KUMPULAN PTK GEOGRAFI SMA MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI PADA MATERI LITHOSFER DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIV JIGSAW SISWA KELAS X SMAN 2 PURWOKERTO TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013



A.           Latar Belakang Masalah
Pada era globalisasi hanya bangsa-bangsa yang berkualitas tinggi yang mampu bersaing atau berkompetisi di pasar bebas. Dengan demikian peningkatan kualitas sumber daya manusia sudah merupakan suatu keharusan bagi bangsa Indonesia. Bidang pendidikan memegang peranan yang sangat strategis karena merupakan salah satu wahana untuk menciptakan kualitas sumber daya manusia, oleh karena sudah semestinya kalau pembangunan sektor pendidikan menjadi prioritas utama yang harus dilakukan oleh pemerintah.
Salah satu indikator pendidikan berkualitas adalah perolehan nilai hasil belajar siswa. Nilai hasil belajar siswa dapat lebih ditingkatkan apabila pembelajaran langsung secara efektif dan efisien dengan ditunjang oleh tersedianya sarana dan prasarana pendukung serta kecakapan guru dalam pengelolaan kelas dan penguasaan materi yang cukup memadai. Proses belajar mengajar perlu diupayakan agar lebih menarik dan berkesan dalam benak para siswa.
Penggunaan metode mengajar yang sebagian besar dilakukan guru dengan mengedepankan peran guru. Hal ini menyebabkan anak kurang berperan sehingga akhirnya nilai yang diraihnya kurang dari yang diharapkan. Salah satu metode mengajar yang dapat diterapkan dalam proses belajar mengajar adalah Cooperative Jigsaw. Dengan pendekatan cooperative Jigsaw diharapkan anak dapat menggali dan menemukan pokok materi secara bersama-sama dalam kelompok atau secara individu. Sehingga akhirnya merasa senang dan materi yang dipelajari melekat dalam benaknya karena didapatkan melalui pengalamannya sendiri.
Disamping itu banyak keluhan dari para guru bahwa beban kurikulum bagi siswa terlalu berat dibandingkan dengan waktu yang ada, sehingga kualitas hasil belajar tidak memadai. Oleh sebab itu penerapan pendekatan Cooperative Jigsaw diharapkan mampu mengatasi keterbatasan waktu tersebut. Guru tidak lagi harus secara maraton menjelaskan materi pelajaran kepada siswa, namun siswa akan belajar aktif dan mandiri sesuai dengan kemajuan dan potensi yang dimiliki dengan arahan dan bimbingan guru.
Ada berbagai cara untuk meningkatkan mutu pendidikan, antara lain melalui peningkatan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan lainnya, pelatihan dan pendidikan, atau dengan memberikan kesempatan untuk menyelesaikan masalah-masalah pembelajaran dan non pembelajaran secara profesional lewat penelitian tindakan secara terkendali. Upaya meningkatkan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan lainnya untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi saat menjalankan tugasnya akan memberi dampak positif ganda.  
Untuk mewujudkan tujuan pendidikan perlu adanya upaya-upaya dalam menyelenggarakan pendidikan, seperti peningkatan interaksi timbal balik antara siswa dan guru, ataupun interaksi antara satu siswa dengan siswa lain.
Interaksi timbal balik tersebut dapat berupa perlakuan khusus pada saat proses belajar mengajar berlangsung atau pemberian metode Cooperative Jigsaw terhadap hasil yang dicapai siswa. Yang dimaksud dengan interaksi timbal balik guru siswa adalah respon langsung maupun tidak langsung dalam proses belajar mengajar dari guru ke siswa atau dari siswa ke guru.
Guru hendaknya menggunakan berbagai variasi dalam proses belajar mengajar, satu proses proses yang monoton saja akan tidak hidup, siswa menjadi pasif, sehingga keberanian tidak berkembang.
Adakalanya guru perlu menempatkan diri berdampingan dengan siswa sebagai senior yang selalu siap menjadi nara sumber atau konsultan. Hal ini merupakan variasi dalam proses membuat suasana kelas dan kreatifitas mereka kewajiban seorang guru dan pembina pendidik lainnya. Program ini dapat dilaksanakan secara berencana atau sewaktu-waktu disesuaikan dengan kebutuhan.
Berdasarkan hal di atas maka penulis tertarik untuk meneliti ”Meningkatkan Minat Dan Prestasi  Belajar Geografi Pada Materi Lithosfer Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Cooperative Jigsaw Siswa Kelas X  SMAN 2 Purwokerto TahunPelajaran 2012/2013”.

