CONTOH PTK IPS PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN STRATEGI “ROMUSHA” PADA SISWA KELAS IX.A SMPN 2 KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2008/2009.



Latar Belakang Masalah
Penyelenggaraan Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara  pemerintah, masyarakat dan keluarga. Masing-masing memiliki peran yang sangat besar dalam rangka mewujudkan tujuan Pendidikan.  Keberhasilan penyelenggaraan Pendidikan merupakan keberhasilan  bersama. Tidak bisa salah satu pihak menyatakan dirinya sebagai yang paling  berhasil dalam penyelenggaraan Pendidikan.
Kesadaran orang  tua, dan masyarakat dalam  mendukung   pelaksanaan kegiatan Pendidikan sangat diperlukan. Setiap orang tua harus mampu memberikan motivasi yang besar kepada anak-anaknya untuk mengikuti kegiatan pembelajaran di sekolah. Sedangkan warga masyarakat juga   harus dapat menciptakan kondisi lingkungan yang kondusif sehingga setiap anak selalu berusaha untuk dapat melakukan kegiatan belajar dengan aman dan nyaman.
Dalam  pelajaran    IPS, dengan materi pelajaran yang cukup padat dan sering berganti materi karena mengikuti perkembangan Kurikulum, juga menjadi beban yang cukup berat bagi siswa untuk dapat berprestasi secara maksimal. Siswa kurang berminat dalam mengikuti pelajaran  IPS, hasil yang diperoleh selalu kurang sesuai dengan yang diharapkan.
Mata Pelajaran  IPS bertujuan untuk mengenal konsep-konsep dan kehidupan masyarakat dan lingkungannya serta memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis dalam memecahkan masalah yang terjadi dimasyarakat.
Melihat kondisi riil di sekolah dan memahami tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran   IPS, perlu dilakukan upaya secara serius dan terus menerus agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik.  Sehingga aktifitas belajar semakin meningkat dan  prestasi belajar siswa juga semakin sesuai dengan yang diharapkan semua pihak.
Tetapi melihat kenyataan dewasa ini apa yang menjadi harapan guru terhadap proses pembelajaran dikelas masih sangat jauh dari yang diharapkan. Berbagi metode dan strategi telah dilakukan namun partisipasi atau aktifitas siswa sangat kurang sehingga apa yang menjadi sasaran atau tujuan pembelajaran tidak dapat dicapai.
Kondisi tersebut  juga terjadi pada siswa kelas IX A SMP Negeri 2 Kartasura  pada semester genap tahun pelajaran 2008/2009. Dimana dalam pengamatan awal penulis melihat bahwa hanya sekitar  57 % siswa yang aktif dalam proses pembelajaran. Untuk mengatasi  hal tersebut diperlukan usaha dari guru untuk dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa kearah yang lebih menyenangkan dengan jalan memilih metode atau strategi pembelajaran yang tepat.
Untuk dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, dan mendorong siswa selalu aktif dan kreatif dalam belajar, maka perlu strategi yang tepat. Strategi yang digunakan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan strategi ‘Romusha’.
Strategi “ Romusha” merupakan strategi pembelajaran yang dirancang secara khusus untuk memberikan terapi atas kemalasan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar  mengajar di kelas. Tehnik ini diberikan dengan jalan memberikan tugas-tugas tambahan yang  harus dilakukan oleh siswa apabila dalam proses belajar mengajar ada siswa yang malas atau kurang bergairah dalam mengikuti pelajaran. Tugas-tugas ini diharapkan dapat memberikan kejutan kepada siswa yang malas, sehingga berusaha dengan cepat untuk dapat menyesuaikan diri dengan teman-temannya yang lain. Dampak strategi “ Romusha” ini adalah siswa akan selalu berusaha untuk menyiapkan diri sebaik-baiknya dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Pendekatan strategi ini merupakan pengembangan teori pengajaran bersumber dari bidang kemiliteran dan latihan-latihan industri  pada tahun 1950-an. Dengan demikian lahirnya pendekatan startegi ini tidak bisa dipisahkan dari sumbangan psikologi kemiliteran dan masalah-masalah latihan (training).
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut diatas, penulis ingin menindaklanjuti dengan  melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul  PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUIPENERAPAN STRATEGI “ROMUSHA” PADASISWA KELAS IX.A SMPN 2 KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2008/2009.

