Pendahuluan
Salah satu permasalahan mutu pendidikan di Indonesia
adalah rendahnya mutu proses pembelajaran seperti metode mengajar guru yang
tidak tepat, kurikulum, manajemen sekolah yang tidak efektif dan kurangnya motivasi siswa dalam belajar.
Realita lapangan menunjukan bahwa siswa tidak memiliki
kemauan belajar yang tinggi, baik dalam
mata pelajaran belajar matematika, bahasa maupun ilmu pengetahuan alam. Banyak
siswa merasa “ogah-ogahan” di dalam kelas, tidak mampu memahami dengan baik
pelajaran yang disampaikan oleh guru-guru mereka. Hal ini menunjukan bahwa
siswa tidak mempunyai motivasi yang kuat
untuk belajar. Siswa masih mengganggap kegiatan belajar tidak menyenangkan dan
memilih kegiatan lain di luar kontek belajar seperti menonton televisi, sms,
dan bergaul dengan teman sebaya.
Rendahnya motivasi belajar siswa akan membuat mereka
tertarik pada hal-hal yang negative. Raymond J.W dan Judith(2004:22)
mengungkapkan bahwa secara harfiah anak- anak tertarik pada belajar,
pengetahuan, seni (motivasi positif) namun mereka juga bisa tertarik pada hal–hal
yang negative seperti minum obat- obatan
terlarang, pergaulan bebas dan lainnya. Motivasi belajar anak-anak muda tidak
akan lenyap tapi ia akan berkembang dalam cara-cara yang bisa membimbing mereka
untuk menjadikan diri mereka lebih baik atau juga bisa sebaliknya. Hal inilah
yang harus diperhatikan oleh orang tua dan guru.
Motivasi Belajar
Motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif/daya
menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai
tujuan tertentu. Dalam hal belajar motivasi diartikan sebagai keseluruhan daya
penggerak dalam diri siswa untuk melakukan serangkaian kegiatan belajar guna
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tugas guru adalah membangkitkan motivasi
anak sehingga ia mau melakukan serangkaian kegiatan belajar. Motivasi siswa
dapat timbul dari dalam diri individu (motivasi intrinsic) dan dapat timbul
dari luar diri siswa/motivasi ekstrinsik (Uzer Usman, 2008).
Motivasi instrinsik merupakan motivasi yang timbul
sebagai akibat dari dalam diri individu tanpa ada paksanan dan dorongan dari
orang lain, misalnya anak mau belajar karena ingin memperoleh ilmu pengetahuan
atau ingin mendapatkan keterampilan tertentu, ia akan rajin belajar tanpa ada
suruhan dari orang lain. Sebaliknya motivasi ekstrinsik timbul sebagai akibat
pengaruh dari luar individu, apakah karena ajakan, suruhan atau paksaan dari
orang lain sehingga dengan kondisi yang
demikian akhirnya ia mau belajar.
Kegiatan untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa
bukanlah hal mudah untuk dilakukan. Rendahnya kepedulian orang tua dan guru,
merupakan salah satu penyebab sulitnya menumbuhkan motivasi belajar anak.. Fakta
yang terjadi selama ini menunjukan bahwa
ketika ada permasalahan tentang rendahnya motivasi belajar siswa, guru
dan orang tua terkesan tidak mau peduli terhadap hal itu, guru membiarkan siswa
malas belajar dan orang tua pun tidak peduli dengan kondisi belajar anak. Maka
untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa orang tua dan guru perlu mengetahui penyebab
rendahnya motivasi belajar siswa dan factor-faktor yang mempengaruhinya.
Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya motivasi belajar siswa
diantaranya adalah sebagai berikut:
·
Metode mengajar guru. Metode dan cara-cara mengajar guru yang monoton dan tidak menyenangkan akan mempengaruhi motivasi
belajar siswa
·
Tujuan
kurikulum dan pengajaran yang tidak jelas
·
Latar
belakang ekonomi dan social budaya siswa
Sebagian besar siswa yang berekonomi lemah tidak mempunyai motivasi yang
kuat untuk belajar dan melanjutkan pendidikan
ke jenjang yang lebih tinggi. Contohnya siswa yang berasal dari pesisir
pantai misalnya lebih memilih langsung bekerja melaut dari pada bersekolah, .
·
Kemajuan
teknologi dan informasi. Siswa hanya memanfaatkan produk teknologi dan
informasi untuk memuaskan kebutuhan kesenangan saja.