B.            Rumusan Masalah
Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan di atas, secara rinci masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
1.             Apakah pemakaian metode Cooperative Jigsaw dapat meningkatkan kualitas pembelajaran geografi dengan materi lithosfer ?
2.             Apakah pemakaian metode Cooperative jigsaw dapat membuat pembelajaran geografi dengan materi lithosfer lebih bermakna bagi siswa ?

a.              Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:
1.            Pelajaran geografi dapat dikaitkan dengan kehidupan nyata, tetapi kenyataannya siswa masih mengalami kesulitan dalam mempelajari materi  di kelas X.
2.            Prestasi belajar yang tinggi merupakan tujuan pembelajaran geografi, tetapi kenyataannya masih rendah.
3.             Untuk menghasilkan prestasi belajar yang baik perlu adanya metode pembelajaran yang tepat untuk siswa.
4.            Metode Cooperative jigsaw yang digunakan dalam pembelajaran geografi dapat mempengaruhi daya tangkap siswa terhadap materi lithosfer.
b.             Pembatasan Masalah
Masalah yang akan dikaji dibatasi pada seberapa besar pengaruh metode Cooperative jigsaw pada materi lithosfer dalam meningkatkan prestasi belajar geografi di kelas X SMAN 2 Purwokerto.

c.              Pemecahan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, hipotesis atau jawaban sementara yang dikemukakan dalam proposal Penelitian Tindakan Kelas adalah: Dengan metode Cooperative jigsaw  pada materi lithosfer  prestasi belajar siswa kelas X pada mata pelajaran geografi dapat meningkat.

C.           Tujuan Penelitian

1.      Tujuan Umum:
Meningkatkan kualitas pembelajaran dilihat dari segi dimensi guru dan siswa.
2.      Tujuan khusus:
a.             Peningkatan profesionalitas guru dalam pembelajaran geografi dengan materi  lithosfer di kelas X SMAN 2 Purwokwerto
b.             Mengenalkan dan menerapkan cara-cara baru dalam pembelajaran geografi  dengan materi lithosfer di kelas X SMAN 2 Purwokerto.
b.             Meningkatkan prestasi belajar geografi materi lithosfer dengan metode Cooperative jigsaw pada siswa kelas X SMAN 2 Purwokerto tahun pelajaran  2012/ 2013




D.           Manfaat Penelitihan
1.             Manfaat Teoritis
Diharapkan menambah wawasan tentang pentingnya  metode Cooperative jigsaw pada pembelajaran geografi
2.             Manfaat Praktis
a.             Bagi siswa
Diharapkan dapat memperbaiki dan meningkatkan prestasi belajar geografi di kelas secara maksimal.
b.             Bagi guru
Memperoleh seperangkat pengalaman baru bagi guru dalam memilih model pembelajaran yang tepat dalam proses belajar di kelas
c.             Bagi Sekolah
Diharapkan dapat memberi masukan dan sumbangan pemikiran bagi sekolah agar memberi perhatian khusus terhadap faktor-faktor yang memengaruhi prestasi belajar geografi.
d.            Bagi Perpustakaan Sekolah
Dapat menambah referensi bagi pembaca di perpustakaan sekolah, sehingga membuka wawasan bagi guru atau pembaca yang lain dalam menerapkan metode Cooperative jigsaw.


 
 
  

BAB II
KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA

A.      Pengertian Belajar
Pada dasarnya prinsip belajar lebih menitikberatkan pada aktivitas peserta didik yang menjadi dasar proses pembelajaran. Menurut Robert M. Gagne ( dalam Muslich, 2007), belajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia setelah belajar secara terus menerus, bukan hanya disebabkan oleh proses petumbuhan saja. Gagne berkeyakinan bahwa belajar dipengaruhi oleh factor dari luar dan factor dari dalam diri, dan keduanya saling berinteraksi. Sementara itu Jung (dalam muslich, 2007) berpendapat bahwa belajar adalah upaya untuk memperoleh kebiasaan, pengetahuan dan sikap. Sedangkan menurut Ngalim Purwanto (1992:84) mengemukakan bahwa belajar adalah setiap perubahan yang relative menetap dalam tingkah laku, yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.
Dari definisi-definisi tersebut maka Muslich (2007) menyimpulkan bahwa belajar adalah segenap rangkaian kegiatan aktivitas yang dilakukan secara sadar oleh seseorang dan mengakibatkan perubahan dalam dirinya berupa penambahan pengetahuan atau kemahiran berdasarkan alat indera dan pengalamannya. Oleh karena itu, apabila setelah belajar peserta didik tidak ada perubahan tingkah laku yang fositif, dalam arti tidak memiliki kecakapan baru serta wawadan pengetahuannya tidak bertambah maka dapat dikatakan bahwa belajarnya belum sempurna.

