk cek atas nama atau dengan cara pemindah bukuan
(bilyet giro).
2. Fungsi penagihan
melakukan penagihan hanya atas dasar daftar piutang yang harus ditagih yang dibuat oleh fungsi
akuntansi.
3. Pengkreditan
rekening pembantu piutang oleh fungsi akuntansi (Bagian Piutang) harus didasarkan
atas surat pemberitahuan yang berasal dari debitur.
• Praktik yang sehat
1. Hasil penghitungan kas harus direkam dalam berita acara penghitungan kas dan disetor penuh ke bank dengan
segera.
2. Para penagih dan kasir harus diasuransikan
(fidelity bond insurance).
3. Kas dalam perjalanan (baik yang ada ditangan
Bagian
Kasir
maupun ditangan penagih perusahaan) harus diasuransikan
(cash- in-safe dan cash-in-transit insurance).
0 Response to "KUMPULAN SKRIPSI SISTEM INFORMASI TERBARU"
Posting Komentar