·
Merasa
kurang mampu terhadap mata pelajaran tertentu, seperti matematika, dan bahasa
inggris
·
Masalah
pribadi siswa baik dengan orang tua, teman maupun dengan lingkungan sekitarnya.
Raymond dan
Judith (2004:24) mengungkapkan ada empat
pengaruh utama dalam motivasi belajar seorang anak yaitu
1.
Budaya. Masing-masing kelompok atau etnis telah menetapkan dan
menyatakan secara tidak langsung nilai-nilai yang berkenaan dengan pengetahuan baik dalam pengertian akademis
maupun tradisional. Nilai-nilai itu terungkap melalui pengaruh agama, undang-undang politik untuk pendidikan serta melalui harapan-harapan orang tua yang berkenaan
dengan persiapan anak-anak mereka dalam hubungannya dengan sekolah. Hal–hal ini
akan mempengaruhi motivasi belajar anak.
2.
Keluarga. Berdasarkan penelitian orang tua memberi pengaruh
utama dalam memotivasi belajar seorang anak. Pengaruh mereka terhadap
perkembangan motivasi belajar anak-anak memeberi pengaruh yang sangat kuat
dalam setiap perkembangannya dan akan terus berlanjut sampai habis masa SMA dan
sesudahnya.
3.
Sekolah. Ketika sampai pada motivasi belajar, para gurulah
yang membuat sebuah perbedaan. Dalam banyak hal mereka tidak sekuat seperti
orang tua. Tetapi mereka bisa membuat kehidupan sekolah mnjadi menyenangkan
atau menarik. Dan kita bisa mengingat seorang guru yang memenuhi ruang kelas
dengan kegembiraan dan harapan serta membukakan pintu-pintu kita untuk
menemukan pengetahuan yang mengagumkan.
4.
Diri
anak itu sendiri
Murid-murid yang mempunyai
kemungkinan paling besar untuk belajar dengan serius, belajar dengan baik dan
masih bisa menikmati belajar, memiliki perilaku dan karakter pintar,
berkualitas, mempunyai identitas, bisa mengatur diri sendiri sudah pasti mempengaruhi motivasi belajarnya.
Dilihat dari peranannya, maka orang
tua dan guru paling berpengaruh dalam rangka memotivasi belajar siswa.Kerja
sama antara kedua komponen ini akan menghasilkan kekuatan luar biasa yang bisa
menumbuhkan motivasi belajar anak. Untuk menghasilkan
kolaborasi dalam rangka mencapai tujuan yang baik maka pola kerja sama antara ke
duanya harus dirancang sedemikian rupa. Kekuatan dan kelemahan yang dimiliki
oleh orang tua dan guru harus teridentifikasi dengan jelas. Karena dengan
memahami kekuatan dan kelemahan guru dan orang tua akan dapat membuat rancangan
yang tepat untuk menumbuhkan motivasi anak.
Ciri- Ciri Guru yang Bisa Memotivasi Siswa
Salah satu ciri guru yang bisa memotivasi adalah antusiasme, mereka
peduli dan paham dengan apa yang diajarkannya dan mengkomunikasikannya dengan
murid bahwa apa yang sedang mereka pelajari itu penting. Ia memberikan teladan
yang dapat menjadi inspirasi bagi siswanya.
Ciri-ciri guru yang berkualitas dan bisa memotivasi siswa adalah
guru yang melakukan hal-hal sebagai berikut :
v
Menjadi
manajer
yang baik yang mampu merencanakan,mengelola, mengorganisasikan serta
mengevaluasi kelasnya,
murid-murid akan merasa aman dan nyaman
bersamanya
v
fasilitator
yang memperlakukan semua siswa mendapatkan kesempatan untuk belajar dan
bertanggungjawab
v
Memberikan
pengaruh arus balik yang bersifat korektif
v
Memberikan
test-tes yang adil, penilaian yang bersifat informative
v
Membantu
murid-murid untuk menyadari bahwa mereka sedang tumbuh dalam persaingan dan
keunggulan.
Ciri-ciri keluarga yang efektif
Keluarga yang efektif mampu memotivasi anak untuk belajar. Ciri-cirinya
adalah :
v Membuat suatu kontrol atas kehidupan mereka
v Mengkomunikasikan harapan-harapan yang tinggi kepada
anak-anak
v Memiliki impian tentang keberhasilan anak di masa
depan
v Menanamkan pandangan bahwa kerja keras merupakan kunci
keberhasilan
v Mengarahkan waktu anak-anak dalam aktifitas yang
bermanfaat
v
lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US;">Membuat aturan yang positif seperti pembatasan
menonton acara televise
v Memberikan tanggungjawab kepada anak untuk
menyelesaikan masalah
v Sering berhubungan dengan guru
v Menekankan kehidupan spiritual terhadap anak.