B.       Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Belajar Siswa
Berhasilnya atau tidaknya pembelajaran sangat dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu:
a.         Faktor internal (factor dari dalam diri siswa), yaitu kondisi/keadaan jasmani dan rohani siswa.
b.         Faktor eksternal ( factor dari luar siswa), yaitu kondisi lingkungan di sekitar siswa.
c.         Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yaitu jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang di gunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran

C.      Konsep Strategi Pembelajaran cooperative Jigsaw (Model Tim Ahli) (ARONSON, BLANEY, STEPHEN, SIKES, AND SNAPP, 1978).
Langkah-langkah :.
a.              Siswa dikelompokkan ke dalam  4 anggota tim..
b.             Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda..
c.              Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan.
d.             Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka
e.              Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh.
f.              Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi.
g.             Guru memberi evaluasi.
h.             Penutup.
D.       Keterampilan Dalam Pembelajaran Kooperatif jigsaw
Dalam pembelajaran kooperatif tidak hanya mempelajari materi saja, tetapi siswa juga harus mempelajari keterampilan khusus yang disebut keterampilan kooperatif. Keterampilan kooperatif ini berfungsi untuk melancarkan hubungan kerja dan tugas. Peranan hubungan kerja dapat dibangun dengan membagi tugas anggota selama kegiatan. Menurut Lundgren (dalam Muslich, 2007) keterampilan kooperatif yang meliputi keterampilan sebagai berikut:
1.             Keterampilan tingkat awal
Menggunakan kesepakatan, menghargai kontribusi, mengambil giliran dan membagi tugas, berada dalam kelompok, berada dalam tugas, mendorong partisifasi, menyelesaikan tugas pada waktunya, menghormati perbedaan individu.
2.             Keterampilan tingkat menengah
Keterampilan tingkat menengah meliputi menunjukkan penghargaan dan simpati, mengungkapkan ketidaksetujuan dengan cara dapat diterima, mendengarkan dengan aktif, bertanya, membuat rangkuman, menafsirkan, mengatur dan mengorganisasi serta mengurangi ketegangan.
3.             Keterampilan tingkat akhir
Keterampilan tingkat akhir meliputi mengelaborasi, memeriksa dengan cermat menanyakan kebenaran, menetapkan tujuan dan berkompromi
Pembelajaran Kooperatif ( Cooperatif Learning )
Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) merupakan pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar ( M. Sugiyanto )
Belajar dengan model Kooperatif dapat diterapkan untuk memotivasi siswa berani mengemukakan pendapatnya, menghargai pendapat siswa dan saling memberikan pendapat ( sharing ideas )
            Beberapa ciri dari cooperative learning adalah
a.         Setiap anggota memiliki peran
b.         Terjadi hubungan interaksi langsung diantara siswa
c.         Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman – teman sekelompoknya
d.        Guru membantu mengembangkan ketrampilan – ketrampilan interpersonal kelompok dan
e.         Guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan
Menuurt Isjoni dalam bukunya yang berjudul cooperative learning (2007 : 21 ). Tiga konsep sentral yang menjadi karakteristik cooperative learning sebagaimana dikemukakan Slavin (1955) yaitu :
            a.     Penghargaan Kelompok
                   Cooperatif learningmenggunakan tujuan – tujuan kelompok untuk memperoleh penghargaan kelompok. Penghargaan kelompok di peroleh jika kelompok mencapai skor di atas criteria yang ditentukan. Keberhasilan kelompok didasarkan pada penampilan individu sebagai anggota kelompok dalam menciptakan hubungan antar personal yang saling mendukung, saling membantu dan saling peduli.
            b.    Pertanggungjawaban individu
                   Keberhasilan kelompok tergantung dari pembelajaran individu dan semua anggota kelompok. Pertanggungjawaban tersebut menitikberatkan pada aktivitas anggota kelompok yang saling membantu dalam belajar. Adanya pertanggungjawaban individu menjadikan setiap anggota siap untuk menghadapi tes dan tugas – tugas lainnya secara mandiri tanpa bantuan teman sekelompoknya.
            c.     Kesempatan yang sama untuk mencapai keberhasilan
                   Cooperative Learning menggunakan metode scoring yang mencakup nilai perkembangan berdasarkan peningkatan prestasi yang diperoleh siswa dari yang terdahulu. Dengan menggunakan metode scoring ini setiap siswa baik yang berprestasi rendah, sedang atau tinggi sama – sama memperoleh kesempatan untuk berhasil dan melakukan yang terbaik bagi kelompoknya.
Dengan melaksanakan Model Pembelajaran Cooperatif Learning, siswa memungkinkan dapat meraih keberhasilan dalam belajar, disamping itu juga bisa melatih siswa untuk memiliki ketrampilan, baik ketrampilan berpikir maupun ketrampilan sosial, seperti ketrampilan untuk mengemukakan pendapat, menerima saran dan masukan dari orang lain, bekerja sama, rasa setia kawan, dan mengurangi timbulnya perilaku yang menyimpang dalam kehidupan kelas ( Stahl, 1994 )
BAB III
METODE PENELITIAN