B.  Rumusan Masalah
 Permasalahan dalam penelitian tindakan kelas ini  dirumuskan sebagai berikut: "Apakah penerapan  strategi “Romusha” dapat meningkatkan aktifitas belajar IPS pada siswa kelas IX A SMPN 2 Kartasura? “

C.  Tujuan Penelitian 
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan utama dalam penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui apakah penerapan  strategiRomusha dapat meningkatkan aktifitas belajar IPS pada siswa kelas IX A SMPN 2 Kartasura.
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan uraian di atas, hasil dari penelitian ini  diharapkan  dapat  memberikan kontribusi secara positif dalam kegiatan pembelajaran IPS. Kontribusi tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Manfaat Teoritis/Akademis
       1.  Penelitian ini secara umum diharapkan dapat memberikan sumbangan
           pada pembelajaran IPS yang inovatif untuk dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
      2. Secara khusus penelitian ini dapat memberikan konstribusi pada strategii pembelajaran IPS  dari pembelajaran yang konvensional menuju ke pembelajaran yang inovatif.     
b. Manfaat Praktis
1. Bagi siswa, penggunaan strategi “Romusha” dalam kegiatan pembelajaran dapat lebih meningkatkan penguasaan  konsep bahan ajar IPS, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajarnya.
2. Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam memilih metode dan mengembangkan strategi pembelajaran yang sesuai dengan kondisi tertentu yang dialami oleh siswa, sehingga dapat meningkatkan penguasaan materi pelajaran sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
3. Bagi  Sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk merumuskan kebijakan yang mengarah pada peningkatan prestasi belajar siswa khususnya di lingkungan SMP Negeri 2 Kartasura Kabupaten Sukoharjo.