Membangun Hubungan Kerja Sama
Selama ini hubungan yang terjadi
antara guru dan orang tua masih terbatas pada hal-hal tertentu, orang tua ke
sekolah atau menghubungi guru hanya karena ada masalah saja, begitupun
sebaliknya guru menghubungi orang tua apabila ada masalah dengan anaknya. Orang tua ke sekolah hanya karena diundang oleh pihak sekolah pada
acara-acara tertentu. Jarang dijumpai orang tua dan guru duduk bersama membahas
upaya-upaya yang dapat dilakukan secara
bersama untuk menunjang motivasi belajar anak. Maka ketika anak
mendapatkan masalah terkait dengan motivasi belajarnya maka akan terjadi aksi
saling menyalahkan antara guru dan orang tua.
Maka kita tak
boleh mengulangi kondisi di atas. Guru dan orang tua harus menciptakan hubungan
positif dalam rangka menumbuhkan semangat belajar anak. Ada banyak cara yang
bisa dilakukan oleh guru dalam membuka pintu untuk membangun komunikasi
langsung. Seiring dengan kemajuan teknologi informasi maka guru bisa
memanfaatkan sms, email, atau pesawat telepon untuk membuka komunikasi dengan
orang tua, atau kalaupun media-media komunikasi di atas belum memungkinkan
untuk digunakan maka cara-cara manual seperti mengirim surat atau kuisioner
yang berisi informasi tentang perkembangan kognitif, psikomotorik dan afektif
anak dapat dilakukan oleh guru. Guru dapat menyediakan waktu sekali sebulan
untuk melakukan hal ini.
Sebaliknya orang tua juga perlu mengambil inisiatif
dalam membuka jalur komunikasi dengan guru. Orang tua hendaknya bisa memberikan
informasi-informasi yang berguna bagi guru tentang kondisi anak di rumah. Orang
tua bisa melakukannya dengan menghubungi guru secara langsung di rumahnya atau
melalui SMS, atau melalui telepon di luar jam mengajarnya. Orang tua juga bisa
membina hubungan dengan pihak sekolah dengan cara sedapat mungkin menghadiri
undangan dari pihak sekolah, karena momen seperti rapat-rapat orang tua
merupakan sarana yang efektif untuk menyampaikan pendapat, uneg-uneg serta usul
saran bagi pihak sekolah.
Untuk mendukung kerja sama yang baik maka guru dan orang
tua harus mengetahui apa yang bisa mereka lakukan untuk menumbuhkan motivasi
belajar anak. Guru harus menempatkan usaha memotivasi siswa pada perencanaan
pembelajarannya. Sebagai mana yang diungkapkan oleh Gagne yang dikutip oleh
Abdul Majid (2008:69) Siswa sadar akan tujuan yang harus dicapai dan bersedia
melibatkan diri. Hal ini sangat berperan karena siswa harus berusaha untuk
memeras otaknya sendiri. Kalau kadar motivasinya rendah siswa akan cenderung
membiarkan permasalahan yang diajukan. Maka peran guru dalam hal ini adalah
menimbulkan motivasi siswa dan menyadarkan siswa akan tujuan pembelajaran yang
harus dicapai.
Cara-Cara menumbuhkan Motivasi Belajar Siswa
1. Hal-Hal yang Dilakukan Oleh Guru
Sebagai komponen yang secara langsung
berhubungan dengan permasalah rendahnya motivasi belajar siswa, maka guru harus
mengetahui beberapa hal yang bisa dilakukannya untuk menumbuhkan motivasi
belajar siswa, diantaranya adalah :
·
Memilih
cara dan metode mengajar yang tepat
termasuk memperhatikan penampilannya
·
Menginformasilkan
dengan jelas tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
·
Menghubungkan
kegiatan belajar dengan minat siswa
·
Melibatkan
siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran misalnya melalui kerja kelompok
·
Melakukan
evaluasi dan menginformasikan hasilnya, sehingga siswa mendapat informasi yang
tepat tentang keberhasilan dan kegagalan dirinya
·
Melakukan
improvisasi-improvisasi yang bertujuan untuk menciptakan rasa senang anak
terhadap belajar. Misalnya kegiatan belajar diseling dengan bernyanyi bersama
atau sekedar bertepuk tangan yang meriah
·
Menanamkan
nilai atau pandangan hidup yang positif tentang belajar misalnya dalam agama
islam belajar dipandang sebagi sebuah kegiatan
jihad yang akan mendapatkan nilai amal disisi Allah.