A.   Lokasi dan Waktu Penelitian         
                 Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai Bulan Juni pada semester dua tahun Pelajaran 2011 / 2012 di SMA Negeri 2 Purwokerto. Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan di SMA Negeri 2 Purwokerto yang beralamat di Jl. Gatot Soebroo 69 Telp/Fax (0282) 635057 Purwokerto.                      
B.   Subyek Penelitian
                 Penelitian akan peneliti lakukan di kelas X 1 SMA Negeri 2 Purwokerto dengan jumlah 34 siswa.. Siswa kelas X  merupakan siswa yang saat masuk kelas X melalui seleksi yang ketat. Tahapan seleksi tersebut dimulai dari seleksi administrasi. Setiap pendaftar bisa diterima sebagai Calon siswa untuk mengikuti tes yang meliputi tes bidang studi yang terdiri dari mapel ( IPA, Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan  baik tertulis maupun praktik ), tes potensi akademik.



C.   Prosedur Penelitian
                 Penelitian tindakan kelas ini. Peneliti rencanakan dua siklus, masing – masing siklus terdiri dari tiga pertemuan. Alur Prosedur Penelitiannya sebagai berikut.
Siswa
·      Motivasi siswa dalam pembelajaran Geografi rendah
·      Hasil belajar Geografi rendah
 
Guru
Belum menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif tipe jigsaw dalam Pembelajaran Geografi
 
Kondisi Awal
 
      


 







D.        Alat Pengambilan Data
                        Alat pengambilan data yang peneliti lakukan pada penelitian ini yaitu variable Y1 merupakan pengamatan peningkatan motivasi mata Pelajaran Geografi dengan penyebaran angket, sedangkan variable Y2 merupakan pengamatan peningkatan hasil belajar siswa mata pelajaran Geografi dengan melaksanakan evaluasi Ulangan Harian 1 dan Ulangan Harian 2. Adapun variable x berupa metode cooperative learning tipe Jigsaw untuk mengamati aktivitas kegiatan siswa dengan melaksanakan observasi, pemberian angket.
E.        Teknik Pengambilan dan Analisa Data
                        Teknik pengambilan data pada penelitian ini dilakukan melalui tes tertulis, angket, dan observasi.
            Analisis data, disajikan dalam bentuk analisis kualitatif dengan metode deskriptif komparatif. Adapun indikator kinerja tersebut adalah 1) Adanya peningkatan perolehan nilai rata – rata ulangan harian dari 76,66 menjadi minimal 86,00  2) Adanya tingkat ketuntasan KKM siswa dari yang tuntas KKM sebanyak 16 siswa (50%) menjadi sedikitnya 16 siswa (83,33%), serta 3) Peningkatan motivasi siswa dalam pembelajaran.

  
 



DAFTAR PUSTAKA


Baharudin, Esa Nur Wahyuni, 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran, Yogyakarta : Ar-Ruz Media
Bobbi De Porter, Mark Reardon, Sarah Singer. Nourie, 2001, Quantum Teaching, Bndung : Kaifa
E. Mulyasa, 2010, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidkan, Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Hamzah B.Uno, 2006. Teori Motivasi dan Pengukurannya, Jakarta
Ngalimun, 2012. Strategi dan Model Pembelajaran. Scripta Cendekia. Banjarmasin. Halaman 133-134
http://weblogask.blogspot.com/2012/03/cooperative-learning.html

0 Response to "KUMPULAN PTK GEOGRAFI SMA MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI PADA MATERI LITHOSFER DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIV JIGSAW SISWA KELAS X SMAN 2 PURWOKERTO TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013"

Posting Komentar

wdcfawqafwef

BACKLINK OTOMATIS GRATIS JURAGAN.