BAB II
Tinjauan Pustaka
A. Kajian teori
 1.  Strategi Mengajar 
Kegiatan  belajar  mengajar selalu ditandai adanya interaksi antara guru dengan siswa. Interaksi  tersebut dapat terjadi secara searah maupun terjadi secara  timbal  balik dari guru kepada  siswa atau sebaliknya.  Guru memiliki peran  yang  besar dalam rangka  menentukan  model  interaksi  atau kegiatan yang akan dipilih. Peran guru dalam melakukan kegiatan untuk memilih dan menentukan model interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa disebut mengajar. Sedangkan kegiatan siswa dalam melakukan kegiatan interaksi disebut belajar.
Mengajar merupakan aktifitas yang dilakukan oleh guru dalam melaku-kan interaksi dengan siswa. Aktifitas guru dilakukan secara bertahap, diawali dengan menyusun perencanaan secara menyeluruh tentang segala sesuatu yang akan dilakukan pada saat terjadi interaksi dengan siswa dan pemanfaatan sumber-sumber yang ada untuk mendukung selama kegiatan interaksi dengan siswa berlangsung.  Pada tahap akhir guru masih harus melakukan berbagai kegiatan yaitu melakukan evaluasi, menganalisis, dan melakukan pencatatan-pencatatan terhadap sesuatu yang terjadi pada saat interaksi berlangsung.
Slameto (1991: 84) menyebutkan bahwa “Mengajar adalahkegiatan mengorganisasi yang bertujuan untuk membantu dan menggairahkan siswabelajar”. Mengajar dapat diartikan sebagai proses menyampaikan pengetahuan dan kecakapan tertentu kepada anak didik.  Yang lain menyebutkan bahwa mengajar adalah mengorganisasi lingkungan secara kondusif  sehingga dapat menciptakan bagi siswa untuk melakukan proses belajar secara efektif. 
Pada saat terjadi interaksi dengan siswa, maka guru memilih dan mela-kukan dengan cara-cara tertentu agar kegiatan interaksi dengan siswa dapat berjalan dengan kondusif sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Cara-cara yang dilakukan oleh guru dalam melakukan interaksi dengan siswa ini disebut metode mengajar. 
Metode mengajar memiliki peranan yang sangat penting dalam proses belajar mengajar.  Soetomo (1993: 144) menyebutkan “ Metode mengajar sebagai suatu alat untuk mencapai tujuan pengajaran yang ingin dicapai, sehingga semakin baik penggunaan metode mengajar semakin berhasillah pencapaian tujuan, …”. Penggunaan metode mengajar secara tepat dapat menumbuhkan minat siswa untuk dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan baik, sehingga kreatifitas anak akan muncul dan berkembang dengan baik pula. Namun sebaliknya, jika penggunaan metode mengajar ini kurang tepat, maka akan menjadi tidak bermakna bahkan dapat mematikan kreatifitas siswa.
Pemilihan metode mengajar sangat tergantung pada situasi dan kondisi pada saat guru mengajar. Tidak semua metode mengajar selalu tepat digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran. Metode mengajar sangat banyak ragamnya, antara lain: metode ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi, metode pem-berian tugas, metode bermain peran, metode inkuiri, metode demontrasi, metode pemecahan masalah. Berbagai metode tersebut memiliki kelebihan dan keku-rangannya masing-masing. 
Dalam kegiatan belajar mengajar, metode mengajar sering disebut sebagai strategi belajar mengajar. Bahkan makna strategi belajar mengajar lebih luas dibandingkan dengan makna metode mengajar. Slameto (1991: 90) menyebutkan, “Strategi adalah suatu rencana tentang cara-cara pendayagunaan potensi dan sarana yang ada untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi (pengajaran)”. Dengan demikian di dalam strategi sudah terkandung unsur metode belajar mengajar, teknik mengajar, serta penggunaan alat-alat bantu mengajaratau media pembelajaran.
Berdasarkan uraian tersebut dapat dirumuskan bahwa strategi belajar mengajar merupakan suatu keseluruhan perencanaan tentang kegiatan belajar mengajar yang mencakup pemanfaatan sumber-sumber pembelajaran secara maksimal guna mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Sumber-sumber belajar yang dimaksud dapat berupa serangkaian metode yang digunakan, teknik-teknik penggunaan sarana dan prasarana yang ada, pengelolaan situasi dan kondisi yang kondusif, bahkan juga merumuskan tingkat keberhasilan yang dicapai dengan jalan mengelola sistem penilaian yang digunakan.
Dalam proses kegiatan belajar mengajar, strategi belajar mengajar juga mengkaji tentang alternatif-alternatif kegiatan belajar mengajar yang akan dilaksanakan, untuk selanjutnya diseleksi mana yang paling tepat digunakan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Pemilihan terhadap alternatif-alternatif yang ada haruslah didasarkan pada suatu kondisi siswa, baik secara individu maupun secara kelompok, sehingga akan memberikan jaminan bahwa alternatif tersebut dapat membantu siswa untuk menguasai tugas-tugas belajar yang telah diidentifikasikan berdasarkan permasalahan yang terjadi.
Selanjutnya Slameto (1991: 91) menyebutkan bahwa strategi belajar mengajar mencakup 8 unsur perencanaan, yaitu tentang:
2.1.1        Komponen-komponen sistem, yaitu guru dan siswa.
2.1.2        Jadwal pelaksanaan.
2.1.3        Tugas-tugas belajar yang akan dipelajari.
2.1.4        Bahan ajar, alat pelajaran dan alat bantu mengajar.
2.1.5        Karakteristik siswa yang telah diidentifikasi.
2.1.6        Bahan pengait yang telah direncanakan.
2.1.7        Metode dan tehnik penyajian telah dipilih.
2.1.8        Media yang akan digunakan.
Secara singkat, strategi belajar mengajar mencakup jawaban atas pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :
Ø  Siapa melakukan apa dan menggunakan alat apa dalam proses belajar mengajar. Yang termasuk dalam kegiatan ini menyangkut peranan sumber belajar serta penggunaan bahan dan alat pelajaran/alat bantu mengajar.
Ø  Bagaimana melaksanakan tugas belajar mengajar yang telah diidentifikasikan berdasarkan hasil analisis, sehingga tugas tersebut dapat memberikan hasil belajar yang optimal. Kegiatan ini menyangkut metode dan tehnik dalam mengajar.
Ø  Kapan dan di mana kegiatan belajar mengajar dilaksanakan serta berapa lama kegiatan tersebut dilaksanakan. Kegiatan ini menyengkut uraian tentang jadwal kegiatan, tempat pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, format dan lama waktu pertemuan.
Berdasarkan uraian di atas, maka strategi ‘Injeksi’ dalam penelitian tindakan kelas ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
2.1.1        Guru ingin meningkatkan aktifitas siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Sumber belajar dan alat bantu yang diperlukan dipersiapkan sedemikian rupa sehingga dapat mempermudah siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Sedangkan bahan ajar yang dibahas disesuaikan dengan program pembelajaran yang telah disusun oleh guru berdasarkan kurikulum.
2.1.2        Berdasarkan hasil analisis, aktifitas belajar siswa relatif rendah. Siswa kurang aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Guru memberikan ‘injeksi’ atau semacam terapi kejutan kepada siswa dengan memberikan tugas-tugas tertentu terutama kepada siswa yang dipandang kurang aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Tugas-tugas yang diberikan berhubungan dengan bahan ajar yang sedang dibahas. Sedangkan metode yang digunakan dapat berupa tanya jawab, diskusi, ceramah, maupun metode yang lain.
2.1.3        Strategi ‘Injeksi’ ini dilaksanakan selama enam kali pertemuan, pada semester genap tahun pelajaran 2008/2009, yaitu pada siswa kelas IX A SMPN 3 Ngunut.
2. Aktifitas Belajar
Kegiatan belajar mengajar ditandai adanya interaksi antara guru dengan siswa. Interaksi dapat terjadi secara searah maupun terjadi secara timbal balik dari guru kepada siswa atau sebaliknya.  Guru memiliki peran yang besar dalam rangka menentukan model interaksi atau kegiatan yang akan dipilih. Peran guru dalam melakukan kegiatan untuk memilih dan menentukan model interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa disebut mengajar. Sedangkan kegiatan siswa dalam melakukan kegiatan interaksi disebut belajar.
Kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa merupakan reaksi atas pelaksanaan interaksi berdasarkan model yang telah dipilih oleh guru dalam proses belajar mengajar. Reaksi yang dilakukan oleh siswa sebagai bentuk aktifitas belajar yang dilaksanakan oleh siswa. Dalam kegiatan belajar mengajar selalu mengharapkan bahwa siswa memiliki aktifitas belajar yang tinggi.
Aktifitas belajar sebagai bentuk reaksi yang dilakukan oleh siswa dalam kegiatan belajar mengajar dapat berupa:
Ø  Kehadiran, yaitu keikutsertaan siswa dalam setiap kali pertemuan dalam kegiatan belajar mengajar.
Ø  Perhatian, yaitu berupa kesungguhan dari siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.
Ø  Semangat, yaitu dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar haruslah disertai dengan semangat yang tinggi.
Ø  Persiapan, yaitu melakukan persiapan terlebih dahulu sebelum kegiatan belajar mengajar dilaksanakan. Persiapan dapat dilakukan baik di rumah maupun di sekolah.
Ø  Pertanyaan-pertanyaan, yaitu penyampaian pertanyaan-pertanyaan dari siswa terhadap bahan ajar yang kurang jelas maupun yang belum diketahui.
Ø  Tanggapan, yaitu berupa pernyataan-pernyataan atau jawaban dari siswa terhadap berbagai pertanyaan atau permasalahan yang diajukan oleh guru.
Ø  Penyelesaian tugas-tugas, yaitu berupa tanggung jawab siswa terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Penyelesaian tugas-tugas tidak diukur dari kebenaran penyelesaian tugas, tetapi kemauan untuk mengerjakan setiap tugas.
Aktifitas belajar yang dilakukan oleh siswa sangat dipengaruhi oleh kondisi perbuatan belajar.  Menurut Robert M. Gagne (dalam Soetomo, 1993: 135) disebutkan bahwa kondisi perbuatan belajar dibagi menjadi dua, yaitu kondisi belajar intern dan kondisi belajar ekstern.