·
Menceritakan
keberhasilan para tokoh-tokoh dunia yang dimulai dengan mimpi-mimpi mereka dan
ceritakan juga cara-cara mereka meraih mimpi-mimpi itu. Ajak siswa untuk bermimpi meraih sukses dalam
bidang apa saja seperti mimpinya para tokoh dunia tersebut.
·
Memberikan
respon positif kepada siswa ketika mereka berhasil melakukan sebuah tahapan
kegiatan belajar. Respon positif ini bisa berupa pujian, hadiah, atau
pernyataan-pernyataan positif laiinya.
2. Hal-Hal Yang Dilakukan oleh Orang Tua
·
Mengontrol
perkembangan belajar anak. Orang tua perlu menyediakan waktu untuk mengontrol
kegiatan anak.
·
Mengungkap
harapan-harapan yang realistis terhadap anak
·
Menanamkan
pemahaman agama yang baik khususnya yang terkait dengan motivasi
·
Melatih
anak untuk memecahkan masalahnya sendiri, orang tua melakukan pembimbingan
seperlunya
·
Tanyakanlah
keinginan dan cita-cita mereka. Berikan dukungan terhadap keingginan dan
cita-cita mereka. Arahkan mereka untuk meraih cita-cita itu dengan benar.
·
Menggunakan
hasil evaluasi yang diberikan oleh guru untuk menumbuhkan motivasi belajar
selanjutnya.
3. Hal-Hal Yang Dikerjakan oleh Ortu
dan Guru Secara Bersama
Ketika permasalahan rendahnya motivasi
sudah menjadi permasalahan yang serius yang tidak bisa diantispasi oleh guru
sendiri atau oleh orang tua sendiri, maka kerja sama antara guru dan orang tua
harus segera dilakukan. Ada beberapa cara yang bisa
dilakukan di ataranya :
1.
Mengidentifikasi
masalah yang terjadi pada siswa, cari factor penyebab yang mengakibatkan
rendahnya motivasi belajar siswa, identifikasi masalahnya.
2.
Mencari
solusi-solusi untuk memecahkan masalah yang terjadi pada anak. Cari masalah
yang bisa diatasi oleh guru, atau masalah yang bisa diatasi oleh orang tua
3.
Memberikan perlakuan yang tepat terhadap
anak, mereka sedang mengalami permasalahan, maka orang tua dan guru harus
mempunyai komitemen yang tinggi untuk
tidak menambah beban mereka dengan menyalahkan, mencemooh anak-anak.
4.
Libatkan
siswa untuk memecahkan permasalahannya. Orang tua, guru dan siswa perlu duduk
bersama untuk menyelesaikan permasalahannya.
Kesimpulan
Banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya motivasi
belajar siswa baik faktor yang ada dalam
diri siswa seperti minat, kemauan maupun faktor yang ada di luar siswa seperti
guru, orang tua, lingkungan sosial budaya dan
ekonomi. Menumbuhkan motivasi belajar siswa bukanlah pekerjaan yang
mudah. Proses menumbuhkan motivasi belajar siswa harus dilakukan secara bersama
oleh guru dan orang tua, kerja sama positif antara orang tua dan guru merupakan
hal yang mutlak.Orang tua dan guru bisa saling bekerja sama dengan memberikan
informasi timbal balik tentang siswa. Selain itu orang tua dan guru perlu
mengeindentifikasi permasalahan motivasi siswa,kemudian secara bersama mencari
solusi pemecahan masalah dengan melibatkan siswa.
DAFTAR
PUSTAKA
Budiningsih,C.Asri. 2005.Belajar dan Pembelajaran.Jakarta:
Rineka Cipta
Majid,Abdul 2008. Perencanaan Pembelajaran,
Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya
Usman, Uzer 2008. Menjadi Guru Profesional.
Bandung: Remaja Rosdakarya
Wlodsowski R.J
& Jaynes J.H. 2004.Hasrat Untuk Belajar. Jogjakarta: Pustaka
Pelajar
0 Response to "CONTOH MAKALAH GURU MENUMBUHKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI KERJA SAMA GURU DAN ORANG TUA"
Posting Komentar