        1.  Kondisi Belajar Intern
Kondisi beljar intern merupakan kegiatan belajar yang berasal dari dalam diri siswa. Hal ini merupakan kemampuan dasar yang sangat diperlukan dalam proses permulaan kegiatan belajar mengajar. Tanpa ada kemauan dari dalam dirinya, sangat sulit bagi siswa untuk dapat menguasai bahan ajar yang sedang dibahas.  Ada beberapa aspek yang dapat dilihat dalam belajar intern, yaitu :
Ø  Kematangan belajar, yaitu adanya proses pertumbuhan yang dapat menimbulkan perubahan-perubahan yang disempurnakan oleh proses belajar.
Ø  Belajar untuk belajar, yaitu proses belajar yang dilakukan dengan belajar melakukan sesuatu atau berlatih. Semakin sering untuk berlatih melakukan sesuatu maka akan membantu dalam peningkatan hasilnya.
Ø  Kemampuan belajar, yaitu adanya potensi yang dimiliki oleh siswa sehingga sanggup untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan.

           2.  Kondisi Belajar Ekstern
Proses belajar ekstern merupakan unsur yang mempengaruhi perbuatan belajar yang berada di luar diri seseorang yang belajar. Kondisi belajar ekstern dapat dibagi dalam beberapa bagian, antara lain:
Ø  Adanya latihan, yaitu dengan mengulang-ulang kegiatan yang sudah pernah dilakukan agar lebih menguasai.
Ø  Penguatan (reinforcement), yaitu dengan memberikan penghargaan dengan harapan dapat memotivasi siswa agar melakukan kegiatan belajar lebih giat.
Ø  Guru membangun hubungan dengan murid, yaitu dengan jalan menciptakan suasana akrab dengan murid sehingga dapat menciptakan ketengangan pada siswa untuk melakukan kegiatan belajar.
Ø  Menggairahkan perhatian, yaitu akan perhatian siswa lebih fokus terhadap materi yang sedang dibahas.
Ø  Penjelasan yang relevan, yaitu penjelasan yang dilakukan oleh guru harus diarahkan sesuai dengan kebutuhan murid.

4.   Pengertian IPS
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya.  Ilmu Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu-ilmu sosial (sosiologi, sejarah, geografi, dan  ekonomi). IPS atau studi sosial itu merupakan bagian dari kurikulum  sekolah yang diturunkan dari isi materi cabang-cabang ilmu-ilmu sosial: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi.
Geografi, sejarah, dan Sosiologi merupakan disiplin ilmu yang memiliki keterpaduan yang tinggi. Pembelajaran geografi memberikan kebulatan wawasan yang berkenaan dengan wilayah-wilayah, sedangkan sejarah memberikan wawasan berkenaan dengan peristiwa-peristiwa dari berbagai periode. Sosiologi meliputi studi-studi komparatif yang berkenaan dengan nilai-nilai, kepercayaan, struktur sosial, aktivitas-aktivitas ekonomi.
5. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
Tujuan utama Ilmu Pengetahuan Sosial ialah untuk mengembangkan potensi  peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi   sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat. Tujuan tersebut dapat dicapai manakala program-program pelajaran IPS di sekolah diorganisasikan secara baik. Dari rumusan tujuan tersebut dapat dirinci sebagai berikut (Awan Mutakin, 1998).
1.      Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau lingkungannya, melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan kebudayaan masyarakat.
2.      Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu menggunakan metode yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang kemudian dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah sosial.
3.      Mampu menggunakan model-model dan proses berpikir serta membuat keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang berkembang di masyarakat.
4.      Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah sosial, serta mampu membuat analisis yang kritis, selanjutnya mampu mengambil tindakan yang tepat.
5.      Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu membangun diri sendiri agar survive yang kemudian bertanggung jawab membangun masyarakat.
6.   Materi Mata Pelajaran IPS-Ekonomi Kelas IX
Dalam penelitian tindakan kelas ini, materi pelajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar adalah tentang Kerja sama Internasional, dengan uraian sebagai berikut :
A. Standar Kompetensi
7. Memahami perubahan pemerintahan dan kerja sama Internasional

B. Kompetensi Dasar
7.2 Mendeskripsikan kerjasama antar Negara dibidang Ekonomi
            7.3 Mengidentifikasi dampak kerjasama antar Negara terhadap per
                  ekonomian Indonesia

C. Indikator
Indikator dalam materi ini adalah terdiri atas :
Ø  Mendeskripsikan pengertian, fungsi dan tujuan kerja sama Ekonomi Internasional
Ø  Menguraikan bentuk badan kerjasama Ekonomi Internasional
Ø   Mendeskripsikan dampak kerjasama Ekonomi antar Negara terhada perekonomian Indonesia

7.  Pengaruh Strategi ‘Romusha’ Terhadap Aktivitas Belajar
Kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan strategi Romusha yang dilaksanakan dengan baik, yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi, menuntut persiapan belajar yang memadai  baik oleh guru maupun siswa. Setiap guru harus sudah siap dengan berbagai tugas yang akan diberikan pada saat ada siswa yang kurang bersemangat dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Dengan persiapan yang matang dari guru, maka pelaksanaan strategi ‘Injeksi’ akan dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan.
Kesiapan guru tidak banyak berarti jika tidak diimbangi dengan kesiapan siswa dalam melakukan kegiatan belajar mengajar. Dengan berbagai permasalahan yang telah disiapkan oleh guru, akan memaksa siswa untuk ikut serta secara aktif dalam proses pembelajaran. Agar siswa dapat secara aktif dan kreatif dalam mengi-kuti proses pembelajaran, maka setiap siswa dituntut untuk mempersiapkan diri sebaik-baiknya. Persiapan yang dimaksud adalah menyiapkan berbagai sumber yang dapat mendukung pemecahan masalah yang sedang dibahas, maupun persiapan diri atau mental dari setiap siswa dalam mengikuti belajar mengajar.
Jika setiap siswa selalu mempersiapkan diri dengan baik dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, hal ini merupakan bukti bahwa partisipasi siswa semakin meningkat. Peningkatan partisipasi juga peningkatan aktifitas belajar siswa. Peningkatan partisipasi yang disertai dengan persiapan diri siswa sebelum mengikuti kegiatan pembelajaran, maka dapat dikatan bahwa motivasi belajar siswa juga semakin meningkat. Dengan motivasi yang semakin tinggi, akan membuat siswa selalu siap dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Apabila kegiatan belajar mengajar selalu diikuti dengan baik, diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajarnya. Peningkatan prestasi belajar ditandai dengan meningkatnya jumlah nilai yang diperoleh oleh siswa pada saat dilakukan evaluasi.
Dengan demikian apabila kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan menggunkan strategi ‘Romusha’, yang dipersiapkan secara matang dan dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan, maka akan dapat memberikan terapi pada anak untuk secara aktif mengikuti kegiatan belajar mengajar.  Aktifitas belajar yang semakin meningkat juga diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
8. Kerangka Berpikir
            Strategi pembelajaran merupakan langkah-langkah atau tindakan yang dilakukan oleh guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Tujuan dari penggunaan strategi tersebut adalah agar siswa aktif dalam mengikuti pelajaran. Seperti halnya dalam strategi “ Romusha “diaharapkan dapat menjadi pendorong bagi siswa untuk belajar IPS  sehingga termotivasi untuk belajar yang nantinya dapat meningkatkan hasil belajarnya.
            Kerangka berpikir dalam penelitian ini tentang peningkatan Aktifitas  belajar siswa melalui strategi  Romusha pada pembelajaran IPS dijabarkan sebagai berikut :






Kondisi awal
Guru belum menggunakan Strategi Romusha


Tindakan

Kondisi akhir


Siklus 1


Siklus 2
Menggunakan Strategi Romusha
Aktifitas belajar IPS Meningkat


?
Aktifitas belajar IPS rendah
 


B. Hipotesis Tindakan
            Dari kajian teori dan  kerangka berpikir diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah  dengan  penerapan  strategi  “Romusha” aktifitas belajar IPS siswa kelas IX.A  SMP Negeri 2 Kartasura dapat ditingkatkan

BAB  III
Metodologi penelitian
1. Jenis penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan model siklus Kemmis & Taggart (1988:69) menjelaskan bahwa, bahwa penelitian tindakan kelas adalah sebuah inquiri yang bersifat reflektif mandiri yang dilakukan oleh partisipan dalam kependidikan dengan maksud untuk meningkatkan kemantapan rasionalitas dari (a) praktek-praktek social maupun kependidikan, (b) pemahaman terhadap praktek-praktek tersebut, dan(c) situasi pelaksanaan praktek-praktek pembelajaran. Sedangkan sesuai tinjauan Metodologis penelitian tindakan kelas diartikan sebagai suatu kegiatan sirkulistik yang bersifat menyeluruh, terdiri dari analisis, penemuan fakta, konseptualisasi, perencanaan, pelaksanaan, penemuan fakta tambahan, dan evaluasi (Sanford, 1970:4).
Bila digabungkan kedua definisi diatas akan diperoleh suatu batasan penelitian tindakan kelas sebagai sebuah proses investigasi terkendali yang berdaur ulang atau bersifat sirkulistik dan bersifat reflektif mandiri, yang memiliki tujuan untuk melakukan perbaikan-perbaikan terhadap sistim, cara kerja, proses, isi, kompetensi, atau situasi kependikan melalui penelitian.
2.  Seting  Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Kartasura Kabupaten Sukoharjo, pada kelas IX A, berjumlah 38 siswa. Tingkat kemampuan siswa berada pada tingkat menengah kebawah.  Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam tahun pelajaran 2008/2009, semester genap, dari bulan Pebruari 2009 sampai dengan April 2009. 
3. Subyek Penelitian
Ø  Siswa
Ø  Guru
Ø  Situasi kelas

4. Sumber data
Ø  Dari siswa berupa pengamatan secara langsung dalam proses     pembelajaran.
Ø  Dari guru mengenai persiapan-persiapan dalam perencanaan dan pelaksanaan proses pembelajaran
5. Tekhnik dan alat pengumpulan data


a. Observasi

Lembar observasi kegiatan belajar mengajar.
Instrumen ini berisi tentang kegiatan yang dilakukan oleh guru. Dalam melaksanakan kegiatan, yang dilakukan oleh guru terdiri dari :


Perencanaan Pembelajaran (lihat lampiran 1), dengan indikator :
Ø  Kesesuaian materi pelajaran dengan kurikulum
Ø  Guru menyusun langkah-langkah strategi “Romusha” 
Ø  Guru menyiapkan tugas-tugas
Ø  Guru menyiapkan teknik pengamatan
Ø  Guru menyusun alat evaluasi

Pelaksanaan Pembelajaran, dengan indikator :
Ø  Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
Ø  Guru menjelaskan metode yang digunakan
Ø  Guru menjelaskan tugas setiap individu maupun kelompok
Ø  Guru memberikan apersepsi
Ø  Guru membimbing tugas siswa
Ø  Guru mengadakan evaluasi
Untuk mengetahui seberapa besar keberhasilan pelaksanaan kegiatan belajar yang dilakukan oleh guru digunakan kualifikasi sebagai berikut:


Tabel 3.1 :  Kualifikasi Penilaian Kegiatan  Guru

No
Prosentase
Kualifikasi
1
0 – 50
Tidak baik
2
51 – 65
Kurang baik
3
66 – 85
Baik
4
86 – 100
Sangat baik


Lembar observasi aktifitas belajar siswa (lihat lampiran 2)
Indikator untuk menilai aktifitas belajar siswa terdiri atas beberapa indikator, yaitu :
Ø  Kehadiran siswa
Ø  Perhatian terhadap materi pelajaran
Ø  Semangat mengikuti pmbelajaran
Ø  Persiapan yang dilakukan sebelum belajar mengajar
Ø  Pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan
Ø  Tanggapan atau jawaban atas pertanyaan guru
Ø  Penyelesaian tugas-tugas yang diberikan
Untuk mengetahui seberapa besar aktifitas kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa digunakan kualifikasi sebagai berikut:
Tabel 3.2 :  Kualifikasi Penilaian Aktifitas Belajar Siswa

No
Prosentase
Kualifikasi
1
0 – 50
Tidak baik
2
51 – 65
Kurang baik
3
66 – 85
Baik
4
86 – 100
Sangat baik

b. Quis

Kuesioner respons siswa terhadap kegiatan belajar mengajar (lihat lampiran 3)
Instrumen ini menjaring tentang respon siswa terhadap kegiatan belajar mengajar, dengan indikator sebagai berikut :
Ø  Saya merasa senang terhadap materi yang diajarkan
Ø  Saya merasa senang dengan metode pembelajaran yang digunakan
Ø  Suasana pada saat mengikuti pelajaran
Ø  Minat saya mengikuti kegiatan belajar
Ø  Saya senang terhadap tugas yang diberikan
Ø  Saya senang dengan cara guru mengajar
Ø  Kesan terhadap model pembelajaran
Untuk mengetahui respon sikap siswa dalam kegiatan belajar mengajar menggunakan kriteria sebagai berikut:
Tabel 3.3 :  Klasifikasi Respon Siswa Terhadap Kegiatan Belajar Mengajar

No
Prosentase
Klasifikasi
1
0 – 50
Tidak senang
2
51 – 65
Kurang senang
3
66 – 85
Senang
4
86 – 100
Sangat senang

6. Validitas data

            Validitas data dalam penelitian ini yang digunakan adalah tekhnik triangulasi.Triangulasi adalah tekhnik yang didasari pada pola piker fenomenologi yang bersifat multipersfektif, yang artinya untuk menarik kesimpulan yang akurat, diperlukan dari beberapa sudut pandang. Triangulasi data dilakukan terhadap sumber-sumber data antara lain dengan meneliti ulang dokumen-dokumen bersama narasumber, dan mengadakan wawancara dengan sumber dokumen tersebut. Selain itu juga dilakukan review informan kunci, misalnya dengan mengkroscek angket dan instrument konsep diri siswa, sehingga kemungkinan siswa salah mengisi instrument karena tidak memehami apa yang dimaksud oleh butir-butir instrument dapat dihindari.
7. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data menggunakan teknik analisis data kualitatif.  Secara garis besar kegiatan analisis data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menelaah seluruh data yang dikumpulkan.  Penelaahan dilakukan dengan cara menganalisis, mensintesis, memaknai, menerangkan, dan membuat kesimpulan.  Kegiatan penelaahan pada prinsipnya dilaksanakan sejak awal penjaringan data.
b. Mereduksi data yang didalamnya melibatkan kegiatan pengkategorian dan pengklasifikasian.  Hasil yang diperoleh dapat berupa pola-pola dan kecenderungan-kecenderungan yang terjadi dalam  pelaksanaan  pembelajaran dengan strategi “Romusha”.
c. Menyusun keterkaitan atau pengaruh dari strategi “Romusha” dengan aktifitas belajar siswa.
d. Menyusun kesimpulan dari keterkaitan atau pengaruh yang ada.
8. Prosedur  Penelitian
Tahap penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan sebagai berikut :
Pelaksanaan
Pengamatan
Refleksi
Perencanaan
Pelaksanaan
Pengamatan
Refleksi
Perencanaan
SIKLUS I
SIKLUS II
?




Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, peneliti melakukan berbagai persiapan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Refleksi awal, peneliti mengidentifikasi permasalahan aktifitas belajar siswa dalam memahami konsep dasar materi pelajaran pada siswa  kelas IX A.
b. Peneliti merumuskan permasalahan secara operasional yang relevan dengan rumusan masalah penelitian.
c. Peneliti merumuskan hipotesis tindakan. Hipotesis tindakan ini bersifat tentatif, sehingga sangat mungkin akan mengalami perubahan sesuai dengan keadaan di lapangan.
d.  Menetapkan dan merumuskan rancangan tindakan yang meliputi:
e. Menetapkan indikator-indikator desain pembelajaran  dengan strategi                  “Romusha”
f.  Menyusun rancangan strategi belajar mengajar dengan strategi “Romusha”
g. Menyusun metode dan alat perekam data yang berupa angket, catatan di lapangan, pedoman analisis, dokumen, dan catatan harian.
h. Menyusun rancangan pengolahan data, baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif.
i. Mempersiapkan penyusunan laporan hasil dari penelitian tindakan kelas yang dilakukan.

9.  Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan
Pelaksanaan tindakan dan pengamatan dalam penelitian ini dibagi dalam 2 siklus. Setiap siklus dibagi dalam tiga kali pertemuan. Kegiatan pelaksanaan tindakan dalam setiap siklus, dibarengi dengan pengamatan yang dapat dilakukan sebagai berikut:
Ø  Guru melaksanakan desain pembelajaran dengan strategi ‘ Romusha ‘ yang telah direncanakan.
Ø  Guru memberikan tugas kepada siswa untuk dilaksanakan dan membuat laporan tentang kegiatan yang dilakukan, baik secara individu maupun secara kelompok sesuai dengan tugasnya masing-masing.
Ø  Guru mempelajari laporan kegiatan yang dilakukan oleh siswa baik secara individu maupun kelompok dan memberikan penjelasan tambahan jika diperlukan.
Ø  Guru merekam data dan mengamati kegiatan siswa sesuai dengan laporan yang telah disusun dengan menggunakan alat perekam, pedoman pengamatan serta catatan lapangan. 


11. Perencanaan
Perencanaan tindakan yang akan dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran pada siklus I sebagai berikut:
Tabel 4.1 Perencanaan Pembelajaran Siklus I
No
Komponen
Waktu
Kegiatan
1
Kegiatan awal
10 menit
Ø Mengadakan presensi kelas
Ø Guru mengadakan apersepsi.
Ø Guru memberikan motivasi kepada siswa
Ø Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
Ø Guru menjelaskan metode mengajar yang digunakan
2
Kegiatan inti
50 menit
Ø Guru membentuk kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 6 siswa. Ada dua kelompok yang beranggotakan 7 siswa. Jumlah kelompok ada 6 kelompok
Ø Guru memberikan tugas kepada masing-masing kelompok.
Ø Siswa melakukan kerja kelompok.
Ø Guru membimbing kerja kelompok.
Ø Guru membimbing siswa dalam melakukan presentasi.
Ø Guru membimbing tanya jawab.
Ø Guru memberikan tugas tambahan, baik secara individu maupun secara kelompok.

3
Kegiatan akhir
10 menit
Ø Guru bersama siswa membuat  kesimpulan



Ø Melakukan Refleksi dari kegiatan diskusi
4
Evaluasi
10 menit
Ø Guru mengadakan evaluasi akhir siklus I

12. Refleksi
Peneliti mengadakan  telaah  terhadap data-data hasil penelitian yang telah dilakukan, melalui: analisis, sintesis, pemaknaan, penjelasan, dan menyimpulkan.  Hasil yang diperoleh berupa temuan tingkat efektifitas desain pembelajaran dengan strategi  “ Romusha “ yang telah dirancang, dan menginventarisir daftar permasalahan yang muncul di lapangan yang untuk selanjutnya  dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan perencanaan pada kegiatan berikutnya.
13. Indikator keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah apabila guru dapat menerapkan strategi “Romusha” yang dapat mengembangkan partisipasi aktif belajar siswa secara klasikal diatas  75%





Lampiran 1
Lembar Observasi Kegiatan Guru

Kelas               : IX.A
Tanggal           :18 Pebruari 2009
Petunjuk          : Berilah tanda cek (v) pada kolom sesuai dengan hasil pengamatan
Keterangan      :           1 = tidak baik                          3 = baik
                                    2 = kurang baik                       4 = sangat baik           

No

Kegiatan Guru
Hasil Pengamatan
1
2
3
4
1
Menyusun Perencanaan Pembelajaran




a. Kesesuaian materi pelajaran dengan kurikulum




b. Guru menyusun langkah-langkah
    strategi “Romusha”




c. Guru menyiapkan  tugas-tugas




d. Guru menyiapkan teknik pengamatan




e. Guru menyusun alat evaluasi





Jumlah


Prosentase


2

Melaksanakan Pembelajaran




a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran




b. Guru memberikan apersepsi





c. Guru menjelaskan metode yang digunakan




d. Guru menjelaskan tugas setiap individu   maupun kelompok




e. Guru membimbing tugas siswa




f. Guru mengadakan evaluasi





Jumlah


Prosentase




Lampiran 2
Lembar Observasi Aktifitas Belajar Siswa
Tanggal Pengamatan               : 18 Pebruari 2009
Kelas                                       : IX.A
Petunjuk                                  :           1 = sangat kurang
                                                            2 = kurang
                                                            3 = baik
                                                            4 = sangat baik


No

Indikator

Skala Penilaian
1
2
3
4
1
Kehadiran siswa




2
Perhatian terhadap materi pelajaran




3
Semangat mengikuti pembelajaran




4
Persiapan yang dilakukan sebelum belajar mengajar




5
Pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan




6
Tanggapan atau jawaban atas pertanyaan guru




7
Penyelesaian tugas-tugas yang diberikan





Jumlah


Prosentase




Lampiran 3                   

Kuesioner Respon Siswa Terhadap Kegiatan Belajar Mengajar

Nama                           :
Tanggal                       :

Petunjuk           : Berilah tanda cek (v) pada kolom skala penilaian sesuai dengan keadaan anda.
Keterangan       :          1 = tidak senang
                                    2 = kurang senang
                                    3 = senang
                                    4 = sangat senang


NO

PERNYATAAN
SKALA PENILAIAN
1
2
3
4
1
Saya merasa senang terhadap materi yang diajarkan




2
Saya merasa senang dengan metode pembelajaran yang digunakan




3
Suasana pada saat mengikuti pelajaran




4
Minat saya mengikuti kegiatan belajar




5
Saya senang terhadap tugas yang diberikan




6
Saya senang dengan cara guru mengajar




7
Kesan terhadap model pembelajaran





Jumlah


Prosentase

Kartasura,  Pebruari 2009
Observer,



_______________________


DAFTAR  RUJUKAN

Suharsimi Arikunto,  (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Hisyam Zaini, Bermawy Munthe, Sekar Ayu Aryani. 2004. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: CTSD.

Mulyasa, E.. (2005). Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Oemar Hamalik. (1992). Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru.

Slameto. (1991). Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Kredit Semester (SKS). Jakarta: Bumi Aksara.

Soetomo. (1993). Dasar-dasar Interaksi Belajar Mengajar. Surabaya: Usaha Nasional.

0 Response to "CONTOH PTK IPS PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN STRATEGI “ROMUSHA” PADA SISWA KELAS IX.A SMPN 2 KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2008/2009."

Posting Komentar

wdcfawqafwef

BACKLINK OTOMATIS GRATIS JURAGAN.